~Satu1

19 18 4
                                    

Derap langkah seorang gadis menjadi melodi tersendiri di tengah koridor yang mulai sepi ditinggalkan penghuninya yang mulai berbondong-bondong memasuki kelas.tak ingin ketahuan membolos dan ditegur oleh guru yang berpatroli setiap harinya.mencari siswa siswi yang berani membolos di tengah pelajaran.

Lama ia menyusuri koridor yang lumayan panjang hingga ia tiba di salah satu ruangan yang bertuliskan 'kepala sekolah'

Tok Tok Tok

Di alihkannya mata itu dari tumpukan berkas yang tengah ia baca pada pintu di depannya.

"Masuk" ucapnya tegas sambil membetulkan letak kacamatanya yang sedikit turun.

"Selamat pagi pak" ucapnya sopan menghampiri kepala sekolah yang memperhatikannya lekat.

"Jadi, Nama kamu Morin Argea Winata" tanyanya membaca berkas mengenai murid yang ada di hadapannya.

"Iya pak"

"Hm, kamu saya masukan ke kelas XI IPA 1, saya sudah bilang pada wali kelas kamu kebetulan hari ini dia yang mengajar. Jadi bisa kamu cari sendiri kan kelasnya" ucapnya panjang lebar.

"Bisa pak, kalo begitu saya permisi" jawab Momo sambil berlaku meninggalkan kepala sekolah yang menatap kepergiannya.

****

"Permisi Bu"

Kelas yang tadinya ribut pun mendadak hening karena suara Momo yang tidak bisa dibilang pelan.

"Oh, kamu murid baru itu ya" tanyanya menghentikan acara menulisnya di papan tulis.

"Ayo masuk dan perkenalkan diri kamu" tambahnya mempersilahkan Momo masuk.

Tanpa ba Bi Bu lagi Momo masuk dan segera memperkenalkan dirinya, meski rasanya ia sedikit ragu.

"Morin Argea Winata, kalian bisa panggil gue momo" upacnya membuat se isi kelas cengo dengan perkenalannya yang bisa di bilang simple bahkan sangat malah.

"Hanya begitu" tanya sang guru yang sudah berdiri di sampingnya.

"Iya, emangnya gimana lagi?" kini Momo yang balik bertanya dengan mengangkat sebelah alisnya.kebiasaan.

"Baiklah kamu bisa duduk di manapun yang kamu suka" ucapnya mempersilahkan.

"Eh Mo, lo udah punya pacar belom?" teriak salah satu murid laki-laki sebelum Momo benar-benar melangkahkan kakinya.

"Kenapa? lo mau jadi pacar gue" Ucap Momo menyeringai sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Cieee... Andra" ucap seisi kelas menggoda laki-laki yang tadi mengajukan pertanyaan pada Momo.

"Ehhh lo nembak gue ??" Kaget Andra dengan wajah bodoh tak percaya dengan jawaban Momo.

Tak mau ambil pusing dengan laki-laki yang di panggil Andra tersebut Momo hanya mengendikan bahu sambil melenggang pergi ke kursi paling pojok dikelas.

****

Sudah sepuluh menit berlalu bel tanda istirahat berbunyi. Namun tidak ada tanda-tanda murid-murid sekelasnya akan membiarkannya pergi dari kerumunan yang menjadikan ia pusat dari kerumunan itu.

"Jadi kenapa lo pindah?"

"Lo punya sodara gk?"

"Rumah lo di mana sih?"

"Eh tadi lo beneran nembak si Andra?"

Mungkin begitulah pertanyaan yang sejak tadi di lontarkan teman-teman sekelasnya.dan untuk pertanyaan terakhir dia hanya bercanda kenapa mereka menganggapnya serius.ok abaikan lagipula ia tidak peduli sama sekali.

MORINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang