Wonwoo × Seulgi

936 32 1
                                    

"Dowoon-ah, bisakah kau berhenti memandangi jendela seperti itu?" tanya pria di balik setir.

"Ah, Hyung. Aku kangen sekali pada Hosun." Kata pria yang berada di kursi belakang.

"Biarkan sajalah, Oppa." Seulgi menanggapi meski suasana hatinya sedang remuk, "Toh, begitu juga Dowoon kelihatan imut, kan?"

"Nice, Noona!" sahut pria di belakang.

"Kau jangan terlalu berterus terang padanya lah, Seul..." jengah si pengendara mobil ini. Namun ia melihat candaannya tidak ditanggapi Seulgi dengan baik. "Berhenti lah cemberut begitu, sweetie. Tidak manis di mataku."

Seulgi tersadar. "Tidak apa. Aku baik saja." Dalihnya.

"Terus saja bicara seperti itu."

Mobil pun diparkirkan tak jauh dari sebuah tempat penitipan kucing peliharaan sekaligus pet shop dan shelter. Seulgi baru pertama kali ke sini. Meski sebenarnya dia juga agak takut dengan hewan.

"Ini sudah kedua kalinya Brian Hyung ke sini, Noona." Dowoon nampaknya begitu antusias dengan keikutsertaan Seulgi kali ini.

"Tiga kali." Koreksi Brian, si pengemudi tadi.

"Oh ya, empat kali." Sambil tersenyum tanpa dosa, Dowoon meralat.

"Hadeuh..." jengah Brian. Mungkin suara kendaraan di sekitar mereka membuat Dowoon tak mendengar perkataannya dengan baik.

Setelah berjalan sebentar, sampai lah mereka di tempat penitipan kucing yang dimaksud. Beberapa petugas di sana begitu familiar dengan Dowoon yang rupanya sering datang kemari untuk merawat atau menitipkan kucingnya. Sementara Seulgi mulai bergidik saat melihat banyaknya kucing di dalam sini.

"Hei, jangan takut, sweetheart. Mereka lucu, kan?" Brian segera merangkulnya.

Seulgi masih memandangi hewan berbulu itu dengan tatapan ragu. "Uuh... I-iya, Oppa..."

"Di mana Hosun?" tanya Dowoon pada petugas yang menyambut mereka.

"Ada di dalam. Mari." Begitu petugas tersebut mempersilahkan, Dowoon, Brian dan Seulgi pun mengikuti.

Semakin ke dalam, jumlah kucingnya semakin banyak. Mereka sangat lincah dan senang bermain. Seulgi makin gugup. Takut-takut kalau saja ada kucing yang menyasar padanya. Tetapi Brian selalu ada untuk menenangkannya.

Sampailah mereka di sebuah ruangan -yang juga dipenuhi kucing. Ada tiga orang petugas di dalam sana. Dan kebetulan, salah satu petugas yang berkacamata sedang mengajak Hosun bermain.

"Hosun-ah...!!" girang Dowoon sambil menghampiri kucingnya.

"Hyung-nim sudah datang?" tanya petugas tersebut sambil menyerahkan Hosun pada Dowoon.

"Kemarin baru saja mendarat. Ehehe aku kangen sekali pada Hosun..."

"Dia makan dengan baik, Hyung-nim..."

Bersama Brian yang masih merangkulnya, Seulgi pun ikut menghampiri piaraan Dowoon tersebut. Dia melihat ke sekelilingnya. Banyak sekali kucing di sini. Seulgi meneguk salivanya ragu. Dia berulang kali menghela nafas panjang hingga dirinya merasa lebih tenang. Namun percuma. Saat menatap pemuda yang merawat Hosun, ketegangan Seulgi justru memuncak.

Gadis itu membelalakkan matanya.

"Benarkah? Hosun tidak nakal, kan?"

"Tidak kok, Hyung-...,"

Terutama saat pandangan mereka akhirnya bertemu. Reka ulang masa yang pernah tertinggal pun seakan berputar kembali secara nyata. Semua rasa yang mungkin telah dilupakan seakan bangkit kembali dari tempatnya terkubur. Canda, tawa dan hari-hari penuh emosional, semua yang masih meninggalkan bekas.

How do I Kiss YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang