Akad

1.9K 186 18
                                    

September, adalah hari di tetapkan nya akad untuk kedua orang yang sebentar lagi akan melepaskan status lajang mereka. Disini, di halaman kampung kecil tempat mempelai perempuan tinggal. Sebuah dekorasi sederhana sudah selesai di persiapkan dengan sempurna.

Naruto dan keluarga nya baru saja sampai ke tempat dimana Hinata tinggal, dia terlihat begitu tampan dengan baju kokoh yang warna nya di pilih senada dengan pakaian Hinata. Para tetangga pun turut hadir sebagai saksi, Naruto duduk berhadapan dengan Neji, kakak tertua Hinata yang selama ini tinggal di Osaka dan menjadi wali dalam pernikahan adik kesayangannya itu.

"Bagaimana? Sudah selesai?"

Perias itu menoleh saat mendengar suara Tsunade dan tubuhnya yang memasuki kamar, perias itu hanya tersenyum. "Lihatlah, gadis ini sangat cantik." Guman nya.

Hinata membuka mata nya, make up tipis itu membuat wajah nya terlihat sedikit berbeda. Sedikit polesan lipstik berwarna merah jambu itu terasa sangat manis di rasakan oleh lidah nya. Hinata tersenyum, ia langsung menunduk saat menyadari bahwa Tsunade sedari tadi sedang sibuk memperhatikan nya.

~ ~ ~

"Bagaimana, anda sudah siap?" Tanya kyai. Naruto yang tersadar dari lamunan nya sedikit gelagapan, ia mengangguk.

"Ya saya siap."

Naruto menyambut tangan Neji yang mengulur di atas meja, mereka kini seolah sedang bersalaman. Sedangkan Hinata, dia tampak gugup dari balik dinding yang sengaja dipersiapkan untuk diri nya berdiam diri selama ijab kabul. Disamping nya ada Hanabi, Hinata menganggam tangan Hanabi, jangan pingsan.. jangan pingsan..

"Bismillah, saya nikah kah anda Naruto Namikaze bin Minato Namikaze dengan adik perempuan saya Hinata Hyuuga binti Hiashi Hyuuga dengan mas kawin seperangkat alat sholat (dll) sudah di bayar tunai!"

"Saya terima nikah nya, Hinata Hyuuga binti Hiashi Hyuuga, adik anda dengan saya sendiri. Dengan mas kawin seperangkat alat sholat (dll) di bayar tunai!!"

"Bagaimana para saksi? Sah?" Tanya Kyai.

"Sahh!!"

"Alhamdulillah.."

Semua orang mengangkat tangan mereka untuk berdoa yang di pimpin oleh kyai tersebut, setelah doa selesai. Ruangan ini seketika menjadi hening, Jiraya menyenggol lengan Naruto yang terdiam dengan sikut nya.

"Jemput dia!" Perintah Jiraya sambil berbisik.

Naruto meneguk savila nya, pipi nya mendadak sakit karena menahan senyum yang tak bisa lagi tertahankan. Semua orang di ruangan itu seketika menjadi histeris saat melihat Naruto yang perlahan mulai berdiri.

Sedangkan di dalam persembunyiannya, Hinata merasakan sesuatu gejolak aneh. Pipi nya tiba-tiba saja merona, Tsunade memeluk Hanabi dengan erat, mereka sengaja melepaskan tangan Hinata saat melihat Naruto yang sudah semakin dekat.

Tap!

Naruto menatap lekat Hinata yang tertunduk malu, tangan nya terulur ingin membawa gadis nya itu untuk duduk. Hinata menggeleng, liquid bening tiba-tiba saja menetes melewati pipi nya yang merona dengan senyum yang tak kunjung pudar dari wajah gadis itu.

"Ayolah kakak, kasihan suami mu itu.. " goda Hanabi.

Naruto tidak bisa lagi menyembunyikan wajah senang nya, akhirnya pun setelah melalui sedikit hambatan, kedua tangan itu saling terpaut untuk pertama kali nya. Berjalan dengan saling menggenggam satu sama lain, dan Hinata, wajah nya kini benar-benar merah seperti kepiting rebus.

Found A LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang