(Author's POV)
Pagiku celahku, matahali belcinal🎶
Kugendong tac melahku di pundak🎶
Celamat pagi cemua, kunanti kan dilimu🎶
Di depan kelacku, menantikan kami🎶Suara imut manis tapi masih cadel itu dengan semangat bernyanyi menyambut pagi yang cerah. Hari ini adalah hari keduanya di SD, dan dia sangat menantikannya. Tangan kecilnya memeluk orang yang memboncengnya dengan sepeda saking senangnya. Yang dipeluk hanya bisa tertawa kecil melihat tingkah laku Riku pagi ini. Sudah biasa, sih. Hanya...ini juga menjadi pertanda bahwa dia harus lebih waspada sebelum makhluk-makhluk itu datang.
Kakinya mengayuh sepeda lebih kuat dari sebelumnya tapi tidak melaju sekali karena bahaya. Bawa anak kecil, harus hati-hati. Niat hati ingin melindungi penumpangーadik kecil manisnya yang suka tebar senyum secerah matahari sampai menarik hati shotacon (Deskripsinya kepanjangan, woy!)ーyang masih bernyanyi riang sambil memeluknya menjadi sia-sia ketika teriakan kelewat cempreng terdengar beserta derap kaki.
"SOOORAAARUUU-SAAAN!!!"
Soraruーsi pengemudi sepedaーauto mempercepat kayuhannya sebelum toa' putih berjalan berisik itu berhasil mengejarnya. Maaf, Riku, kita ngebut dikit pagi iniーSoraru.
"HUUUEEE, SORARU-SAN, KOK MALAH TAMBAH CEPET, SIH! TUNGGUIN!" Mafuーyang disebut toa' putih berjalan berisikーikut mempercepat langkahnya juga. Masih pagi; masih sehat, segar, dan kuat untuk meraih cinta sang pujaan hati//nggakgitu.
"BERISIK KAMU, MAFU!" Soraru merasa merinding, kayaknya ntuh albino lagi mikir yang lain-lain.
"Wah, Mafu-nii dan Luc-nii! Ne, Cola-nii kita lagi balapan, ya?" Tanya Riku dengan riangnya sambil narik-narik seragam Soraru.
Soraru menghadap belakang sekilas dan Luz dan Mafumafu boncengan sepeda, Luz yang ngayuh sedangkan Mafu duduk di tempat boncengan. Bisanya tuloh Luz tiba-tiba muncul, nggak ngerti lagi.
"MENJAUH KALIAN DARI ADIKKU! TERUTAMA KAU LUZ!" yeuw, si abang ngegad//daritadi.
"KOK GUA LAGI YANG DITERIAKIN?!"
"Luz yang cepet, dong, bawa sepedanya. Masa kalah sama Soraru-san yang lebih tua!"
"GUE DENGER ITU!"
Ingin rasanya seluruh kebun binatang dikeluarkan sama Soraru. Namun sayang, ada makhluk manis nan presyes yang kepolosannya menjadi tanggung jawab Soraru sekarang ini.
Dengan segenap tenaganya yang apa adanya Soraru masih setia mengayuh. Belok kiri di perempatan depan maka Ia sudah sangat dekat dengan tujuannya, SD Ainana. Pokoknya, Riku harus sampai SD tanpa lecet dan mulus tanpa kontak fisik dengan dua sosok yang satunya jerapah dan satunya lagi stalker Soraru. Mafu sih manis...cuma dia mah cowok, datar. Soraru kan masih suka yang boing-boing//digaplok.
Karena masih pagi, jalanan tempat balapan sepeda dadakan itu masih terlampau sepi. Hanya ada beberapa motor dan mobil yang lewat. Selain itu, banyak anak-anak sekolah yang sedang berangkat baik menggunakan sepeda seperti Soraru dan Luz maupun jalan kaki.
"Ngapain dah mereka?" mata emeraldnya memicing heran melihat dua sepeda melintas dengan cukup cepat di depannya.
"Wah, kayaknya seru, tuh! Ayo, Urata-san kita ikutan!" si pemilik manik ruby malah kelewat senang dan langsung ikut mengayuh sepedanya mengejar dua sepeda sebelumnya.
"O-oy, Sakata!" Sakata udah cabut duluan dari sana, Urata lelah. Kenapa dia bisa punya teman-teman kayak mereka, satu sekolah pula.
Dengan helaan nafas lelah, Urata ikut mengayuh sepedanya sambil berusaha mengejar teman-temannya. Lagipula, dia punya suatu hal yang harus dilakukan, kalau tidak untuk apa Ia datang pagi-pagi sekali ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of the Rainbow {I7xUTAITEs}
FanfictionCrossover Fanfiction! ーIDOLiSH7xUtaitesー ︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸ Ini tentang mereka yang berjuang untuk diri mereka dan orang-orang yang mereka sayangi. Ini juga tentang mereka yang belajar untuk percaya, memaafkan, dan melindungi. ︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸︸ © Ban...