Taehyung menangkupkan kedua tangannya pada pipiku, kemudian dia menekannya bersamaan membuat kedua bibirku terangkat. Tawaku terhenti dan dia semakin mendekatkan wajahnya padaku.
Aku merasa pusing melihat wajahnya yang terlalu dekat dengan wajahku. "Sudah cukup kau menertawakanku? Sekarang bagaimana?" Dia bertanya tanpa menjauhkan diri sedikitpun.
Dari jarak sedekat ini aku bisa merasakan napasnya yang tenang. Tidak seperti biasanya wajah Taehyung kini terlihat lebih serius. Melihatnya seperti ini membuatku kesulitan untuk bernafas, detak jantungku semakin lama semakin cepat, mataku tidak bisa mengelak dari tatapannya yang tajam.
'Aku tidak terbiasa, melihatnya seperti ini. Dia terlihat menyeramkan, aku tidak bisa membiarkannya terus seperti ini. Dia mengancam kesehatan jantungku. Apa yang harus aku lakukan? Aku benar benar tidak mengerti. Apa aku harus............'
"Hahahahahha wajahmu terlihat lucu" terdengar suara tawa sangat keras membuat gendang telingaku terasa berdengung. Taehyung menjahiliku. Dia begitu puas menertawakanku yang masih kebingungan. Tangannyapun melepaskan kedua pipiku yang mulai memerah. Dia menekannya terlalu keras ditambah dengan emosiku yang mulai meluap luap.
"Dasar orang gila! " gerutuku yang dengan senganya dikeraskan supaya Taehyung dapat mendengarnya. Aku pun melangkahkan kaki ke arah dapur untuk membuat secangkir teh manis. Taehyung mengikutiku di belakang "aku gila karenamu Soon Mi-ah" dia berusaha menggodaku, tapi aku menghiraukan perkataannya hingga tehku pun siap dinikmati.
"Yeaa, aku dibuatkan secangkir teh oleh kekasihku" Taehyung dengan tidak tahu diri merebut secangkir teh dari tanganku dan segera meminumnya. Baru tegukan pertama dia terlihat kepanasan dan menghentikan tegukan selanjutnya.
"Siapa yang bilang itu untukmu? Begitulah akibatnya karena merebut minuman orang dengan paksa" ucapku kembali ke ruang tengah dengan Taehyung yang mengekoriku.
"Jadi sekarang kamu sudah mengakuiku sebagai kekasihmu?" Ujar Taehyung yang memecah kesunyian beberapa saat yang lalu. "Mwo? Apa kamu sedang sakit?" Ucapku sambil mencoba menggapai dahinya. Saat tanganku menyentuh dahinya ternyata memang benar dia terasa lebih panas dari suhu biasanya.
"Yaa, kamu benar benar demam Kim Taehyung!" Kali ini aku merasa panik aku menyuruhnya untuk membaringkan badan di sofa sementara aku mengambil selimut dari lemariku. Setelah itu Aku memberikannya obat penurun demam diapun mengikuti apa yang aku suruh. "Soon Mi, kepalaku mendidih karena memikirkanmu" Taehyung tersenyum jahil dengan matanya yang mulai berat karena efek obat yang aku berikan. Aku merasa heran kenapa obatnya begitu cepat bereaksi padanya. "Istirahatlah dan hentikan halusinasimu itu" aku meninggalkannya di ruang tengah dan aku segera menuju dapur, mencari makanan yang bisa Taehyung makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Ending
FanfictionAku bersyukur karena pernah merasakan semuanya. Setidaknya aku pernah merasakannya meski akhirnya aku harus merelakannya. Jika aku bisa memilih, aku lebih memilih menjadi orang terbodoh di muka bumi ini. Mungkin aku akan bahagia hidup dalam sebuah i...