Mata coklatnya memandang sayu tangisan langit dari jendela putih tulang di kamarnya. Kepala bertumpu pada tangan kirinya sedangkan tanganya yang lain memutar-mutar pensil mekanik berusaha memikirkan kata-kata yang pas. Sebenarnya, hujan-hujan seperti ini lebih baik bertemankan secangkir susu coklat hangat atau mie kuah. Namun sayang, dia sedang sendiri di rumah dan tidak ada yang bisa mengganjal perutnya kali ini.
Ia menghelas nafas lelah lalu meletakkan pensil mekaniknya di atas halaman kosong yang kusut karena terlalu banyak hapusan. Tangannya meraih ponsel hitamnya dan terpampang pukul 5 sore dengan angka digital. Ia menggeser layar dan mengetikkan sandi dengan cekatan. Hanya ada beberapa notifikasi, tidak terlalu penting. Kabel earphone disambungkan dan segera Ia beralih pada aplikasi pemutar musik di ponsel itu. Ia butuh hiburan.
Alunan melodi mulai terdengar dari earphone di telinganya. Sepertinya ide dari lagu tidak buruk juga. Setelah beberapa lagu terlewat, sepintas ide lewat di kepalanya. Tangannya mengambil kembali pensil mekanik dan mulai menulis kerangka tulisan. Langit di luar sana sudah semakin gelap dengan sisa-sisa tetes air hujan yang turun perlahan. Kuncir rambutnya ikut bergerak seiring kepalanya yang mengikuti irama musik. Dia pasti bisa menyelesaikannya hari ini.
︷︸︷︸︷︸︷︸︷︸︷︸︷︸︷︸︷
"Selamat bergabung di SD Ainana!"
Itu adalah kalimat pertama yang terdengar setelah aku membuka pintu ruang guru. Potongan kertas kecil berwarna-warni dan pita-pita berterbangan setelah suara konfeti. Senyum hangat dari lelaki berambut biru panjanglah yang menyadarkanku dari kebingungan.
"Etto, Ogami-san, selamat pagi!" sapaku.
"Saya guru baru, Takanashi Tsumugi, mohon kerja samanya." Aku membungkuk untuk memperkenalkan diri walau sudah mengenal Ogami-san.
"Saya anggota staf, Ogami Banri. Senang bertemu denganmu."
"Ah, kalau begituーeh?" ucapanku terhenti ketika Ogami-san menyodorkan sebuah map.
"Langsung ke intinya, Tsumugi-san akan mengajar sekaligus menjadi wali kelas di kelas 1-A."
"Eh?!"
.
.
.
.
.
"Kenapa kelas 1?""Yah, mereka angkatan ke-12 di dari keseluruhan SD-SMP-SMA. Tiap angkatan biasanya hanya berisi paling banyak 5 kelas yang diisi maksimal 25 orang. Namun, untuk angkatan kelas 1 tahun ini hanya ada satu kelas yang berisi 16 anak.
Tidak banyak yang bisa masuk ke sini karena murid-murid di sini nantinya akan difokuskan untuk masuk dunia hiburan mengikuti orang tua mereka. Namun, ada beberapa juga artis muda di sini," jelas Ogami-san.
"Lalu, aku yang akan mengajar kelas 1? Bagaimana dengan guru-guru lain?"
"Iya, ini memang sudah program yang dibuat oleh Kepala Sekolah. Maka dari itu, kau akan menjadi wali kelas mereka hingga nanti mereka lulus. Pelajaran kelas 1 tidak begitu banyak, jadi yang mengajari mereka nanti hanya Tsumugi-san dan saya saja."
"Ayah ituーKepala sekolah itu merencanakan apa lagi, sih?" gumamku.
Kami keluar dari lorong utama dan mulai berbelok ke sebuah lorong. Lorong yang kami masuki ini sangat penuh warna dan banyak pajangan yang identik dengan musik. Di lorong ini hanya ada dua ruangan. Satu ruang penyimpanan alat-alat belajar dan satu lagi kelas 1 tempat aku akan mengajar nanti.
Terdengar riuh samar-samar dari kelas yang akan kami masuki. Riuh...tidak, lebih tepatnya suara barang-barang yang terlempar dan juga teriakan. Astaga, mereka sedang apa?
Kami sudah sampai di depan pintu kayu dengan papan nama yang dipasang di samping pintu.
『KELAS 1-A』
Ogami-san berbalik ke arahku, "Sekarang, mari bertemu dengan murid-murid yang akan kau temani 6 tahun ini," ujarnya sambil menggeser pintu kelas tersebut.
Sesaat setelah menggeser pintu kelas, sebuah bantal bulat terbang dan hinggap(?) di wajah Ogami-san.
Next chapter👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of the Rainbow {I7xUTAITEs}
FanfictionCrossover Fanfiction! ーIDOLiSH7xUtaitesー ︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸ Ini tentang mereka yang berjuang untuk diri mereka dan orang-orang yang mereka sayangi. Ini juga tentang mereka yang belajar untuk percaya, memaafkan, dan melindungi. ︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸ © Ban...