[ON GOING]
"Jika nanti ada orang yang bisa membuatku jatuh cinta, pastilah itu kamu".
Yoona, si gadis pembuat masalah yang selalu mencampakkan semua lelaki usai kencan dengannya. Kecantikan fisiknya benar-benar membuat semua lelaki jatuh cinta. Sika...
"Aku bisa saja melupakan semua yang telah kusukai dari awal jika alasan yang membuatku menyukai hal itulah yang juga buatku membencinya, melupakan dengan mudah yang pernah ada."
~As If It's Your Last~
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hoekkk
Hampir saja Sehun melemparkan tubuh yang dipapahnya. Ia menjauhkan tubuh gadis itu. Menatap jaketnya yang terkena muntahan dengan kernyitan jijik. Erangan frustasi hadir dari bibirnya di antara lorong apartment yang sepi. Melirik jengkel dan mendesah kasar ketika gadis itu malah bergelayut di lengannya. Tak merasa berdosa sama sekali telah mengotori jaketnya.
Yang ia lakukan sekarang hanya ingin cepat pulang. Meskipun dengan berat hati, ia tetap memapah gadis itu.
Sebenarnya, ia hanya ingin mengantarkan gadis itu sampai di depan apartemennya. Gadis pembawa masalah itu sempat tersadar dan kembali merengek untuk diantarkan pulang. Ia menyebutkan alamatnya, dan dengan tak tahu dirinya menyuruh Sehun ini itu, seperti memapahnya, mengantarkannya sampai ke kamar.
Sehun bilang juga apa, gadis pembawa masalah itu sangat merepotkan.
Bahkan ia merasa menjadi babu gadis itu sekarang.
Bisa saja Sehun meninggalkan gadis itu di pinggir jalan, atau maksimal menurunkannya sampai depan apartment. Tapi Sehun tidak sejahat itu. Apalagi sampai melemparkan tubuh itu turun dari motornya. Tidak, Sehun tidak sebrengsek itu.
Jadi berakhirlah di sini, di depan apartment gadis itu.
Lagi-lagi Sehun mendecak. Ia memutar bola matanya bosan sebelum menepuk pipi gadis itu. "Hei, bangun!"
Hanya erangan yang terdengar. Sehun menggoncang lengannya, mungkin terlalu kuat sampai membuat gadis itu tersadar sambil memegangi kepalanya lalu mengumpat pelan, "Kepalaku pusing, bodoh!"
Sehun mendengus. "Berapa sandinya?"
Memang sudah tidak tahu diri, Yoona kembali menjatuhkan kepalanya di lengan kokoh Sehun. Tentu saja sambil menyebutkan sandi untuk bisa masuk ke apartmentnya. Ia beruntung karena gadis itu tak memperpanjang penderitaannya dengan melupakan sandi apartmentnya, atau meracau tak jelas tentang perkenalannya dengan seorang lelaki yang sama sekali tak ingin Sehun dengar. Sementara Sehun -masih berusaha- begitu sabar memapah kembali gadis itu setelah sandi itu diproses dan akhirnya,
Ting!
"Kau ini terlihat kurus tapi juga berat sekali!"
Sehun akhirnya bisa membawa tubuh gadis itu masuk. Memapahnya kembali sembari terus menenangkan hatinya. Tenanglah Sehun, ini akan segera berakhir.