Kriiiiiiiiingggggg....
Alarm yang kamu pasang berbunyi. Tepat jam 06.00, kamu pun bangun dan mengucek mata sebentar.
Kamu menoleh ke samping kanan mu dimana Changbin tertidur dengan pulasnya. Ganteng batinmu.
"Iya tau aku ganteng. Gak usah gitu juga liatin nya."
Kamu memalingkan wajah karena ketahuan menatap wajah Changbin. Njirr pake ketahuan segala! Pasti ni pipi merah! Bodoh! Gerutu mu dalam hati.
"A––apaan gak! Udah ah aku mau mandi sama masak. Awas kamu tidur lagi!" katamu sambil buru-buru menuju kamar mandi dibawah.
Changbin hanya terkekeh melihat tingkah mu yang sedang malu-malu kucing. "Lucu banget dah, istri gue." gumamnya menggelengkan kepala sambil berjalan menuju kamar mandi.
Setelah 30 menit Changbin dikamar mandi, sekarang dia berjalan menuju box bayi yang ada dikamar kalian.
"Sayang nya papa bangun yuk, ini udah pagi loh." kata Changbin sambil mengelus pipi Yena––bayi kalian yang baru berumur 1 bulan––.
Yena melenguh terus membuka matanya perlahan. Pertama-tama di biasa saja tapi lama-kelamaan dia menangis mungkin karena tidurnya terganggu oleh Changbin.
"Oekkk oeekkkkk"
Melihat sikecil menangis Changbin jadi gelagapan sendiri. "Aduhh. Sayangnya papa kenapa nangis? Cup cup cup," kata Changbin sambil mengendong Yena.
"Udah dong. Anak papa yang cantik. Ya, udah dong nangisnya. Cup cup cup." katanya lagi berusaha menenangkan Yena. Dan berhasil perlahan-lahan Yena mulai tenang. Alhamdulillah tenang juga ni anak batin Changbin.
"BIN MANDIIN YENA SEKALIAN YA" teriakmu dari dapur.
"IYA" sahut Changbin.
Changbin pun segera berjalan menuju kamar mandi dan menyiapkan air––yang menurutnya––hangat untuk Yena.
"Eh bentar" gumam Changbin "Gue kan gak bisa mandiin Yena. Aduhh! Gue bego banget astaga!!" lanjutnya sambil memukul kepala.
"Ah coba aja deh. Siapa tau bisa," gumamnya lagi sambil melepaskan baju Yena dan memasukan Yena ke bak mandi.
Changbin mulai membasahi tubuh Yena dengan air hangat. Pertama Yena biasa saja tapi lama-kelamaan wajah nya mendung dan..
"Oekkk oekkkkk"
Yena menangis. "Aduh cantik nya papa kok nangis sih? Udah dong cup cup cup" kata Changbin sambil mengendong Yena.
Kamu yang sedang menata makanan kaget karena mendengar tangisan Yena yang cukup kencang. Dengan segera kamu lari ke kamar takut Yena kenapa-napa.
"Yena kenapa Bin?" tanya mu saat sudah memasuki kamar mandi.
Changbin menoleh. "Gatau" jawabnya sambil masih menenangkan Yena.
Kamu melihat sekeliling dan pandangan mu jatuh pada bak mandi. Kamu berjalan menuju bak mandi dan mencelupkan tangan mu pada air yang ada di bak.
Matamu melotot setelah mencelupkan tangan mu ke dalam air. "Changbin!!! Kenapa air nya dingin?!!!" Kesal mu.
Changbin menoleh dengan wajah bingung karena tadi dia ingat kalau airnya itu hangat. "Hah?! Gak kok itu air nya anget tau." katanya sambil berjalan menuju bak dan mencelupkan tangan nya ke dalam air.
Seketika wajah Changbin pias karena benar air nya dingin.
"Mau ngeles? Hm?!"
Changbin menggeleng lalu mengangkat tangannya dan membentuk huruf v. "Vis." katanya sambil tersenyum menampakan giginya yang putih.
Kamu yang kesal langsung mengambil Yena dan berjalan menuju tempat tidur kalian dan menyimpan Yena disana.
"Kamu kalo gak bisa jangan sok-sokan mau mandiin Yena! Jadinya gini kan. Gimana kalo Yena sakit?!" gerutu mu.
Changbin hanya menunduk tak mau menyela omongan mu. "Kalo mau belajar mandiin Yena tanya dulu! Kalo sekira nya gak bisa, jangan! Bilang aja gak bisa. Udah aku ngerti. Jangan diulangin lagi!"
Changbin mengangguk. "Iya maaf"
.
.
.
.
.
.
To be continue.. Votement jan lupa oke. Makasih♡
KAMU SEDANG MEMBACA
StrayKids As Daddy✅
FanficGimana kalo para member StrayKids menjadi seorang ayah? "Yang ini adek gimana mandiinya astaga!!" "Yah. Itu gantiin popok si sulung dong!! Malah diem astaga!!" "Daddy itu cookies kakak yaampun!!" ©lavienlov october 2018