Ketika kau datang di hidupku dengan tiba-tiba
Aku ragu
Haruskah ku temui dirimu?
Atau sebaiknya aku menolak kedatanganmu?
Jujur, aku tidak siap
Hatiku belum ingin membuka pintunya
Otakku pun berkata serupa
Segala kenangan yang tersusun rapi sedang porak poranda
Aku ingin merapikannya
Namun hati dan otakku menolakku
Ku coba berjalan maju
Aku tak ingin mundur
Walau sangat susah
Walau air mata, sesak dan segala kenangan seolah ingin menahanku
Ku serahkan pada Sang Ilahi
Ku ikuti kemana kakiku melangkah
Ku sambut kedatanganmu
Wahai kamu...
Sejujurnya sampai kapanpun kau takkan pernah bisa menggantikan dia
Tapi buatlah aku jatuh cinta karena sosokmu
Jangan tergesa-gesa
Cukup perlahan tapi pasti
Tidak mudah juga membuat tempat di hatiku
Jadi...
Bersabarlah
Genggam tanganku, ajak aku melangkah bersamamu
Buatlah tempatmu sendiri
Tanpa harus menggantikan dia
Ku harap kau mampu
Dan ku harap kau bersedia
Juga bersabarlah
Karena aku mungkin tak seindah hayalanmu
Ku harap Sang Ilahi, juga semesta dan hatiku
Mau untuk mengamininya
