Sejadah Cinta

43 3 5
                                    

Oleh: Nia Daniati

Part 3

Alhamdulillah. Ayah dan ibu selalu mendukung dan mengerti dengan keputusanku. Aku merasa legah, aku percaya ini keputusan terbaik.
Maafkan aku kak, kau lelaki baik, banyak pula wanita baik yang menantimu.
Sesak, meskipun berat, aku harus berani mengambil keputusan.
Inilah hakikat cinta. Jikalau Allah mentakdirkan kita untuk bersatu, kau tak akan kemana, kita menengadah pada langit yang sama, Tuhan yang sama dan mungkin juga rasa yang sama.

Aku lulus beasiswa dan melanjutkan kuliah di salah satu Universitas Islam di Aceh. Bahagia, karena dengan beasiswa ini tentu akan membantu meringankan beban ayah dan ibu.
Ini takdirku, selalu menjadi anak rantau. Lihat, belum sebulan aku diam di kampung, pergi lagi. Entah sampai kapan aku nomaden seperti ini. Jalan takdirku hanya Allah yang tahu, sebagai manusia kita hanya bisa menjalani dan melewatinya dengan taqwa yang tertanam dalam jiwa.

Aku pergi, ku lihat dia mengintip kepergianku dari celah jendela rumahnya. Tak adakah sebait kata perpisahan untuk ku? Tak ku sadari embun hangat mendesak dari sudut mataku, seperti ada sebongka batu dalam dadaku, aku terus menahan isak di sepanjang perjalananku, aku terus berfikir dan belum mengerti dengan rasa ini. Wajarkah seorang adik menyimpan rasa sedalam ini? Ku rasa ini bukan getaran biasa, aku pasti telah jatuh cinta. Aku menepis air mataku yang sedari tadi bercucuran membahasi cadar hitam ku.
Aku berharap tak akan ada sesal nantinya, aku berusaha menenangkan diri dengan mendengar lantunan ayat suci dari ponsel ku.

Perjalananku dari kampung, Pulau Selayar yang teletak di Provinsi Sulawesi Selatan menuju Aceh itu bukanlah perjalanan yang singkat, memakan waktu berjam-jam bahkan berhari-hari barulah sampai ke tempat tujuan.
Aku menikmati perjalananku, ini langkah awal untuk belajar menyelami ilmu agama. Kali ini aku akan jarang pulang kampung, karena akan menghabiskan banyak biaya, kasihan ayah dan ibu.

Hari-hari ku disibukkan dengan kuliah, alhamdulillah. Berada jauh darinya membuat kesedihanku terkikis oleh waktu, aku akan kembali seperti biasa. Meskipun kadang dadaku membuncah saat mengingat kembali kenangan masa kecil kami, aku berusaha mengikisnya dan kembali sibuk dengan aktifitasku.

Selamat tinggal kak, aku akan mengurung rasa ini dan menyimpannya dalam liang hati ku yang terdalam :)
~Bersambung....

Sejadah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang