Trust 1

705 33 9
                                    

Chapter 1 : Heavy Depresion
.
A Naruto Alternate Plot
.
Disclaimer By Masashi Kishimoto
.

Hinata duduk di ranjang queen size miliknya, sudah hampir satu tahun ia mengalami depresi hebat akibat masih tak bisa menerima kepergian Naruto. Selama itu juga pola makannya menjadi tak teratur, jarang sekali tidur, jika tidur ia meracau tentang Naruto, sangat sering melempar benda benda di kamarnya, hingga pernah mencoba untuk bunuh diri. Semua itu akibat ia mengalami trauma berat dan paranoid yang cukup besar

Ayahnya, Hyuga Hiashi sebenarnya tak tega dengan kondisi putri sulungnya saat ini. Pernah ia membujuk Hinata untuk segera menikah dengan Sasuke tapi gadis itu menjadi tak terkendali, melempar semua benda yang ada hingga mencoba bunuh diri menggunakan serpihan kaca cermin kamarnya. Saat itu Hiashi, Hanabi, Sasuke dan Fugaku benar benar kalap menghadapi reaksi Hinata, hingga Hiashi hanya bisa mengurung putri sulungnya di kamar

"Nee sama waktunya makan" Hanabi masuk membawa nampan berisi sarapan untuk Hinata, gadis remaja itu sebenarnya menahan rasa mual saat masuk ke kamar, namun ia tahan dengan seluruh kekuatan yang ada

Hinata hanya menatap lurus ke arah sebuah pigura kecil. Foto angkatan mereka setelah perang, disana ia berfoto diantara Sakura dan Naruto. Naruto disana nampak sangat gagah dengan seragam ninja Konoha dan ban berwarna merah di lengannya. Sungguh saat ini air mata gadis itu mulai mengalir dari mata amethys yang telah kehilangan cahaya hidupnya

"Nee sama harus makan, nanti Naruto Nii marah di sana" Hanabi mendapatkan ide untuk membuat kakaknya makan, dan benar saja. Hinata membuka mulutnya untuk disuapi. Sebenarnya ia sedih dengan keadaan Hinata yang begitu buruk saat ini
Namun kondisi kejiwaannya yang tak stabil membuat nya pasrah. Ia berharap agar Naruto datang sesekali ke mimpi kakaknya, sekedar mengingatkan atau memberikan kata yang membuatnya menjadi seperti dulu. Minimal

"Nee sama aku pergi dulu ya. Sehatlah selalu Nee sama" Hanabi berojigi, kemudian kembali meninggalkan Hinata dalam kesendirian di kamarnya

"Ada apa Konohamaru, Tumben kau menemuiku" Hanabi langsung berbicara to the points tatkala Konohamaru menunggu di depan kamar kakaknya

"Ada kabar buruk Hanabi. Sebenarnya ada 2, Hari ini Intel kita melaporkan bahwa pasukan dalam jumlah besar yang terdiri dari para Youkai dan siluman sedang mendekat ke Konoha" Konohamaru menjelaskan dengan keringat menetes dari pelipisnya, tadi ia buru buru mengabarkan ke semua chunin tentang berita ini

"Seberapa besar?"

"Sekitar 2 divisi"

"Oh" Hei Hanabi 2 Divisi itu besar sekali

"Lalu Kabar buruk yang lain?" Hanabi menatap Konohamaru yang hanya bengong tatkala menyebutkan jumlah musuh. Keget karena ia hanya ber oh ria

"Seorang kriminal baru muncul di bagian selatan benua. Kau tahu harga kepalanya sekitar 975.000 ryo. Dia membunuh para pejabat desa bahkan daimyo, kalau tidak salah julukannya Minami kara no yūrei (Hantu Dari Selatan)" Dengan antusias Konohamaru menceritakan berita yang tak ada sangkut pautnya dengan kepentingan Konoha saat ini

"Jadi kau datang untuk memberitakan berita tak berguna itu?" Hanabi mencibir, buat apa juga memberi tahukan kriminal jika keadaan Konoha saat ini dalam keadaan genting bukan?

"Hehehe maaf, habisnya ia terlalu kuat untuk dilawan. Oh iya kita disuruh Hokage ke 6 untuk datang ke kantor Hokage sesegera mungkin
Hinata masih tak bergeming dari tempatnya, rasa penasaran nya kalah dari tekanan depresi berat yang membebani pikiran dan jiwanya. Masih dengan keadaan yang cukup memprihatinkan, tangan lentiknya mengusap kaca kamarnya yang berembun karena di luar sedang Hujan deras

Menggambar wajah Naruto, berhenti sejenak. Gadis itu kembali menangis mengingat masa lalunya saat Naruto menderita, kembali dihantui oleh perasaan bersalah akibat kepergian pria yang begitu tulus mencintai nya. Ia kembali melanjutkan acara menggambar nya, kali ini menggambar wajah dirinya dan dua orang anak kecil tengah bersama Naruto

Trust {Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang