Erika tengah berlari-lari kecil menuju kelasnya. Dia adalah salah satu teman dekat Clara. Ya, gadis itu memiliki dua orang teman baik. Yakni Erika dan Ayuna. Jika Erika adalah gadis feminim yang lembut dan pemalu maka berbeda dengan sifat Ayuna yang cenderung kasar dan tomboy. Sedang Clara sendiri berada di tengah-tengah sifat sahabatnya itu. Dia sebenarnya tidak bisa di bilang pendiam. Hanya sikapnya yang cuek sehingga terkesan dia terlihat sebagai anak yang pasif.
"Kalian tau berita apa yang ku dapat kali ini?" Tanya Erika dengan napas masih terengah-engah.
Kedua sahabatnya hanya bisa saling berpandangan tanpa berminat menebak pertanyaan Erika. Mereka sudah tau, kalau apa yang akan di bicarakan gadis itu pasti seputar sang idola kampus. William Robinson.
Erika mengambil tempat di antara dua sahabatnya. "Kalian tau, kalau William mendapat wanita baru. Dia anak tingkat pertama. Namanya Monica." Gadis itu bercerita dengan sangat antusias. Memang Erika sangat mengagumi sosok William. Dia bahkan mendambakan kalau dirinya akan di lirik pria itu meski hanya sekali.
"Lalu?" Yuna justru balik bertanya seakan apa yang di ceritakan sahabatnya barusan adalah sesuatu yang sangat tidak penting.
"Lalu? Tentu saja ini surprise baru. Dia bahkan baru saja menghajar kekasih wanita itu."
"Hmmm, aku berani taruhan kalau gadis itu besok akan di campakkan." Gumam Yuna lalu beralih pada ponselnya kembali.
Erika hanya menarik napas panjang. Sesuatu yang sangat ia sesalkan karena pria idamannya memiliki tabiat buruk yang suka mempermainkan hati seorang wanita. Matanya lalu berganti menatap Clara yang tengah asik membaca sebuah novel. Bola matanya memutar sebal karena melihat kebiasaan sahabatnya yang tak lepas dari buku, buku, dan buku. Sepertinya kehidupan Clara hanya di penuhi dengan kertas tebal itu.
"Kau sedang baca apa Clara?" Tanyanya basa-basi.
Clara hanya melirik Erika sekilas dari balik bukunya. "Novel." Jawabnya singkat.
"Ya. Aku tau kalau itu novel. Yang ku maksud, kau baca novel apa?"
Clara meletakkan sejenak buku yang ia pegang di atas pangkuannya. Pandangannya fokus tertuju serius pada Erika.
"Kalaupun aku kasih tau, kau pasti tak akan tertarik. Jadi dari pada aku membuang waktuku, bukankah sebaiknya aku diam?" Gadis itu kembali pada buku bacaannya.
Erika hendak menimpali, namun dosen terlanjur masuk kelas. Dan mereka pun menyebar menuju tempat duduk masing-masing. Ketiga sahabat itu saling mengenal sejak mereka masuk kuliah. Mereka saling berkenalan saat Ospek. Dan hingga kini, ketiganya menjadi teman yang karib.
●●●
Rumor itupun cepat sekali menyebar. Perihal William yang mendekati Monica. Dan ternyata benar apa yang di tebak Yuna sebelumnya kalau hubungan mereka tak lebih dari sehari. Esoknya, terlihat Monica yang menangis meraung-raung karena di campakkan begitu saja oleh sang pangeran.
Monica bahkan terlihat bersujud di kaki William hanya demi meminta belas kasihan pria itu untuk mempertimbangkan keputusannya. "Tolong...fikirkan sekali lagi. Kenapa kau bahkan tak mengerti perasaanku?" Gadis itu berujar sambil menangis.
William hanya menarik napas jengah. Tampaknya dia sudah malas menghadapi gadis melankolis yang demikian. "Bukankah kau seharusnya sudah tau kalau aku takkan pernah menganggap hubunganku dengan seorang wanita lebih dari yang kau kira?"
"Ya, tapi kasihanilah aku. Apa kau tega mencampakkanku begitu saja setelah apa yang telah kita lakukan semalam?" O...o...picik sekali wanita itu sampai berkata demikian? Masih belum jelaskah kalau William tak akan pernah menggandeng satu wanita lebih dari sekali. Semua sudah bisa menebak, kalau pria arogan itu sudah mencicipi mangsanya semalam. Dan Monica seperti tak terima dengan apa yang sudah di perbuat William padanya. Mengambil lalu membuangnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/163259298-288-k850873.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Cla (END)
RomansaHidup Clara terjebak dalam permainan seorang pemuda bernama William Robinson. Pemuda kaya raya yang memiliki sifat cassanova. Hampir seluruh harinya di teror oleh keisengan pemuda tersebut. Dan sebuah nasib membawanya pada perjanjian terkutuk yang i...