♡4♡

3.1K 155 0
                                    

Clara memukul-mukulkan kepalanya pada meja. Semua kegilaan yang baru saja di alaminya sungguh membuat syaraf-syarafnya mati seketika. Perdebatan kecil muncul dalam benaknya. Bagaimana bisa pria brengsek itu mencuri ciuman pertamanya? Meremas payudaranya? Mencoba menempelkan bagian intim mereka? Ini tidak hanya keterlaluan. Ini sudah termasuk pelecehan. Kalau dia sendiri tak terima sahabatnya di lecehkan, lalu bagaimana saat dirinya sendiri yang mengalami hal itu? Kenapa dia malah menyerah pasrah? Bodoh!!

Terlihat Erika dan Yuna saling berpandangan karena melihat sikap aneh sahabatnya. Mereka ingin menghampiri, namun kelas belum usai. Terpaksa mereka menunda rasa penasarannya. Dan hingga mata kuliah berakhir, Clara tak bisa mengikuti apa yang di sampaikan Mr Boy. Otaknya tiba-tiba buntu. Tertutup kejadian beberapa saat lalu.

"Ada apa denganmu?" Tanya Yuna saat dosen sudah keluar dari kelas. Berikut Erika menghambur kearah mereka.

"Tidak. Memangnya kenapa?" Clara balik bertanya.

"Jangan menyembunyikan sesuatu dari kami, Clara. Kau pikir kami tidak tau kalau kau sedang ada masalah."

Clara memijit-mijit keningnya. Kepalanya benar-benar terasa pening saat ini. "Bisakah kalian tidak bertanya dulu? Kepalaku sangat sakit sekarang." Gadis itu mencoba mengelak. Yuna mengalihkan pandangan pada Erika. Dan seperti tau maksud Yuna yang meminta pertimbangan padanya, diapun menganggukkan kepalanya.

"Sebaiknya kita pulang. Apakah kalian tidak ada rencana lain?" Erika memberi usul sekaligus melempar pertanyaan. Dan kedua temannya hanya menggeleng pelan.

Clara berjalan di belakang kedua sahabatnya. Dia sengaja ingin memisahkan diri dari mereka karena tak mau kedua temannya mencoba menginterogasi perihal dirinya. Dan pada saat mereka sampai di dekat perpustakaan, tiba-tiba matanya membelalak ketika melihat tiga sekawan yang ingin ia hindari.

Clara berhenti seketika. "Ehm...sebaiknya kalian pulang duluan. Aku masih ada urusan." Lalu tanpa minta persetujuan kedua temannya, Clara sudah pergi berlari meninggalkan mereka. Yuna dan Erika kembali di buat saling berpandangan.

"Ada apa sebenarnya dengan anak itu?" Gumam Yuna penasaran.

Di sudut lain, rupanya William dan dua temannya sedang bercakap-cakap di dekat perpustakaan kampus. Dan pria itu melihat kepergian Clara barusan. Kedua alisnya saling bertaut seketika.

Sejak itu, Clara sebisa mungkin mencoba menghindar untuk tidak bertemu muka dengan William. Bukan karena takut. Namun dia tak ingin mencari permasalahan dengan pria dingin itu. Dan sepertinya William juga tau kalau dirinya tengah di hindari. Awalnya pria itu tak mau ambil pusing. Namun lama-kelamaan ada semacam rasa penasaran yang menggelitik hatinya. Pria itu jadi ingin menggoda Clara dengan sengaja mengganggunya.

Sepertinya permainan ini akan menarik. Kita lihat, sampai kapan dia bertahan.

Selalu ada cara untuk membuat mangsanya bertekuk lutut. Seperti itulah William berusaha mencari permasalahan dengan Clara. Beberapa kali William bermaksud mencari perkara dengan wanita itu. Seperti saat Clara dan temannya sedang berjalan di trotoar, tiba-tiba melintaslah mobil yang di kendarai William dan temannya. Kebetulan sekali di dekat situ ada sebuah kubangan air. Dan entah di sengaja atau tidak, mobil yang di kendarai William tiba-tiba menginjak kubangan tersebut. Alhasil terciptalah cipratan air sampai mengenai kaos putih yang di pakai Clara saat itu.

"Kau tidak apa-apa Clara?" Tanya Erika yang berjalan duluan dengan Yuna. Clara menggeleng lemah. Tentu hatinya kesal. Apalagi setelah tau siapa yang berbuat demikian padanya. William mengira kalau gadis itu akan marah dan membalas perbuatannya. Namun ternyata tidak. Clara memilih untuk pergi. Menghindar.

"Mungkin sebaiknya hari ini aku tidak masuk." Clara lalu berbalik pulang.

Gagal di rencana itu, William kembali mencari ide. Dia mencoba memutar otak. Dan sebuah ide jailpun muncul. Saat itu Clara hendak menuju toilet. Ketika disaat bersamaan muncullah Mrs Rohana, dosen yang mengajar mata kuliah Bahasa Inggris.

Clara hanya tersenyum masam saat keduanya saling berpapasan. Mrs Rohana memang terkenal killer. Aura kegelapan selalu menyelimuti dosen tersebut. Bahkan senyumpun tak sanggup bertengger di ujung bibirnya. Sehingga siapapun orang yang bertemu dengannya, seakan melihat sosok dewi kematian saat itu juga.

Dan Clara hanya tertunduk saat matanya sendiri tak sanggup menatap wanita itu. Di saat itulah, William melancarkan aksinya. Entah dari sudut mana dia bertindak, namun tiba-tiba sebuah batu kecil melesat dan menerpa bokong dosen tersebut. Seketika itupun sang dosen menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang. Matanya liar mencari-cari seseorang yang tengah berbuat jail kepadanya. Dan tak ada siapapun disana kecuali Clara yang berjalan semakin menjauh darinya.

Tanpa menunggu waktu lagi, wanita itu sudah menyimpulkan sendiri kalau itu pasti ulah gadis yang baru berpapasan dengannya. Maka dengan suara lantang, diapun berteriak. "Miss Clara, stop there!!" Clara yang merasa namanya di panggil seketika itupun berhenti. Gadis itu menelan ludah pahit manakala sang dosen mendatanginya dengan pancaran mata ingin membunuh. Batinnya berpikir, kesalahan apa yang telah ia perbuat sampai dosen itu menghentikan langkahnya. "What are you doing?" Tanya Mrs Rohana berapi-api.

Tentu saja Clara tak mengerti apa maksud sang dosen. "What?" Tanyanya balik. Clara memang bukan mahasiswi dari kelas wanita itu. Namun karena gadis itu adalah salah satu anak yang mendapat beasiswa, jadi beberapa dosen tak asing dengannya termasuk Mrs Rohana. Disini dosen killer itu mengira kalau Clara tak mengerti arti dari ucapannya alias tak menguasai bahasa tersebut. Dan dengan malas, wanita itupun merubah gaya bahasanya.

"Kau tau apa kesalahanmu?" Katanya dengan mendelik tajam. Clara hanya menggeleng perlahan. Dan itu cukup membuat Mrs Rohana jengkel. "Ikuti aku!!!"

Clarapun tak bisa berkutik selain mengikuti langkah wanita itu. Memangnya, apa yang telah kulakukan padanya? Dan pada saat itulah matanya menangkap sosok William jarak beberapa meter dari tempatnya. Pria itu tampak mengedipkan matanya sebelah sambil menyeringai penuh kelicikan. Kurang ajar, aku tau sekarang. Ini pasti ulahnya. Clara hanya mendengus kesal.

"Apa yang kau tunggu Miss Clara?" Gertak sang dosen yang berjalan jauh di depannya. Dan cepat-cepat pula Clara segera mengikutinya. Akhirnya kenalah Clara mendapat hukuman untuk membersihkan laboratorium meski ia tau itu bukan kesalahannya. Dan terdengarlah suara tawa berderai di ambang pintu lab yang tak lain adalah sang biang onar. Manusia terkutuk. Semoga kau membusuk di neraka!!!

♡♡♡♡♡♡♡

Tbc

I Love You, Cla (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang