Dia? Mengkhitbah Ku?

165 12 2
                                    

Cokelat dan bunga mawar akan kalah dengah mahar di hari akad nanti
-Assalamualaikum Penyempurna Iman-
🌸🌸🌸

Apa yang akan kamu lakukan ketika tiba-tiba orang tuamu bertanya ' Apa kamu sudah siap menikah? Kalau sudah, alhamdulillah sudah ada yang mau dengan mu. Jika kamu ridho, maka Umi akan beritahu pihak laki laki,'.  Seperti itu yang tengah dirasakan Nadira seorang muslimah berumur 25, tengah menanti seseorang yang akan menyempurnakan separuh agamnya.

Bahagia, shock, terharu. Berulang ulang kalimat syukur menderu dihatinya.

"Insyaa Allah Dira percaya kalo pilihan Abi sama Umi yang terbaik. Dira serahin aja sama Umi," balasnya dengan nada bergetar.

"Kamu yakin nak?"Nadia-Umi Nadira menatapnya kurang yakin.

"Insyaa Allah yakin Mi,"

Untuk calon imam ku, izinkan aku mencintai mu karena Allah saat kau menjabat tangan Abiku. Walau sampai saat ini aku masih belum tau siapa engkau. Namun percayalah, cinta akan tumbuh seiring waktu

***********

"Nak, boleh Umi masuk?" suara Umi dari luar kamar, menyadar Nadira dari angannya.

"Boleh mi," balasnya sambil beistigfar di dalam  hati.

"Nak, Umi sudah mengabari pihak laki-laki. Dan Alhamdulillah besok ini mereka akan-,"

"Be-besok? Mereka akan? Maksudnya?" sambung Nadira sebelum Nadia-Umi Nadira menyelesaikan ucapannya. "Insyaa Allah, besok mereka akan datang menkhitbah mu?"

"Khitbah Mi? Tanpa ta'aruf?"

"Serahkan semua itu kepada Allah, Dira,"

"Iya Mi, Bismillah,"

Nadira tak pernah menyangka semua ini akan terjadi seperti ini. Ya, memang dia tak pernah memiliki niat berpacaran. Namun rasa takut kembali menjalar di lubuk hatinya. Ia takut tak dapat memberikan hatinya kepada pria yang sudah menjabat tangan Abinya.

*******

Polesan rias wajah yang tipis tak sedikit pun merubah keindahan yang dimiliki wajah Nadira. Kecantikan nya tak berkurang jika riasan wajah itu dihapus. Hidung mancung, kulit yang putih bersih, mata lebar dengan binarannya, bibir mungil, dan tahi lalat yang berada di pipi kirinya semakin membuatnya manis.

Selama ini laki laki yang dapat melihat keindahan yang ia miliki hanya Abinya seorang. Kain niqab, selalu melindungi keindahan wajahnya dari laki laki yang belum berhak melihatnya. Namun sebentar lagi, akan ada laki laki yang dapat memiliki keindahan itu. Pria itu, pria yang akan mengkhitbahnya berhasil mengatakan kata ijab qobul sambil menjabat tangan Abinya.

Gamis indah dengan khimar panjang berwana pink dengan kesan pearl di ujungnya, membalut  tubuhnya. Keindahannya seakan akan menyampaikan kebahagian yang Nadira rasakan.

Saat ia sudah siap dengan wajah cantik yang dilindungi kain niqab, Nadia datang dengan memancarkan aura kebahagiaan pada wajahnya.

"Nak, keluarga dari pihak laki laki sudah sampai. Kamu sudah siap?" tanyanya sambil mengelus pucuk kepala putrinya

"Insyaa Allah, Mi. Bismillah," jawab Nadira dengan pasti.

Nadia menggadeng tangan putrinya untuk bangkit dari hadapan cermin rias.

Saat keluar, desiran darah pada pembuluh Nadira seakan menghangat. Pria yang akan menjadi suaminya kelak tengah duduk di apit oleh Ibu dan Ayah pihak laki laki.

Nadira terduduk di samping Abinya. Perlahan keringat  dingin keluar, detak jantung tak dapat di kontrol lagi.

"Nak, perempuan ini sekarang masih menjadi tanggung jawab saya. Namun sebentar lagi dia akan menjadi tanggung jawabmu. Pasti semua orang tua menginginkan anaknya menikah dengan orang yang taat beragama. Dan keputusan dari Nadira anak saya adalah," Abi Nadira menatap Nadira untuk memastikan.

"Dengan ridho-Nya, insyaa allah saya siap," jawab Nadira dengan pasti.
Hembusan lega terdengar dari pria itu.

"Jadi, karena Nadira sudah terima. Sebelum hari pernikahan tiba, ada baiknya kamu tahu wajah anak saya. Dari pada kaget, kalo nanti tahu tahunya borokan kan?"

Pria itu hanya dapat tersenyum.

"Ya silahkan, Nadira," sambung Abinya sambil mengelus pundak Nadira.

Perlahanan ikatan niqab itu ia buka, dan terlepas. Dengan bismillah Nadira mencoba memberanikan mengangkat wajahnya yang tertunduk.

'Dia? Pria ini yang mengkhitbahku? Dia? Mr. Kutub mengkhitbahku?' Nadira membeo dalam hati

Dalam sekejap jantungnya seakan berhenti berdegub.

🌸🌸🌸

Dia? Mr. Kutub?
Dia siapa hayooo....

Pendek ya partnya???
Afwan masih nooby hehe.
Insyaa Allah part selanjutnya panjang dikit. Iya dikit😂.

Jangan lupa tinggalkan jejak bitangnya...
Jazzakumullah ya Khair...
Sayang kalian😘.

-jadikan al-Quran sebagai bacaan utama-




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Assalamualaikum Penyempurna ImanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang