~Lima5

14 9 3
                                    

Sudah sejak pagi hujan mengguyur kota tempat tinggalnya dan tak terlihat tanda-tanda akan berhenti. seolah sang raja siang enggan memperlihatkan eksistensinya hari ini.

beruntung hari ini hari libur, jadi Ia tak perlu menerobos derasnya hujan hanya untuk pergi ke sekolah.

Di tatapnya butiran-butiran air yang terus berjatuhan dari langit yang berwana kelabu dengan malas.

Menciptakan uap air yang merosot jatuh dari jendela yang sejak tadi menjadi pembatas antara dirinya dan air hujan.

Diliriknya ponsel yang sejak tadi hanya menampilkan layar hitam, guna melihat sudah berapa lama ia duduk termenung.

Disaat seperti ini biasanya ia akan mengisi waktu dengan mendengarkan oceha-ocehan ibunya atau rengekan adiknya yang memintanya membatu menyelesaikan tugas sekolah yang dirasa sulit.

Namun sekarang ia hanya sendirian, apalagi ayahnya yang biasanya menemaninya sedang dinas di luar kota.Bosan,kesepian tentu saja ia merasakannya.

Apalagi dengan rumah yang lumayan besar yang hanya ditinggali ia dengan ayahnya, jangan lupakan para pekerja dirumahnya.mereka sedang sibuk dengan tugas masing-masing.

Ingin ia menelpon salah satu temannya, namun di tengah hujan seperti ini mana mau mereka datang. tidur lebih baik, namun tidak baginya.

Bosan hanya terdiam tanpa melakukan apapun. Dilangkahkannya kaki itu menuruni tangga guna mengusir rasa bosan yang terus melanda.

Mungkin sedikit mengelilingi rumahnya tidak masalah.

Di hentikan nya langkah itu saat melihat asisten rumah tangganya hendak membuka pintu keluar.

Hujan memang sudah mulai mereda beberapa saat lalu. Hanya menyisakan gerimis kecil.

"Mau kemana Bi" tanyanya membuat asisten rumah tangga itu menghentikan gerakan tangannya yang akan membuka pintu.

"Mau ke minimarket depan non, mau beli kebutuhan dapur. Enon mau nitip sesuatu?" Tanyanya menjawab pertanyaan yang dilontarkan majikannya.

"Biar aku aja deh Bi yang beli, banyak gak?" Tanyanya yang mulai berjalan menghampiri asisten rumah tangga itu.

"Cuman bumbu-bumbu dasar buat masak aja sih non, yakin Enon mau beli" tanyanya memastikan dengan raut tidak enak.

"Iya, Bosen juga dirumah terus" ucapnya melenggang pergi meninggalkan asisten rumah tangganya mengangguk sekilas.

Tidak perlu berganti baju,lagi pula jaraknya lumayan dekat dari rumahnya. Memakai Hoodie hitam bertuliskan NYC dipadu dengan celana pendek warna krem selutut.

Tomboy. mungkin kesan itu yang bisa mendeskripsikan penampilannya saat ini.

Lima menit ia menyusuri jalanan yang masih menyisakan genangan-genangan air dari sisa guyuran hujan.

Akhirnya ia sampai di tempat yang menjadi tujuannya, membuka pintu kemudian mencari bahan-bahan yang ia butuhkan.

Mendorong troli dan memasukan bahan-bahan tersebut. Tidak lupa dengan beberapa cemilan yang dirasa menggodanya dari rak-rak yang ia lewati.

Di ceknya bahan tersebut tak ingin ada yang terlupakan barang satupun.Setelah selesai,ia mendorong troli tersebut kemeja kasir usai membayar segera ia melangkahkan kakinya keluar.

Baru beberapa langkah ia keluar. Dilihatnya seorang laki-laki memakai Hoodie abu-abu polos dengan jeans hitam sebagai bawahan.keluar dari mobil yang terparkir tidak jauh dari pandangannya.

Sedikit memincingkan mata memastikan bahwa ia mengenal laki-laki tersebut.

Benar saja, dia laki-laki yang beberapa Minggu lalu sempat ia perhatikan

MORINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang