Kelas 1-A

531 48 32
                                    

Sesaat setelah menggeser pintu kelas, sebuah bantal bulat terbang dan hinggap(?) di wajah Ogami-san. Eh, itu bukan bantal...

'Bentuknya seperti kinako, tapi warna coklat...Tunggu, kenapa malah itu yang aku urusi?!'

"Ogami-san, kau tidak apa-apa?" tanyaku.

"Tidak apa-apa, lagipula bantal itu empuk. Ini sudah biasa, haha." Tawamu tidak meyakinkan, Ogami-san.

Aku maju sedikit untuk melihat keadaan kelas tersebut dan terkejut bukan main.

Bantal-bantal persegi yang seharusnya untuk mereka duduki malah disusun tinggi hingga seperti benteng. Ada dua kubu di sana yang entah memperseterukan apa. Di kubu pertama ada anak laki-laki berambut biru muda, putih keunguan, coklat, dan juga abu-abu. Di kubu lawan ada empat anak juga, rambutnya juga beda-beda. Hijau tua, kuning, oren, dan juga biru tua. Tanpa menyadari kehadiranku dan Ogami-san, mereka sibuk dengan dunia mereka sendiri.

Antara dua kubu itu saling melempar segala bendaーyang untungnya tidak ada yang berbahayaーsambil meneriakkan kata "Ousama Purin" dan "Cola", dugaan sementara adalah dua benda itu yang menyebabkan perang ini.

Selain dua kubu itu, sisanya sibuk sendiri-sendiri. Ada duo pink-merah yang kelihatan mirip sedang membaca buku cerita. Ada juga duo lagi, hitam dan abu-abu yang asik ngobrol sambil sender-senderan (lah?). Empat orang tersisa malah main uno di meja belakang.

Waaaah, aku mana bisa menenangkan mereka kalau seperti ini. Lalu, di tengah lempar-lemparan itu, salah satu bantal duduk yang dilempar salah sasaran. Bantal duduk itu terlempar ke arah si rambut merah dan mengenai badannya.

BUGH!

Semua langsung terdiam begitu saja. Tak lama, isak tangis mulai terdengar. Oh, tidak, aku belum masuk ke kelas dengan baik sudah ada yang menangis.

Si rambut pink di sebelahnya diam lalu meletakkan buku cerita yang tadi mereka berdua baca. Ia menyembunyikan ekspresinya di balik poni. Suasana tiba-tiba mencekam karena semuanya diam. Ada apa lagi ini?:"

"SIAPA TADI YANG NGELEMPAR SAMPAI KENA RIKU?!"

Semuaーtanpa status kawan dan lawanーlangsung menunjuk si rambut abu-abu yang ikut perang.

"Yaotome Gaku."

Yang dipanggil mematung di tempatnya karena tahu sudah membangkitkan sisi iblis temannya.

"T-Tenn-nii, Liku nggak papah. Nggak cakit, kok."

"Iya, tapi dia tetap harus dapat balasan karena membuatmu menangis." Yang dipanggil Tenn itu tersenyum lalu menghampiri Gaku. Kami-sama, bagaimana ini? Aku tak mau ada pertumpahan darah di hari pertamaku mengajar :")

"Oke, semuanya cukup, kembali ke tempatnya masing-masing, ya!" seru Ogami-san tiba-tiba.

Secara serempak mereka langsung merapikan perang tadi dan duduk manis di tempat masing-masing seakan perang lempar-lemparan tadi hanya halusinasi saja.

"Jangan lupa ganti ousama purinku!" gerutu si rambut biru muda.

"Siapa yang suruh meletakkannya sembarangan. Kau juga berhutang karena menumpahkan cola milikku!" anak berambut hijau tua dan memakai kacamata itu nampaknya tidak mau kalah.

"Aku selamat...." Gaku langsung terduduk di lelah di bangkunya. Teman di sampingnya hanya menepuk pundaknya untuk menenangkan.

"Ban-chan, itu siapa?"

"Tamaki-kun, itu tidak sopan!"

"Selamat pagi!" seru Ogami-san.

"Selamat pagi, Banri-sensei!" koor mereka kompak.

"Nah, aku akan memperkenalkan wali kelas dan guru baru kalian. Silakan, Tsumugi-san."

Setelah Ogami-san mengatakan itu aku memperkenalkan diri, "Nama saya Takanashi Tsumugi, kalian bisa memanggil saya Tsumugi-sensei. Salam kenal!"

"Salam kenal, Tsumugi-sensei!" koor mereka lagi, begini kan lebih baik daripada rusuh seperti tadi.

Setelah itu aku mulai memeriksa kehadiran dengan memanggil nama mereka satu-persatu. Seperti yang Ogami-san bilang mereka ada 16. Semua lengkap.

Aku memperhatikan mereka satu-persatu sekaligus berusaha mengingat nama mereka. Tidak seperti kelas lain, kelas ini berkarpet sehingga tidak menggunakan kursi biasa untuk duduk tapi memakai bantal persegi gitu. Iya, yang tadi dipakai buat benteng.

Ada empat meja besar yang dimuat empat orang. Bentuknya juga persegi tapi ujungnya membulat, kalau ujungnya tajam kan bahaya untuk anak-anak hiperaktif kayak mereka.

Yah, kira-kira denahnya begini :

Yah, kira-kira denahnya begini :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meja 1
1. Touma : merah tua
2. Haruka : tosca
3. Minami : pink
4. Torao : coklat

Meja 2
1. Yuki : hijau
2. Momo : pink
3. Tamaki : biru muda
4. Sogo : ungu

Meja 3
1. Riku : merah
2. Tenn : pink
3. Gaku : abu-abu
4. Ryuu : hitam

Meja 4
1. Iori : biru tua
2. Yamato : hijau
3. Mitsuki : oren
4. Nagi : kuning

16 anak, 6 tahun, dan aku sebagai wali kelas mereka. Baiklah, berjuanglah Takanashi Tsumugi!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
A/N :

Oke, ini dua chapter awal untuk mengenalkan karakter-karakter yang akan ada dalam cerita. Untuk yang utaite, chapter depan baru muncul, ya😅

Maaf, rada aneh. Soalnya udah lama ngetik cerita santai begini. Biasanya bahasa yang kupakai lebih baku dari ini, wwww.

Selamat membaca~

Bye-bye~

Story of the Rainbow {I7xUTAITEs}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang