chapter 8 : tak terduga

33 2 1
                                    

Menyibukkan diri dengan hal yang mungkin tak terlalu berguna membuat Erza perlahan lupa akan kenangannya bersama Alyssa. Wanita itu sudah bahagia dengan pria lain, pikir Erza pun ia harus bahagia walau tak bersama lagi dengan Alyssa.

Sesaat Erza malah teringat pada wanita yang tempo hari lalu ia tolong. Madly. Wanita yang masih menyembunyikan jati dirinya itu masih membuat Erza bertanya-tanya.

Setelah tak bertemu dengan Madly lagi. Erza kadang kala memikirkan nasib wanita itu. Khawatir Madly akan melakukan hal bodoh yang tak terduga lagi. Entah apa yang membuat wanita secantik itu terlihat seperti depresi berat saat itu. Semoga ia baik-baik saja, Erza harap seperti itu.

"Woi Za, kelas dah mau mulai noh" rangkulan Daniel langsung segera ditepisnya. Meninggalkan Daniel sendiri mengekor dibelakangnya.

"Cih dasar bocah galau!"

Erza hanya melirik sekilas pada Daniel sebelum memasuki kelas lalu menggerutu kesal. Tak seperti Daniel yang memilih duduk dibelakang agar bisa jauh dari jangkauan dosen. Erza memilih untuk duduk didepan, mungkin fokus dengan pelajaran hari dapat membuat Erza pusing karena pelajaran bukan kehidupannya.

"Hai Erza"

Namanya terpanggil dengan nada yang lembut. Terasa sangat tak asing untuknya, segera ia menengok ke arah sumber suara tersebut.

"Madly?" Sungguh tak Erza percaya. Berkali-kali ia mengusak matanya, mungkin penglihatannya tak normal. Namun wanita itu tetap duduk manis disampingnya sembari tersenyum hangat menatapnya. "Ini beneran Lo?"

Wanita yang akhir-akhir ini menjadi lingkup pikirannya tak menjawab pertanyaan bodoh Erza. Madly terkekeh akan pertanyaannya. "Dah fokus dulu, dosennya udah datang"

***

"Jelasin sama gue sekarang, lo kok bisa tadi ada dikelas gue? Ini beneran lo kan'?"

Madly tertawa kecil. Sungguh mengemaskan melihat wajah Erza yang antusias karena kehadirannya. Fisiknya saja yang berotot namun hatinya lembut penuh perhatian. "Kalo ini bukan gue, terus apaan? Hantu? Kaki gue masih nyentuh tanah Za"

Erza melirik langsung pada kaki Madly, ia langsung terkekeh malu. "Iya sih. Btw, senang bisa liat lo bisa ketawa"

Madly tersenyum sembari mengalihkan pandangannya pada langit biru yang cerah. Erza tak dapat mengalihkan pandangannya pada Madly. Melihat sisi lain wanita cantik itu membuat hati Erza terasa hangat dan tenang.

"Gue udah normal lagi, makanya baru bisa ketawa sekarang"

Erza mengernyit alisnya. "Maksudnya?"

Madly menepuk-nepuk pundak Erza lembut. "Intinya gue udah baik-baik aja" senyum Madly

Erza pun ikut tersenyum. "Lapar ga? Mau ikut ke kantin?"

"Kuy lah, gue sebenernya dah lapar dari tadi"

"Ya bilang neng dari tadi, kan bisa ngobrol di kantin sambil makan"

Madly mensejajarkan langkahnya bersama Erza. Berjalan menuju kantin sembari mendengarkan kisahnya yang menyenangkan bersama para sahabatnya.

***

"Ntar Erza kesini bakalan sama cewek" semua menatap Daniel tak percaya, satu ketekan jari Satria menempel ke jidat Daniel yang mulus. Keributan kecil pun terjadi diantara mereka.

"Cepat banget perasaan move on dari Alyssa" William mengangguk setuju akan pernyataan Adrian.

"Ya kali sih Erza masih galau mulu karena mantannya nikah, Erza cowok strong kok, ga kayak Chelo" kini Satria menjadi sasaran Adrian, ia lemparkan botol kecap yang didekatnya. "Kayak lu aja ga gitu njir, sadar bang!"

Satria hendak membalas lemparan Adrian, namun kedatangan Erza bersama wanita yang dikenalnya membuat Satria bungkam.

"Kok pada diam? Gausah sok jaim, dia udah tahu kebobrokan lu pada" Erza dan wanita itu ikut duduk bergabung.

Daniel tersenyum masam. "Jahat lu, harusnya biarin kita jaga image" Adrian mengangguk setuju.

Tiba-tiba William beranjak dari duduknya. "Gue pergi duluan, bokap nyuruh balik" Tanpa mendengar jawaban dari teman-temannya, William pergi begitu saja. Mereka sudah tak peduli pada William, mereka terlalu fokus pada wanita yang bersama Erza.

"Kenalan boleh kali, siapa namanya?" Uluran tangan Daniel langsung ditepis oleh Adrian. "Sabar napa bang? Ngegas mulu"

Wanita itu tersenyum. "Nama gue.."

"Madly" terucap nama wanita itu dari bibir Satria yang sedari tadi terdiam membisu sejak kedatangannya. Semua kini terperangah menatap Satria tak percaya.

Akhirnya Satria percaya pepatah sang ayah, bumi memanglah sempit seperti daun kelor. Nyatanya ia bertemu lagi pada wanita yang akhir-akhir ini senang menyelam di danau pikirannya.

"Lo kenal, Sat?" Pertanyaan Erza membuat Satria sadar dari lamunan semunya. Ia tersenyum miris. "Iya, gue kenal. Lo masih ingat gua kan'?"

Madly mengangguk. Tatapan memuja pada Satria membuatnya lupa akan sekitarnya. "Masih ingat banget Satria. Apa kabar Tante Lely?"

"Bunda baik. Gua pergi ya, ada urusan Taekwondo" tanpa seulas senyum pun Satria pergi.

Kecanggungan diantara mereka bergilir disaat Madly mengejar Satria. Tak menyangka dengan apa yang mereka, terlebih lagi Erza.

"Senyum Madly ke Satria beda ya?" Adrian membenarkan apa yang diucapkan Daniel. Arah pandangan Adrian kini beralih pada Erza yang masih menatap mereka dengan tak suka.

Adrian tak menyangka sahabatnya ini memiliki kisah yang sama. Mencintai wanita yang sama. Karma apa yang menimpa hingga membuat mereka terjebak akan cinta yang berbelit itu!

"Gua harap persahabatan kita ga akan hancur karena seorang wanita aja. Gua camkan itu ke kalian"

Daniel mengusak rambut Adrian hingga berantakan. "Duh bucin Visia ngomong apaan sih lo! Gemes gua jadinya"

Erza mengerti akan maksud Adrian. Tatapan tak sukanya pada Madly yang dekat Satria tak bisa metutupinya dan Adrian menyadarinya. Namun apa dikata, nyatanya Erza sudah jatuh pada pesona wanita itu. Dan lagi, ia harus merelakannya demi sahabatnya.

"Gua ga gitu, aman kok"



Hai..
Ga sesuai janji, maaf baru update😥😭😭
Ada problem di kehidupan nyata *ganasnya wkwkwk
Gua ga bisa janji lagi, bakalan update kapan bisanya gua aja. Sekali lagi maaf ya😅

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UGM [Universitas Gagal Move on]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang