Part 4

1.5K 29 2
                                    

“Orang tua tersebut merasa sakit hati setelah mendapatkan penganiayaan dan hinaan oleh sekelompok pemuda hingga akhir nya umpatan dia menjadi kenyataan sampai sekarang"Jelas Pak Toni. Berselang beberapa detik kemudian munculah suara dari dalam ruangan, ““kalian sedang ngapain teman2?” teryata suara Vidia yang bertanya. “oh nggak ada Vid, cuma Pak Toni sambang ke sini aja" jelas gw.

Vidia akhir nya pun keluar dan ikut nimbrung sama kita. Dan di ikuti sama Mega, Amel, dan Ovi selanjut nya yang sebelum nya mereka sibuk memasak di dapur saja dan tidak menyadari akan kedatangan Pak Toni. “oh ya Pak Toni, selamat datang pak" ujar Mega. Dan di lanjutkan sama keluhan Amel, “Pak Toni, kami semalaman ketakutan pak gara2 ada setan yang menghantui kami" ujar Ovi. Jadilah muka mereka berempat (Vidia, Ovi, jMega dan Amel) ketakutakan karena mereka teringat akan kejadian yang sangat menakutkan bagi mereka. Mendengar dan melihat keluhan hingga wajah pucat mereka, Pak Toni pun mencoba menenangkan kami dengan memberikan solusi, “iya, bapak sudah tahu dari nak Rul ini. Bapak agak kaget sebelum nya karena sudah lama 2 mahluk itu ndak ada. Sebenar nya bukan tidak ada cuma ada seorang kyai yang membantu kami mengusir 2 mahluk itu dan mengunci mereka di sebuah kendi” ujar Pak Toni.

“dulu, sebenar nya hanya ada sosok si putih (pocong) yang meneror warga di sini dan si merah sendiri (Tante K) sebenar nya musuh sejati nya si putih, tapi ntah kenapa si merah jadi searah dengan si putih pada akhir nya. Jadilah teror itu semakin menjadi2" ujar beliau. Melihat penjelasan pak Toni, wajah si Ovi seketika memucat ketika Pak Toni menjelaskan akan sebuah kendi keramat. “lu napa Ov?” tanya Amel. Namun Ovi pun tidak menjawab pertanyaan si Amel dan memilih untuk diam begitu saja. “terus pak, bagaimana cara kita bisa mengatasi teror tersebut?” tanya gw seketika itu. “yang bapak dari dari dulu, dua mahluk itu ndak bisa mengganggu kalau rumah atau badan kita sudah di taburi dengan garam dan di bacakan beberapa do’a” jelas beliau. “oh, kalau garam, kami punya pak” jawab Vidia seketika itu. “bukan garam dapur nak, tapi garam asli. Kebetulan bapak punya di rumah nanti ikut bapak ke rumah ya sambil bapak kasih do’a nya nanti, soal nya bapak sendiri maaf ndak begitu hafal atau ingat" tutur beliau. Mendengar jawaban dari beliau pun akhir nya kami merasa lega, apalagi gw pribadi ada bantuan dari Evy juga nanti nya. “saya pak nanti yang ikut ke rumah anda dan terimakasih sebelum nya". ujar gw tanda terimakasih atas bantuan pak Toni. “Pak, maaf sebelum nya. Kami sudah siapkan makanan untuk sarapan, mari makan bersama Pak" ujar si Mega. Melalui beberapa proses, akhir nya beliau pun mau di ajak sarapan bersama.

Setelah kami sarapan bersama, gw pun ikut dengan Pak Toni ke rumah beliau sedangkan semua teman2 yg lain mempunyai tugas untuk memperkenalkan diri (sosialisasi) dengan warga sesuai dengan jadwal kami yang sudah di tentukan sebelum nya. sesampainya di rumah pak Toni, ada sekitar 15menit gw d rumah beliau karena bukan cuma ngasih garam dan do’a tapi juga Pak Toni ngasih beberapa masukan ke gw sebagai ketua, “gini dek. Bapak bukan cuma nakutin tapi ini buat jaga2 saja, bapak takut saja kalau nanti terjadi apa2” ujar beliau buat gw ketakutan sebenar nya tapi gw coba untuk tetap tenang, “iya pak, bagaimana?” tanya gw.

“gini, bapak sebenar nya heran kenapa si merah dan si putih itu bisa muncul lagi dan bapak sendiri curiga kalau salah satu teman mu menemukan kendi tersebut dan gak sengaja membuka atau merusak kendi tersebut, karena kendi yg bapak maksud itu terletak di belakang rumah yang kalian tempat i” ujar beliau. Mendengar penjelasan beliau, ada rasa kaget bercampur dengan marah sebenar nya. “pak, kalau tahu kami tinggal di rumah tersebut. Kenapa tidak anda pindahkan kendi tersebut?!” keluh ke beliau. “maaf nak, bapak sendiri ndak tau dimana letak kendi tersebut. Cuma dulu pak Kyai nya bilang kalau kendi tersebut di letakkan di belakang rumah” tutur beliau.

Mendengar cerita beliau, gw akhir nya pasrah dan mempersiapkan diri untuk menghadapi semua nya. “baiklah pak, apa yang harus saya lakukan jika garam dan do’a tidak mempan?” tanya saya pasrah. “bawa ini" sembari memberikan gw sebuah keris. “keris? Buat apa ini pak?” tanya gw. “keluarkan ini jika dua mahluk itu masih saja mengganggu hingga kalian bertatap muka dan ingat, jangan pernah mundur atau pun takut" tegas Pak Toni.

"KKN BERUJUNG MALAPETAKA dan TEROR YANG TAK ADA HENTI NYA" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang