Life music sebuah les musik yang cukup terkenal di kalangan anak muda. Murid-muridnya pun selalu keren-keren, berasal dari kalangan anak artis hingga orang biasa. Les itu hanya diadakan saat liburan sekolah. Tak ayal tempat itu selalu ramai karena banyak peminatnya. Sekadar ingin menghabiskan waktu liburan, atau memang benar-benar ingin belajar musik.
Pukul delapan, para murid sudah memadati lorong depan kelas mereka. Suara gaduh dan petikan gitar menggema menjadi satu. Lalu tiba-tiba seorang gadis datang, membuat murid lelaki yang memang lebih mendominasi langsung berhenti berbicara.
"Hai, Rein."
Gadis yang dipanggil Rein itu menoleh dan tersenyum seadanya. Dia berjalan menuju ujung lorong tanpa menoleh ke kanan-kiri. Sampai di depan kelasnya, dia bersandar di tembok lalu memasang earphone di kedua telinganya.
"Rein tuh," bisik salah satu lelaki yang sengaja menggondrongkan rambutnya, mumpung libur.
"Tahu. Emang kenapa?" balas lelaki berambut pendek yang sibuk memetik gitar itu.
"Lo nggak mau jadiin dia pacar? Cantik tuh!"
Lean menoleh ke gadis yang sedang dibicarakan temannya itu. Gadis itu mengenakan kaos putih polos yang tertutup vest warna biru dongker. Pandangan Lean lalu tertuju ke bawah, gadis itu mengenakan denim skirt selutut. Memperlihatkan kaki gadis itu yang kecil.
"Cantik nggak?"
Perhatian Lean teralih. Dia tersenyum miring lalu kembali memetik gitar. Dalam hati dia menjawab, cantik, tapi terlalu kurus.
"Ditanya malah diem. Banyak cowok yang naksir dia. Kalau lo suka tembak deh, gue yakin lo pasti diterima. Secara lo paling ganteng."
Mendengar kalimat itu Lean terkekeh. Memang pacaran harus karena ganteng dan cantik? Lean tak selalu memikirkan hal itu. "Enggalah. Ngapain macarin dia."
"Wah, lo nggak normal ya? Coba lihat dia lagi," kata teman Lean sambil menunjuk ke arah Rein.
Lean menurut, kembali menatap Rein dengan saksama. Arah pandang Lean tertuju ke wajah putih Rein. Di bagian pipi gadis itu terlihat ada jerawat besar, tapi sama sekali tak mengganggu. Lalu bibir gadis itu yang cukup mungil membuat Lean tersenyum. Dia yakin jika gadis itu tersenyum pasti langsung terlihat manis.
"Gimana? Suka nggak? Jadiin pacar deh!"
Lean menggeleng tegas. Dia lalu fokus dengan gitar di pangkuannya. "Pacaran mah nggak abadi."
"Terus."
Tett!!
Terdengar bunyi bel berbunyi. Beberapa guru les mereka mulai datang dan memasuki ruang kelas.
"Terus sekarang kita masuk," jawab Lean kemudian.
Teman Lean itu berjalan lebih dulu. Para murid yang sebelumnya memadati lorong kini berpindah alih memadati kelas masing-masing.
Lean masih di posisinya, memperhatikan Rein yang menggulung earphone lalu memasukkan ke dalam tas. Sepersekian detik tatapan mereka bertemu, Lean mengulas senyum tapi Rein langsung melengos.
"Judes ternyata," gumam Lean lalu beranjak dari tempatnya.
***
Red carpet telah digelar. Beberapa artis mulai berjalan di red carpet itu sambil mengulas senyum. Mereka berjalan sambil memamerkan gaun dari rancangan desainer kecintaan mereka. Tak lupa para reporter dan kameramen berebut untuk mewawancarai setiap artis yang datang.
Ulang tahun X tv selalu meriah. Penonton, artis dan semua kalangan selalu dibuat manja oleh serangkaian kegiatan yang menakjubkan. Tak lupa selalu ada nominasi dari berbagai kategori. Bukan hanya diperuntukan untuk artis maupun sutradara, tapi juga untuk karyawan terbaik dari X tv tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Scandal
General Fiction[TERSEDIA DI WEBNOVEL] Hidup Lareina Pramudita dan Leander Arsenio berubah sejak kemunculan gosip yang mereka timbulkan sendiri. Hidup keduanya seolah tak berhenti disorot media, hingga membuat Mama mereka yang bermusuhan mulai jengah. Mama mereka m...