Nazhor

1.3K 165 22
                                    

Malam ini merupakan malam yang di tunggu-tunggu oleh Tsunade, di mana ia berniat mengajak Hinata dan Hanabi makan malam di kediaman Namikaze. Bukan tanpa alasan wanita itu mengundang Hinata, tetapi ia ingin tahu apakah gadis itu merasa nyaman dengan cucu nya ini. Uhh, setelah menjadi nenek, ingin sekali ia merasakan menjadj buyut di usia tua nya.

Mobil xenia biru itu baru saja sampai di halaman mashion, Hinata dan Hanabi turun dari mobil dan berjalan di belakang Shizune yang merupakan pembantu suruhan Tsunade agar mereka tidak berduaan di di dalam mobil. Walaupun ada Hanabi, Jiraya tidak sepenuhnya percaya pada Naruto. Bisa saja pria itu khilaf dan semua itu akan berakibat buruk.

"Subhanallah"

Emethyst Hinata menatap kagum ruang tamu megah mashion itu, ia melepas alas kaki nya dan hanya memakai kaos kaki untuk menutupi aurat nya. Di meja makan sudah ada Tsunade dan Jiraya, Hinata tersenyum, ia sedikit menunduk karena malu.

"Duduk lah Hinata, setelah makan, nenek ingin menanyakan sesuatu." Ujar Tsunade. Hinata mengangguk, ia duduk di sebelah Hanabi dan berhadapan dengan Tsunade.

~ ~ ~

Yang tadi nya di meja makan kini sudah berpindah ke ruang tamu, Naruto terlihat begitu wibawa di antara mereka semua, tubuh tegap nya dan wajah kokoh nya yang masih sedatar aspal. Hinata meneguk savila nya dengan susah payah, sebelum pandangan nya kembali turun karena pertanyaan Tsunade barusan.

"Bagaimana?" Tanya Tsunade penasaran. Hinata menunduk.

.

.

Hinata Pov

Ya allah..

Dia tegap dan bijaksana..
Bicara nya lembut tetapi kenapa wajah nya menakutkan..

Apakah Naruto-san adalah pria yang engkau pilih untuk ku?
Hanya saja, hamba mu ini merasa tidak pantas bersanding dengan keluarga kaya harta dan ilmu seperti mereka..

Ku lihat Hanabi dan yang lain nya menanti jawaban diriku, apakah di balik wajah datar nya ia merasakan hal yang sama seperti jantung ku ini..

Kenapa aku begitu gugup..

.

.

End Pov

"Hinata-chan.."

Hinata yang sedari tadi melamun mulai tersadar, ia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya secara perlahan. Tangan nya yang gemetar mulai meremas rok nya, Hinata lagi-lagi hanya menunduk.

Tsunade menatap kecewa Hinata yang hanya diam di tempat nya, di lirik nya sang cucu yang masih bersikap tenang. Tsunade sedikit merutuki tatapan dingin itu, bisa kah ia mencabut mata itu sekarang dan tidak membuat Hinata takut di buat nya. Tsunade menghela nafas.

"Hinata-chann.."

Panggilan itu membuat semua orang di ruangan itu menoleh, Hinata yang merasa di panggil hanya melirik sekilas, ia tidak mau terlalu larut dalam safir yang melembut itu. Semua nya masih diam, menunggu apa yang ingin Naruto katakan.

"Hinata-chan, sholat lah istikharah malam ini."

Hinata yang mendengar itu mengangkat kepala nya, untuk pertama kali nya ia melihat senyum di wajah pria itu. Hinata lagi-lagi menunduk, seulas senyum tipis mengembang di wajah cantik nya yang mulus. Benar, dan lagi-lagi pria itu mengingatkan nya kepada Allah. Hinata senang, sangat senang..

Found A LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang