Cuaca hari ini sangat panas. Sepanas hati seorang Asita Delima.
Gimana gak panas?
Acara kencan yang sudah di tunggu-tunggu sejak sebulan yang lalu harus kacau karena saat ini sang kekasih sedang bersenda gurau dengan mantannya.
Sebulan kemarin pacarnya sibuk dengan turnamen-turnamen bulutangkis.
Muhammad Rian Ardianto.
Siapa yang tidak kenal dia?
Rian adalah salah satu atlet kebanggaan Indonesia.
Apalagi setelah Asian Games. Rian serta rekan pebulutangkisnya semakin terkenal.
Asita hanya bisa cemberut saja menunggu Rian yang tidak peka.
"Mas Rian, aku ke toilet dulu ya" karena terlalu bosan, akhirnya Asita beralasan pergi ke toilet.
Butuh waktu 30 menit untuk sampai ke tujuan yang Asita maksud.
Ya toilet.
Toilet yang ada di rumahnya.
"Loh kok cepet banget pulangnya? Katanya mau kencan sama Rian" mama Asita bingung melihat Asita yang sudah berada di rumah. Baru satu jam yang lalu Rian mengajak Asita pergi.
"Mules, ma" lalu Asita langsung pergi ke toilet yang ada di kamarnya.
Emang di sana gak ada toilet? Kata mamanya dalam hati.
Tak lama setelah Asita pergi ke kamarnya, Rian datang sambil menenteng plastik bermerk makanan juga lilin.
"Assalamu'alaikum, Tante" kebetulan mama Asita masih berada di depan pintu.
"Wa'alaikumsalam, eh Rian. Masuk sini, Asitanya ada di kamar" mama Asita tidak banyak bertanya, karena dia tidak mau ikut campur.
"Di luar aja tante, mau kencan di sini soalnya hehehe" Rian tertawa canggung.
"Yaudah tante panggilin Asita dulu ya" sambil menunggu Rian mempersiapkan makanan dan menyalakan lilin yang dia letakkan di meja teras.
Sebenarnya Rian tahu kalau Asita cemburu saat dia berbicara dengan mantannya yang tidak sengaja bertemu mereka tadi. Tapi Rian hanya diam saja.
Ak tau tapi ak diam. -Mas Jom
"Kenapa?" Asita sudah berdiri di depan pintu tanpa berniat menghampiri Rian.
Rian tersenyum melihat wajah Asita yang cemberut.
"Katanya ke toilet, kok malah pulang sih?" tanya Rian
"Toilet yang di rumah maksudnya" jawab Asita.
"Sini dong deketan, jauhan kayak musuhan"
"Emang musuhan!" Asita mendelik sambil duduk di samping Rian.
"Ini mau ngapain coba? Mau pesta?" Asita menanyakan makanan dan lilin-lilin di meja.
"Mau ngedate dong, lagian kamu pulang yaudah aku bawa aja ke sini" Rian daritadi senyum terus, malah bikin Asita tambah bete.
"Kan kamu udah ngedate sama mantan, bahagia banget lagi mukanya" kata Asita ketua.
"Cemburu ya?" Rian menaik-turunkan alisnya.
"Cemburulah, kamunya aja yang gak peka"
"Uuu sini sini peluk" Rian merentangkan tangannya lebar-lebar.
Asita hanya diam saja sambil menunjukkan wajah datarnya.
"Yah peluk angin deh aku" Rian memasang majah memelas.
Sebenarnya Asita sangat ingin memeluk Rian, dia kangen banget soalnya.
Tapi kan dia lagi sebel sama Rian tapi kangen juga, gimana dong?
Akhirnya Asita menghampiri Rian dan memeluknya.
Rian semakin melebarkan senyumnya. Asita memeluknya sangat erat.
"Maaf ya aku gak peka sama kamu" Rian mengelus kepala Asita dengan lembut.
"Untung sayang, kalau engak udah aku tendang" kata Asita sambil menenggelamkan wajahnya ke dada Rian.
"Yaudah sekarang kita makan yuk, keburu dingin makanannya" lalu mereka melanjutkan ngedate yang tertunda tadi.
Mereka berdua larut dengan kebersamaan mereka yang memang jarang sekali terjadi.
Rian yang sibuk dengan latihan dan turnamen sedangkan Asita tidak terlalu sibuk karena dia baru masuk semester 3.
Tak terasa hari sudah semakin malam, karena jam sudah menunjukkan pukul 22.30 WIB.
"Aku harus balik lagi ke asrama nih" Rian sudah siap-siap.
"Waktu cepet banget ya, padahal aku nunggu lama banget biar bisa ketemu Mas Rian" Asita sedih karena dia masih kangen sama Rian.
"Soalnya kita bersama" balas Rian singkat.
Lalu Rian memeluk Asita dan pamitan untuk pergi.
"Hati-hati Mas Jomku" dan terakhir yang Asita lihat, senyum Rian yang menjadi favoritnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Yaaa kembali lagi nih
Asliii ini cerita bener2 ngaco ting-ting :( maapkeun ya
YOU ARE READING
Badminton players
Short StoryHanya cerita ngaco tentang atlet kebanggaan kita. Hope you like my story~ uhuy