Ketiga sahabat itu tengah berdebat kecil. Apa yang baru saja di perbuat Clara memang sungguh di luar pemikiran mereka para sahabatnya.
"Kenapa kau lakukan itu padanya Clara?" Erika mulai mencerca. "Tidak tahukah kau kalau itu sama dengan mencari permasalahan dengannya? Bagaimana kalau dia membalas dengan sesuatu yang mengerikan padamu? Aku tidak ingin membayangkan kalau kau sampai di culiknya dan akan di kulitinya. Itu benar-benar sangat mengerikan."
"Seharusnya kau biarkan aku yang menangani pria brengsek itu Clara. Kenapa kau justru mengambil keputusan sendiri?" Kini berganti Yuna yang mengomel.
Clara menarik napas panjang. Seperti tak ada beban berat atau penyesalan atas apa yang telah ia lakukan barusan. Matanya menatap Erika dengan santai dan tenang. Seperti biasa ciri khasnya.
"Erika, kau pikir dengan mengetahui teman baikku di lecehkan begitu saja lalu aku akan berpangku tangan? Menyuruhnya minta maaf, apa kalian pikir dia mau melakukannya?" Kini pandangannya beralih pada Yuna yang ada di samping Erika. "Dan kau Yuna, bagaimana kalau seandainya tadi aku membiarkanmu menangani masalah itu? Apakah kau menjamin tak akan mengajaknya berduel di tengah arena? Kau pikir, kau akan menang dengan melawannya?" Kedua pertanyaan itu memang menohok hati kedua gadis di hadapan Clara. Mereka tertunduk bimbang. Apa yang di sampaikan Clara barusan memang ada benarnya.
"Tapi tidak dengan cara demikian pula kau membalasnya. Itu sama artinya kau mencari mautmu sendiri." Yuna menyimpulkan.
"Sudahlah. Semua sudah terjadi. Kita lihat saja, balasan apa yang akan ia berikan padaku?" Clara menarik napas lelah. Sungguh ia tak menyangka kalau mulai detik ini, dirinya akan berhadapan dengan orang yang dari awal ingin ia hindari.
Tiga tahun aku berusaha mati-matian untuk mencoba tidak mencari permasalahan dengan pria itu. Tapi sekarang, apa yang sudah ku perbuat?
"Kira-kira, apa yang akan ia lakukan padaku?" Gumam Clara saat mereka dalam perjalanan pulang.
Kedua sahabatnya yang berjalan di sisi kanan dan kirinya tentu saja ikut berfikir. "Menculikmu, lalu membunuhmu." Erika beropini seperti sebelumnya.
"Itu terlalu mudah bagi Clara." Tangkis Yuna tak sependapat. "Sepertinya dia akan menculik dan memperkosanya sampai kau hamil. Hmmm, benarkah demikian?" Clara dan Erika melotot bersamaan.
"Atau kau akan di jadikan budaknya seperti halnya Monica." Erika mencari opini lain.
"Aku lebih tidak yakin kalau dia akan balik menyirammu dengan air, namun kali ini dia menggunakan air yang sangat panas sampai membuat wajah dan tubuhmu terbakar." Kilah Yuna tak mau kalah.
"Stoooppp!!!" Tiba-tiba Clara menengahi. Langkahnyapun terhenti seketika. Matanya melotot tajam pada kedua sahabatnya bergantian. "Kalian ini sengaja mau menakut-nakutiku?" Protesnya. "Dari pada itu, aku benar-banar takut dengan apa yang kalian ucapkan barusan dari pada membayangkan sendiri pembalasan William padaku." Clara lalu melangkah kembali mendahului sahabatnya dengan kesal. Kedua sahabatnya hanya mengangkat bahu mereka bersamaan.
●●●
Clara tengah mencari tasnya dengan amat bingung. Baru lima menit ia tinggalkan namun sekarang tidak ada. "Kau tau dimana tasku?" Tanyanya pada teman di belakangnya. Dan yang di tanya hanya menggelengkan kepala perlahan. Jawaban yang sama juga dia dapatkan dari teman yang duduk di depannya maupun kanan dan kirinya.
Dan saat itulah datang Alex, yakni sahabat William. Ia datang mendekati tempat Clara berada. Dia menyodorkan sebuah amplop putih pada gadis itu. Setelah menyerahkan benda tersebut, pria itupun kembali melangkah pergi bersamaan dengan masuknya Mr Boy ke dalam ruang kelas. Mr Boy hanya melirik sekilas kepada Alex. Dan pemuda itu seperti tak mengenal kata takut, dia malah memberikan kiss bye pada dosen tersebut. Mr Boy hanya mengacungkan pulpennya sebagai bentuk ancaman.
![](https://img.wattpad.com/cover/163259298-288-k850873.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Cla (END)
RomanceHidup Clara terjebak dalam permainan seorang pemuda bernama William Robinson. Pemuda kaya raya yang memiliki sifat cassanova. Hampir seluruh harinya di teror oleh keisengan pemuda tersebut. Dan sebuah nasib membawanya pada perjanjian terkutuk yang i...