tangannya gemetaran, untuk menekan nomor yang dituju rasanya sulit sekali. entah sudah beberapa kali ia salah terus untuk memencet nomor.
110.
akhirnya nomor tersebut mulai tersambung, wonwoo harap cemas polisi segera mengangkat teleponnya namun sayang teleponnya tak kunjung dijawab.
jam 2 pagi memangnya apa ada polisi berjaga di jam segini?
“melaporkan atau dibunuh?”
tersentak kaget mendengar suara berat itu, tak disangka pelakunya sudah berada di depannya. jangan lupa mata merah menyala beserta seringaian masih tercetak di wajahnya.
“k-kamu siapa? bagaimana bisa berada disini?!” teriaknya ketakutan.
“kamu lupa? kamu sendiri lah yang membawaku kesini.”
“aku tidak pernah membawa orang asing seperti mu ke apartemen ku!”
“ini,” lelaki itu menunjukkan sebuah brosur yang masih tidak ada seseorang di dalam sana, “kamu sudah pernah melihat ku disini kan? dan aku yakin kamu pasti bisa menebaknya.”
kaget bukan main, dirinya mengerti sekarang.
lelaki yang ada di depannya itu sama persis yang ada di dalam brosur, dan artinya lelaki asing itu bisa keluar dari brosur itu?
“Halo?”
panggilan sudah terangkat, namun lidahnya terasa sangat kelu untuk menjawab panggilan dari seberang sana.
“laporkan saja, lagian percuma jika kamu melakukan itu dan pada akhirnya kamu akan mati juga.”
“Halo, ada yang bisa kami bantu?”
wonwoo tidak tahu harus berbuat apa, bahkan ia hanya pasrah ketika kedua tangan lelaki asing bernama mingyu itu mulai mencekik pada lehernya hingga nafasnya mulai tercekat.
Apakah aku akan mati konyol seperti ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
the man in brochure.
Historia Cortaㅡin which wonwoo found a brochure about the search for a suspect, and also a reward of 300 million.