Ketika Saatnya  Kopi  Berbunga

Karya Wied.W.S

Octavia Joehari  memejamkan matanya,angan nya menerawang.Melewati rumah Limas nan panjang berwarna coklat tua, badannya  menggelosor di atas Spring bed merah jambu,hadiah ulang tahun Papa dan Mamanya saat Sweet Seventeen bulan lalu,wajahnya yang oval memerah ketika memori itu muncul padahal dia tak mengenangnya.

Seperti seorang putri Papa memperlakukan 'Jeje' biasa di panggil namanya, hari ini lagi bahagia di hari jadinya, dunia serasa serba indah apa saja yang diinginkan-nya di turuti. Sampai ada rasa gimana gitu. Tapi dari ekspresi Papa dan Mama, nggak ada sesuatu mungkin karena saking bahagianya.Mamasnya -Raka- juga begitu, mentransfer sejumlah uang yang nominalnya lumayan.

Pagi itu bulan kelihatan bulat penuh, dibalik awan yang agak menghitam,semburat warna kekuningan mengintip di balik awan. Angin semilir menerpa daun Jabon lebat bergantung-gantung,Burung Prenjak Menari dari Ranting ke Ranting,Seperti Menikmati Suasana,Kakinya Yang Kecil Hinggap Ke sana Ke-mari.
Di Tempat Lain Se-Pasang Tupai  Bergandengan Membawa Buah Jambu Seberang Sungai.
Selepas Menjalankan Sholat Shubuh  Jeje langsung ke Kamar Mandi,Agak tergesa ia Membersihkan Diri.

‘’Jeeee!!! ???Pelan-pelan sayang.???
‘’Iya maa!!???
"Takut Terlambat,!!!???
"Habis Dosen yang ini Agak Streeng Maa???
‘’Iya..Sayang???Tapi nggak  segitunya kali??

Kurang  Beberapa Sendok ,Jeje Menyantap ,Nasi putih dengan Telor Ceplok Kuah Pedas,Bikinan Mamanya.

Ketika Saatnya Kopi BerbungaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang