'Sepertinya keputusanku sudah benar'
"Baiklah, aku akan ikut kalian untuk menghabiskan waktuku" aku berkata tanpa ragu sambil meyakinkan diriku sendiri terhadap apa yang telah aku lakukan.
"Benarkah? " mereka bertiga mengucapkannya serentak dengan tatapan tidak percaya.
"Apakah kau akan baik baik saja jika hari ini tidak belajar ?" pertanyaan konyol itu terlontar dari mulut Jungkook dengan polosnya. "Yak! Jeon Jungkook, apakah kau bertambah bodoh karena pukulan Taehyung? Tentu saja dia akan baik baik saja tanpa belajar, dia juga manusia seperti kita" ucap Jimin. "Tapi tidak seperti kamu yang terlalu bodoh" tambah Taehyung dengan nada mengejek dan kami pun tertawa melihat Jungkook dengan wajah kesalnya.
"Baiklah, kali ini kita akan ke mana?" tanyaku sedikit ragu. "Kemanapun yang kau inginkan" Jimin menjawab. "Kemana? Aku tidak tahu harus kemana?" aku tersenyum dan menautkan rambutku ke belakang telinga.
"Oh aku punya ide, kemarin aku memenangkan sebuah kuis dan mendapatkan kupon karaoke untuk large room. Bagaimana jika kita ke sana?" Jungkook mengusulkan. "Bukan ide buruk, bagaimana denganmu?" Taehyung balik bertanya kepadaku. "Tentu saja, aku akan ikut kalian".
Apakah ini yang dilakukan teman temanku saat bermain bersama? Entahlah, aku tidak pernah merasakan semua ini sebelumnya. Aku merasa cukup bahagia dengan diriku sendiri. Ternyata aku salah, masih banyak kebahagian yang belum pernah aku rasakan.
---
Aku berjalan di belakang mereka. Semakin lama jarak antara aku dan mereka semakin melebar. Aku terus berjalan mengikuti mereka dan berusaha menyamai langkah mereka tanpa terlihat berlari. Sepertinya Taehyung menyadari ketertinggalanku, beberapa langkah kemudian ia membalikan badannya dan menungguku menyusulnya sambil menampakkan segurat senyuman misteriusnya. Sedangkan Jimin dan Jungkook tetap melaju di depan.
"Jalanmu lambat seperti siput" ejek Taehyung kepadaku yang mulai sedikit berkeringat beberapa langkah di belakangnya. "Kalian saja yang berkaki kaki panjang" balasku dengan kesal.
"Ayolah siput keluarkan turbo mu untuk mengejar mereka di depan" Taehyung terkekeh sambil menarik tanganku, mengajakku berlari untuk mengejar Jimin dan Jungkook yang sudah tak terlihat. Sepertinya mereka berbelok ke arah lain.
Kami menyusuri jalan yang berliku liku yang katanya itu adalah jalan pintas menuju tempat karaoke. Sudah berapa banyak belokan yang kami lalui tapi tempat karaokenya tak pernah terlihat.
"Apakah tempatnya masih jauh? " tanyaku sambil terengah masih berlari kecil bersama Taehyung yang lebih terlihat dia menyeretku. "Jika kamu sudah kelelahan sepertinya kita akan segera sampai, tapi sepertinya kamu masih kuat untuk berlari" jawabnya sambil tertawa jahil.
"Apa yang kau maksud? Aku sudah kelelahan". Kemudian Taehyung berhenti berlari, begitupun denganku "Baiklah ayo kita kembali". Masih dengan tangannya yang memegangi pergelangan tanganku, dia menarikku kembali untuk berlari ke arah jalan yang kami lalui tadi. "Apa maksudmu? Jadi dari tadi kau hanya mengajakku berlari tanpa tujuan?" Ucapku kesal. Pantas saja senyuman di wajahnya tidak pernah hilang sejak dia menyeretku.
"Iyaa, apa kamu tidak menyadari bahwa tempat karaokenya sudah terlewat?" Jawabnya enteng dengan senyuman yang sekarang terlihat begitu menyebalkan. Senyumnya diiringi tawa kecil, menambahkan kesan lebih menyebalkan lagi. Bagaimana bisa dia menjahiliku seperti itu bahkan aku belum pernah berbicara dengan akrab sebelumnya.
Tidak seperti dia yang terlihat biasa saja setelah berlari cukup lama, sekarang aku bisa membayangkan penampilanku yang berantakan sambil terengah.
"Mianhae" Taehyung berkata setelah mendapati ku yang membisu penuh kekesalan. Kali ini dia melepaskan pegangannya dan mulai berjalan. "Itu tempatnya, apa kau tadi tidak melihatnya?" Taehyung menunjuk sebuah bangunan bertuliskan KakaoKaraoke. Lagi lagi dia tertawa melihatku yang penuh kekesalan.
Di depan pintu terdapat seorang penjaga yang berbadan cukup tegap, kemudian dia melihat kedatangan ku dan Taehyung "Wow kau sudah mendapatkan wanita sepagi ini" ujar pria tersebut dengan kekehan menjengkelkan, kali ini benar benar menjengkelkan tidak seperti kekehan milik Taehyung. "Dia temanku" ucapnya tegas. Kemudian Taehyung memegang lengan penjaga itu dengan keras, menggeserkan tubuhnya dengan kasar dan menarikku untuk masuk.
Entah kenapa sekarang Taehyung terlihat dewasa, raut di wajahnya menjadi lebih serius dan bisa kubilang lebih menyeramkan daripada tampang penjaga tadi. Dia bisa menempatkan diri di dengan baik dan hal ini juga mengingatkanku pada sebuah harapan yang pernah terlupakan.
Dengan raut wajah yang masih terlihat kesal, dia menanyakan ruangan yang sudah dipesan atas nama Jungkook. "Taehyung-ah kau baik baik saja?" Tanyaku. "Iya, aku baik baik saja" dengan cepat dia mengontrol wajahnya dan terlihat sedikit lebih tenang. Kami pun berjalan menyusuri lorong karaoke dan sampai.
Di dalam sudah ada Jungkook dan Jimin yang tengah memilih lagu. Taehyung menyimpan tasnya dan kembali keluar untuk membeli benerapa camilan.
"Dari mana saja kalian? kenapa lama sekali? dan ada apa denganmu yang berkeringat seperti itu?" Tanya jimin. Akupun menceritakan semuanya tentang Taehyung yang menjahiliku. Mereka ikut tertawa di atas penderitaanku sambil bernyanyi nyanyi dengan riang. Sampai beberapa lagu, tawa kecil itu masih bisa aku dengar.
Aku tidak pernah mengira, ternyata suara mereka begitu merdu. Mereka menyanyikan salah satu lagu Bangtan Boys, salah satu boyband yang sedang populer di kalangan remaja.
(I'm Fine) 🎵🎵
I'm opening my eyes under the sky that's so blue that it's cold~~
The out-pouring sunlight makes me feel dizzy~~
My breath is quickening, my heart is racing
I can feel it so easily that I'm aliveIt's alright, even if it's not us
Even if sadness erases me
Even if there are clouds
Even if I'm in an endless dream
Even if I'm endlessly crumpled
Even if my wings are torn
Even if some day, I'm not me anymore
It's alright, only I am my own salvation
I won't ever die in this walk
How you doin? Im fine
My sky is clear
All pain, say goodbye
Goodbye.
...........
..................---
Setelah dari tempat itu, kami menyempatkan diri untuk makan siang dan kembali ke kampus untuk menghadiri mata kuliah lain.
Semua kembali seperti biasa, seolah tidak pernah ada yang terjadi diantara kami. Bagi mereka hal yang telah kami lakukan bersama adalah hal yang wajar. Berbeda dengan ku yang menganggapnya luar biasa, otakku bahkan tidak pernah bisa membayangkannya, semua terjadi begitu saja seperti sebuah takdir yang harus aku lalui.
Hari itu membuatku membuka mata, memahami arti kehidupan yang sesungguhnya bukanlah hanya sekedar menjadi sosok yang sukses, suatu keberhasilan yang sesungguhnya bukan ditentukan oleh selembar kertas yang dipuja puja, melainkan suatu kebahagian yang nyata. Kebahagian yang aku rasakan saat orang orang di sekitarku mendapatkan suatu nikmat.
***
Y
eaaa.....
🎉 Happy brojol day my account🎉
🎁🎁🎁Makasih yang udah baca tungguin chapter #3 nyaa lagi yaa
Jangan lupa Vomentnya 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Ending
FanfictionAku bersyukur karena pernah merasakan semuanya. Setidaknya aku pernah merasakannya meski akhirnya aku harus merelakannya. Jika aku bisa memilih, aku lebih memilih menjadi orang terbodoh di muka bumi ini. Mungkin aku akan bahagia hidup dalam sebuah i...