"Gitu dong dari tadi, senyum."
Rein menunduk malu mendengar ucapan Miko. Sedangkan lelaki itu mengulun senyum melihat Rein yang malu-malu. Sangat kontras dengan peran judes Rein yang tadi di lokasi syuting.
"Lo mau ice cream gue nggak? Nih coba."
Rein menyendokkan sesendok ice cream vanilla ke Miko. Dia melihat lelaki itu tersenyum lantas menerima suapannya. "Rasa vanilla enak kan?" tanya Rein.
"Masih enak rasa strawberry."
"Enakan vanilla."
"Terserah."
Bibir Rein mengerucut mendengar ucapan Miko. Terserah? Entah Rein sedang sensitif atau bagaimana dia merasa ucapan Miko sebagai tanda mengakhiri perdebatan kecil mereka.
"Loh? Kok sekarang diem?"
Miko menatap Rein yang mendadak diam itu. Miko menggaruk tengkuknya yang tak gatal, merasa salah bicara.
"Nggak apa-apa kok."
"Nggak apa-apanya cewek itu artinya ada apa-apa. Lagu lama banget itu."
Rein diam saja lebih memilih menyantap ice cream vanilla daripada menjelaskan keanehan dirinya malam ini. Dia menoleh ke arah pintu saat terdengar suara gursak-grusuk. Dia tersentak melihat reporter berjalan masuk.
"Sialan!! Kenapa ke sini sih!!"
Miko melihat Rein menutup wajahnya dengan buku menu. Miko lantas menoleh mencari tahu penyebab keanehan itu. Dia melihat beberapa reporter berjalan cepat ke mejanya.
"Pemburu berita," gumam Miko.
Rein menoleh, melihat para reporter sekarang tengah mengerubungi meja. Dia menutup wajahnya dengan buku menu, satu tangannya mencari tas yang tadi dia letakkan di kursi sebelah. Dia harus kabur saat ini juga.
"Rein, apa kamu ada hubungan spesial dengan Miko? Lalu bagaimana hubunganmu dengan Lean?"
"Minggir!!" Rein berdiri usai menggapai tasnya lalu berjalan menjauh dari kerumunan reporter itu.
Melihat Rein beranjak, Miko pun beranjak. Dia tak menghiraukan pertanyaan reporter yang ditujukan kepadanya itu.
"Rein!! Tunggu!!" teriak Miko.
Rein menoleh, melihat Miko berjalan cepat ke arahnya. Saat Miko telah berdiri di depannya, Rein menggapai tangan lelaki itu dan keluar kafe.
"Rein!! Rein!! Tunggu Rein!!"
Miko dan Rein mendengar para reporter yang berteriak mengejar mereka. Miko menoleh, melihat dari arah kanan tiga reporter berlari mendekatinya. Miko menghentikan langkahnya membuat Rein menoleh kesal.
"Mik, kenapa malah berhenti sih?"
"Nggak usah menghindar, Rein. Mereka nggak bakal nyerah gitu aja."
"Terus lo mau gue jawab pertanyaan mereka gitu? Nggak penting, Mik."
Satu tangan Rein menyentak tangan Miko. Dia hendak pergi tapi tangan lelaki itu menahan lengannya.
"Guys. Kalau kalian tanya hubungan gue sama Rein, kami memang pacaran."
Tubuh Rein membeku. Perlahan dia menoleh dan menatap Miko, lelaki itu lalu tersenyum.
"Lalu mengapa Rein tampak mesra dengan Lean semalam?"
Miko tersenyum tipis. Satu tangannya menarik pinggang Rein agar mendekat ke arahnya.
"Mereka sama-sama mabuk dan nggak sadar," jawabnya.
"Apa kamu nggak marah mengetahui Rein berciuman dengan Lean?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Scandal
Beletrie[TERSEDIA DI WEBNOVEL] Hidup Lareina Pramudita dan Leander Arsenio berubah sejak kemunculan gosip yang mereka timbulkan sendiri. Hidup keduanya seolah tak berhenti disorot media, hingga membuat Mama mereka yang bermusuhan mulai jengah. Mama mereka m...