Satu

44.1K 2.2K 34
                                    

"Sekarang jelasin, Lean!! Bener kamu ada hubungan sama anak penyihir itu?"

"Penyihir siapa, Mi?"

"Nggak usah sok nggak tahu, Lean!!"

Lean terkekeh mendengar ucapan Maminya. Dia menyandarkan tubuhnya di sofa dan menatap Maminya yang betah berdiri di dekat pintu.

"Mi, cuma gosip kok," jawab Lean.

Atika--Mami Lean menggeleng tak begitu saja percaya dengan ucapan anaknya itu. "Kalau cuma gosip ciuman barusan apa?"

Lean tersenyum miring, ingat saat sedang mandi ada yang memencet bel tak sabaran. Saat melihat Rein di depan pintu, Lean tahu kalau gadis itu masih marah, lalu terjadilah saat Rein memukulnya. Lean tak menahan pukulan Rein, dia membiarkan gadis itu memukulnya sampai puas. Lean tahu, gadis itu hanya ingin mengeluarkan unek-uneknya.

Saat Maminya datang, Rein buru-buru pulang. Lean hanya terkekeh melihat gadis itu yang buru-buru pergi.

"Kenapa senyum-senyum, Lean?"

Senyum seketika Lean terhenti. Dia menatap Maminya yang sekarang duduk di sofa singel.

"Mi, Lean cuma gemes sama tuh cewek. Dateng-dateng langsung marah-marah. Ya udah Lean cium."

"Kamu bilang apa, Lean? Gemes? Kamu nggak boleh gemes ke anak penyihir itu, Lean!!"

Lean manggut-manggut hafal dengan perilaku Maminya yang tak suka dengan mama Rein. Dia selama ini tak pernah dekat dengan Rein, kecuali semalam. Meski begitu Lean cukup tahu tentang Rein, adik tingkatnya les musik dulu.

"Inget ya, Lean. Mami nggak mau kejadian ini keulang."

Brak!!

Tatapan Lean tertuju ke pintu yang tertutup itu. Dia mendesah, begitulah Maminya selalu pergi tanpa pamit.

Lean lalu beranjak dari posisinya. Dia harus bersiap-siap untuk manggung di salah satu stasiun tv.

Saat hendak mengambil ponsel di nakas, ponselnya berbunyi dan menampilkan nama Nasti. Lean mendesah, risih dengan wanita bernama Nasti yang akhir-akhir ini gencar mendekatinya.

Lean menyambar ponselnya dan mengangkat panggilan itu. "Halo, Nas," jawabnya malas.

"Lean, hari ini lo sibuk? Jalan yuk."

Mendengar ucapan Nasti, Lean menggeleng. Biasanya yang gencar mengajak keluar adalah pihak lelaki, tapi itu tak berlaku untuk Nasti. Lean berjalan keluar apartemen sambil melakukan sambungan.

"Kayaknya nggak bisa. Gue ada syuting sampai malem," jawabnya tak sepenuhnya bohong.

Dia memang ada syuting di acara sebuah hotel nanti malam. Sedangkan saat siang, dia free.

"Emang nggak ada waktu buat gue?"

Lean mengernyit. Nggak ada waktu? Nasti bertindak seolah sudah memiliki hubungan lebih dengan Lean.

"Nggak bisa, Nas. Lo tahu gue sibuk."

"Kalau habis lo manggung nanti malem? Lo nggak bisa juga?"

"Gue nggak--"

Brak!!

Ucapan Lean terputus saat dia keluar lift dan ada yang menabraknya. Tatapannya teruju ke seorang gadis yang tengah menunduk dan memungut belanjaan. Lean buru-buru menunduk dan membantu gadis itu.

"Sorry," katanya.

"Gak usah bantuin gue!!"

Lean menatap gadis yang menunduk itu. Dia tak bisa melihat wajah gadis itu karena terutup oleh rambut. Namun mendengar suara itu, Lean yakin kalau itu Rein.

Romantic ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang