Gue nulisnya enjoy banget, tanpa editor, nggak dibaca berulang-ulang, so kalian aja yang saya suruh baca. hahaha
Gedung-gedung masih berdiri tegap menghalangi sinar matahari yang kuning kemerahan itu. Membuat bayangan-bayanagan hitam yang besar dan panjang. Menyisakan barisan para cahaya yang terhimpit. Hampir semua kelas sudah selesai dan anak-anak menunggu jemputana entah ojek online, saudara, teman, atau pacar. Mereka tersebar di pinggir jalan serta di warung-warung deket sekolahan.
"Mampus kita, mampus" keluh Rani saat mereka berjalan pulang.
"Kenapa Ran?" Tanya Alia.
"Kalo tadi yang dikatakan Aldo bener, Dipa bilang kalo kamu itu pacarnya, entah itu ngaco atau enggak, tapi gossip itu menyebar, kita bakalan berurusan sama monster licik nomer wahid di sekolahan ini." Jawab Rani.
"Dulu ada cewek yang bonceng Dipa berangkat sekolah, karena rumahnya deket sama Dipa. Semenjak mereka digosipkan pacaran, Cewek itu tiba-tiba mengundurkan diri dari sekolahan. Katanya orangtua cewek itu juga tiba-tiba dipecat dari kantornya." Yayuk menambahkan.
"Apa-apaan sih kalian, ya jelas ngacolah tu Dipa. Kenal aja nggak, cihh sory. Lagian guwe juga udah punya cowok di Jakarta." Balas Alia sedikit kesel.
"Yaudahsih, aku juga sebel sebenernya sama cewek itu. Besok kita hadapi bareng-bareng.Aku pulang duluan, udah dijemput nih, bye." Ujar Rani sambil melambaikantangan.
Hari setelahnya, Pukul 6.30 pagi.
Alia memasuki gerbang sekolahan dan menuju ke kelasnya yang berada di lantai 2 ujung utara. Sesampainya di tangga, ia melihat Rani dan Yayuk beradu muka dengan beberapa wanita yang tampaknya sedang menghalangi jalan. Rani dan Yayuk terlihat sedikit marah, namun para wanita itu tetep berdiri sambil menenteng tangan mereka. Semua mata tiba-tiba tertuju pada Alia.
"Ini nih, cewek murahan dari ibukota." Kata salah satu cewek itu dengan wajah sinis. Alia mencoba untuk bersabar.
"Eh kamu gausah ganggu Alia." Rani mencoba membalas.
"Aku nggak akan ganggu kok, aku Cuma butuh ngobrol sebentar, kami kan belum saling kenal, so alangkah baiknya jika kami bertegur sama dulu." Ujar cewek itu meneruskan, sambil berjalan mendekati Alia.
"Selamat pagi Alia, kenalkan nama saya Zaenab. Saya pacarnya Dipa Dewantoro, yang kemaren kamu sok centil sama dia. Terus kamu sengaja hujan-hujan biar bisa pinjem hoodienya dia. Perlu saya ingatkan ya putri cantik dari ibukota, kalo kamu deketin Dipa lagi, kamu nggak akan bisa tenang di sekolahan ini." Ujar Zaenab sambil tersenyum sinis serta menatap mata Alia.
Alia hanya diam, dan berusaha mengendalikan diri. Mencoba mengerti situasi dirinya hanyalah murid baru di sekolahan ini. Dan ia mengingat lagi tujuan ia datang kesini untuk belajar bukan untuk mencari masalah.
Zaenab memberi isyarat kepada kelompoknya untuk pergi meninggalkan Alia dan tenman-temannya.
"Pacar dari mana? Dari Hongkong?" Keluh Rani sambil melihat gerombolan wanita itu pergi.
"Emang Zaenab sama Dipa pernah liburann bareng ke Hongkong?" Tanya Yayuk polos.
"Iyaa, mereka bisa ngumpulin bungkus permen karet YOBEL! Yaaa engggak lahh Yayyukkk!! Itu kan Cuma kiasan" Balas Rani sedikit kesal. Alia nyekikik melihat tingkah mereka berdua.
"Malah ketawa, kamu tu lagi dapet masalah malah sempet-sempetnya ketawa" Tambah Rani yang masih kesal.
"Udah udah, masalahnya udah selesai kok, males gue ngeladenin cewek begituan, lagian gue juga gak minat sama si Dipa." Ujar Alia mencoba menenangkan situasi, sambil merangkul kedua temannya.
Bel tanda pelajaran akan segera dimulai sudah berbunyi, mereka masuk ke kelas dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Pelajaran pertama, Biologi, Pak Lilik mengajarkan sistem reproduksi. Memperlihatkan gambar-gambar organ reproduksi memalui proyektor. Tiba-tiba ada seorang Laki-laki yang mengetuk pintu lalu berbicara dengan Pak Lilik.
"Tolong yang bernama Alia segera ke bawah, ke ruang guru." Ujar Pak Lilik kepada seluruh kelas. Alia, Rani, dan Yayuk pun kaget.
"Kalo boleh tahu ada urusan apa ya pak?" Rani mengangkat tangan.
"Kamu yang bernama Alia?" Tanya Pak Lilik.
Saat Rani akan menjawab, Alia sudah berdiri.
"Saya Alia pak, Saya akan kesana." Alia menuju pintu kelas, setelah menatap Rani dan Yayuk, mengisyaratkan 'its oke'"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIA
Teen FictionAlia bagaikan kembang kota yang terpaksa tumbuh di kebun, Mengalami kisah cinta yang penuh akan persoalan gengsi