Namanya adalah William. Dia adalah salah satu putra dari seorang konglomerat. Pemuda itu kuliah di sebuah kampus ternama dan mengambil jurusan ekonomi dan bisnis sesuai permintaan sang ayah. Tahun ini William sudah sampai di semester 6 dari masa kuliahnya. Dan tinggal menyelesaikan 1 tahun lagi untuknya mencapai kelulusan.
Pemuda ini adalah idola di kampusnya. Wajahnya yang memang sangat tampan benar-benar membuat hati para gadis berdegup hanya dengan menatapnya. Tentu saja banyak dari kaum hawa yang mengidam-idamkan untuk menjadi kekasihnya. Tapi sayang, sikap dingin dan acuh tak acuhnya membuat siapa saja enggan untuk mendekati.
Namun sebenarnya bukan karena itu alasannya. Yang menjadi permasalahan adalah, karena William membawa aura menakutkan. Selain terkenal tampan dan kaya, dia adalah salah satu preman kampus. Dan yang sudah tidak asing di telinga para mahasiswa adalah sifat play boy pemuda tersebut. Dia bahkan suka berganti-ganti perempuan hanya dalam waktu satu hari. Di kampus itu, tak ada yang tak pernah ia kencani. Hampir seluruh gadis cantik di kampus tersebut bahkan pernah menghabiskan malam dengannya. Prinsipnya hanya satu "We just one night stand" dan tak ada untuk hari kedua atau bahkan lebih.
William tak suka membuat ikatan. Dia tak mau mengambil resiko apapun hanya dengan sebuah komitmen. Yang di perlukannya hanya menghabiskan malam dan selesai. Namun demikian, masih banyak wanita yang mengejar-ngejar cintanya meski mereka tau kalau jawaban 'tidak' akan mereka terima.
Selain dari citranya yang begitu masyur hanya karena sifat cassanovanya, ada lagi yang membuat William semakin tenar. Julukan preman tak kan melekat pada nama belakangnya kalau dia hampir tak melakukan keburukan. Perkelahian menjadi makanan keseharian baginya. Dengan dua orang anggota lain yang merupakan teman karibnya, mereka bersama-sama merajai kampus. Bahkan dosen pun enggan berhadapan dengan manusia satu itu hanya karena ayahnya adalah donatur tertinggi di kampus tersebut.
Jadi hingga saat ini, tak ada satupun anak yang berani melawan atau menentangnya. Karena jika sampai itu terjadi, maka nyawa yang akan menjadi taruhan.
●●●Hanya ada satu orang yang enggan sekali berhubungan dengan aktor sekaligus preman kampus itu. Namanya adalah Clara. Dia adalah gadis biasa. Kalau di lihat dari penampilan, tak ada yang spesial darinya. Bahkan kalau di lihat dari ukuran kata cantik, gadis ini hanya memiliki persentase 75%. Meski begitu, dia punya bentuk tubuh yang indah. Namun sayang, Clara selalu menutup lekuk tubuhnya dengan pakaian yang sedikit gombrang.
Meski ia tau debut William yang membahana di seluruh kampus, namun tak sedikitpun ia berminat untuk mengusik pria arogan tersebut. Bahkan dia sengaja menghindar sejauh mungkin dari kisaran berbau konflik yang bisa membuat hidupnya kacau balau. Tidak!! Tidak!! Dia tak menginginkan hal itu terjadi.
Yang dia tekuni adalah belajar, belajar, dan belajar. Dan syukurlah, berkat ketekunannya itu Clara menjadi salah satu anak pandai di kampus sehingga berkat otaknya yang cerdas, gadis itu tak perlu repot-repot memikirkan biaya kuliah karena beasiswa yang ia terima.
●●●
Hari itu terdengar kehebohan di kampus. Saat semua mahasiswa mulai berkumpul di arena basket. Dan disana nampak William dengan dua gengnya sedang melayani tantangan anak baru. Ceritanya, sang idola menyukai seorang mahasiswi baru. Monica namanya. Dan seperti apa yang menjadi kebiasaannya, kalau dirinya tak menerima penolakan. Apa yang dia inginkan, harus ia dapatkan. Meskipun itu harus menghalalkan segala cara.
Dan kali ini Monica adalah target selanjutnya. Gadis cantik dengan darah blesteran. Dua kali William mencoba mendekati Monica, namun selalu di gagalkan oleh kekasih gadis itu. Ya, Monica memang sudah mempunyai pacar. Namun itu bukan kendala bagi William. Yang ada pria itu justru tertantang untuk meraih apa yang ia inginkan. Dan di sinilah mereka berada. William akan menghadapi tantangan Jonathan, yakni kekasih Monica untuk berduel dengannya.
"Jangan harap kau bisa menyentuh kekasihku. Atau langkahi dulu mayatku," Jonathan menggeram penuh amarah.
"Kita lihat, siapa di antara kita yang akan menjadi mayat nanti," William menyeringai.
Semua mata memandang dua orang yang tengah di penuhi ambisi perang. Dan dalam hitungan ketiga, merekapun saling baku hantam. Siapa yang mengira kalau mereka akan berkelahi di arena basket. Semua hanya alibi, supaya tak ada dosen yang curiga.
Satu dua pukulan di luncurkan oleh Jonathan. Namun itu tak menghasilkan tanda-tanda lawannya akan jatuh tergeletak karena tinju yang ia layangkan. Tak semudah itu mengalahkan William sang raja karate. Pria itu memang tercipta dengan kesempurnaan yang luar biasa. Semua bidang akademik ia lakukan dengan mahir. Mungkin karena itulah ia merasa berhak untuk menyombongkan diri meskipun itu tak seharusnya.
Dan bagi William, mengalahkan seorang Jonathan tak ada bedanya dengan menginjak seekor semut. Hanya dalam tiga kali tendangan, maka lawan dengan cepat ia lumpuhkan. Jonathan terkapar di lantai dengan meringis menahan sakit di beberapa bagian tubuhnya.
Melihat kekasihnya yang tidak berdaya, tentu saja Monica berlari seketika ke arena basket dan merengkuh tubuh pria itu seketika. "Cukup!! Hentikan!!" teriaknya hampir menangis.
Gadis itu memang sangat cantik dan memiliki tubuh yang cukup molek. Pantas kalau William mengincarnya dan tak akan berhenti kalau belum mendapatkannya.
"Ma...maafkan Aku Monic," rintih Jonathan.
"Sudah. Jangan teruskan lagi! Sudah ku katakan, kau bukan lawannya. Kenapa kau masih menantangnya?"
"Aku tidak ingin kau menjadi santapan selanjutnya oleh bajingan itu," Jonathan masih berkeras. William menyeringai saat mendengar kalimat umpatan dari rivalnya.
"Bagaimana kalau aku memang bersedia dan suka rela mengikutinya?" tanya Monica membuat Jonathan terkejut seketika. Dia lalu mencoba berdiri.
"Apa maksudmu?"
"Sudah jelas apa yang kukatakan padamu, bukan? Perlukah aku menjelaskannya lagi?"
"Jangan main-main Monic. Kenapa kau berpikir mau dengan pria itu?" Jonathan melirik sekilas ke arah William yang masih berdiri menunggu mangsanya ikut bersamanya. Sebenarnya William tau kalau Monica sudah bertekuk lutut padanya. Tak ada wanita yang menolak kharisma pria berdarah dingin itu. Namun William sengaja menuruti keinginan Jonathan yang ingin mengadu ketangguhan dengannya. Dia ingin membuktikan sekaligus memberi pelajaran pada adik kelasnya itu agar berpikir dua kali kalau tak ada yang bisa melawan dirinya di kampus itu.
"Aku menyukainya, Jo. Aku jatuh cinta padanya. Dan kurasa, tak ada wanita yang menolak saat dia sendiri yang menginginkan wanita itu. Bahkan termasuk diriku."
"Jangan bodoh Monic! Kau hanya akan di jadikan makanan semalam olehnya. Dan kau akan berakhir seperti sampah seperti yang lainnya." Jonathan kini mengedarkan pandangannya keseluruh arena. Pada orang-orang yang tengah mengelilingi mereka saat ini. Dan kalimat barusan jelas-jelas ia tujukan pada wanita-wanita yang ada disana. Sebagian ada yang menunduk. Sebagian lagi ada yang mencibir dan mendengus. Kesal karena apa yang di ucapkan Jonathan barusan memang benar.
"Sudah cukup aku mendengar drama kalian!" suara William menginterupsi pembicaraan dua orang itu. "Ayo Monic, ikut denganku! Penuhi apa yang menjadi janjimu!" Dan pria itupun melenggang pergi dengan langkah yang amat ringan.
"Maaf Jo, aku harus pergi. Mulai sekarang, kita putus!!" Monica lalu berlari mengejar kemana langkah William dan teman-temannya pergi. Sedang Jonathan hanya menatap tak percaya dengan apa yang di perbuat kekasihnya itu. Bagaimana bisa ia di tinggalkan begitu saja setelah dirinya berusaha berjuang mempertahankan wanitanya? Benar-benar keterlaluan! Jonathan menggeram menahan emosinya.
"Apa yang kalian lihat? Pergi kalian!!!" teriak Jonathan histeris dan membuat semua yang ada di ruangan itu menyebar meninggalkan tempat itu satu persatu.
"Arrrgggghhhhhh........."
♡♡♡♡♡♡♡♡
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Cla (END)
RomanceHidup Clara terjebak dalam permainan seorang pemuda bernama William Robinson. Pemuda kaya raya yang memiliki sifat cassanova. Hampir seluruh harinya di teror oleh keisengan pemuda tersebut. Dan sebuah nasib membawanya pada perjanjian terkutuk yang i...