PART 3

10K 751 20
                                    

Happy reading...
.

.

.

.

.

Akhir-akhir ini Raj tampak kesal dengan Neha, pasalnya beberapa hari ini putrinya itu suka sekali mengajak Shila untuk main ke rumahnya. Dan yang lebih membuatnya kesal adalah ternyata Shila itu merupakan keponakan Vera, mantan sekretarisnya yang beberapa hari lalu memutuskan untuk resign secara tiba-tiba dari kantornya. Raj yang paham karena Vera tengah hamil besarpun dengan terpaksa menyetujui keputusan Vera.

Shila sendiri sekarang sudah menjadi sekretarisnya karena Vera yang merekomendasikan untuknya. Raj yang belum sempat menyeleksipun setuju saja karena pilihan Vera pasti tepat.

"Bapak butuh sesuatu?, Teh atau lemon segar misalnya?, Anda kelihatan lelah sepertinya."
Tanya Shila yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan Raj. Raj yang ketahuan melamun pun langsung terkesiap.

"Kamu pikir kamu itu siapa?, Kamu bisa ketuk pintu dulu untuk masuk ke dalam ruangan saya. Jangan mentang-mentang kamu sekretaris saya lantas kamu bisa lancang masuk seenaknya ke ruangan saya." Sentak Raj dengan kesal. Menurutnya Shila sudah sangat lancang. Vera saja tak pernah selancang ini.

Shila yang diperlakukan seperti itu tampaknya hanya diam dan tenang. Tak ada ketakutan sedikitpun dimatanya terhadap Raj yang seolah pilih kasih. Kepada semua karyawan saja ia bersikap ramah tamah. Namun kepadanya ia selalu saja bersikap dingin, seolah Shila adalah pengganggu dalam hidupnya. Namun bukan Shila namanya kalau tak bisa bertahan dan terus berjuang untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.

"Maaf pak, dari tadi saya sudah ketuk pintu bapak, tapi bapak nggak dengar-dengar. Saya cemas makanya saya langsung masuk aja takut bapak kenapa-kenapa." Ucap Shila dengan nada lembut. Perhatian Shila barusan sempat membuat Raj terenyuh namun ditepisnya kuat-kuat.

"Pesankan saya kopi hitam, hari ini saya mau lembur karena banyak berkas yang masih harus saya fahami."

"Kopi hitam lagi?, Gimana kalau cappucino aja?, Kopi hitam terlalu kuat, lambung bapak lama-lama bisa bermasalah."

Ini yang tidak pernah Raj sukai dari Shila, gadis muda itu terlalu sok perhatian dan suka mengatur-ngaturnya. Andai saja kinerjanya buruk di kantor, mungkin Raj sudah memecatnya dari kemarin-kemarin. Tapi sayangnya Shila terlalu rajin dan juga disiplin.

"Apa hak kamu melarang saya untuk minum kopi hitam?, Kamu bukan istri ataupun kekasih saya, jadi stop untuk ngatur-ngatur saya dan sok perhatian sama saya."

'bukan sekarang, tapi nanti. Sebentar lagi aku pasti akan jadi nyonya Rajendra' ujar Shila dalam hati.

"Tunggu apa lagi?, Cepat keluar!"

"Iya pak." Shila mengangguk patuh dan segera melaksanakan perintah Raj.

Untuk mendapatkan Raj, Shila harus terus berusaha dan pantang menyerah. Raj tak mudah untuk ditaklukan, dan Vera memang benar jika hati Raj sudah membeku seperti es di kutub Utara. Jadi Shila harus berusaha ekstra keras untuk mencairkannya.

.

.

.

.

.

Di kediaman Stevenson, Neha baru saja selesai mengerjakan tugas-tugasnya, kini gadis yang akhir-akhir ini terlihat ceria itu akan pergi ke kamar untuk istirahat.

"Cucu nenek akhir-akhir ini kelihatan bahagia banget. Ada apa?"

"Nenek sadar yah kalau aku lagi seneng?"

"Iyalah kan dari muka kamu udah kelihatan. Senyam senyum sendiri gak jelas, lagi jatuh cinta ya?"

"Iya Nek, aku lagi jatuh cinta sama kak Shila." Senyum Neha merekah ketika menyebut nama itu.

"Shila?, Shila yang sering kamu ajak kesini itu?, Kamu jangan gila deh Ney. Shila itu perempuan, masak kamu mau jadi lesbi?" Pooja tampak terkejut mendengar penuturan cucunya.

"Nenek apaan sih?, Bukan itu maksud Neha. Neha itu jatuh hati sama kak Shila sebagai anak ke ibunya."

"Apa maksud kamu Neha?"
Pooja makin terkejut dengan ucapan Neha.

"Neha pengen kak Shila nikah sama Ayah Nek."

"Nikah?, Yang bener aja kamu udah gila ya?"

"Neha nggak lagi gila Nek, Neha masih waras. Nenek kan tau kalau kak Shila itu yang nolongin nyawa Neha, apalagi kak Shila selalu ada buat Neha. Kapanpun Neha butuh dia pasti datang buat Neha." Jelas Neha.

"Tapi Ney, kamu harus tau diri sayang. Usia Shila itu masih muda, sedangkan Ayah kamu udah kepala empat apalagi udah punya cucu. Mana mau Shila nikah sama Ayah kamu."

"Iya juga sih Nek tapi Neha yakin kalau kak Shila pasti mau nikah sama Ayah."

"Kenapa kamu bisa seyakin itu sih Ney?"

"Karena kak Shila suka sama Ayah."

Pooja kembali shock dibuatnya, namun ia berusaha tenang karena sudah biasa jika semua wanita menyukai putranya yang tampan meski sudah menjadi kakek-kakek.

"Neha!, Mulai sekarang lebih baik kamu jauhi Shila!"

"Apa maksud nenek?" Neha mengeryit tak mengerti.

"Gadis itu pasti ada maksud buruk sama keluarga kita, nenek yakin dia sama kayak wanita-wanita lain yang cuma mau ngincar harta ayah kamu aja."

"Tapi Nek kak Shila nggak kayak gitu."

"Kamu masih beberapa Minggu kenal sama dia dan udah percaya gitu aja sama dia?"

"Percaya sama siapa Ma?" Tanya Raj yang tiba-tiba datang.

"Ah itu yah a-"

"Suruh anakmu ini buat jauhi Shila Raj!"

"Emangnya kenapa Ma?" Raj tampak bingung.

"Shila suka sama kamu dan Neha mau kamu nikah sama dia."

Raj langsung kaget setengah mati setelah mendengar penuturan ibunya.

"Ne-neha apa benar ka-"

"Iya yah. Neha suka sama kak Shila. Neha pengen ayah nikah sama dia. Neha pengen punya bunda yah, dan kak Shila selalu ada buat Neha kayak bunda."

"STOP NEHA STOP. Jangan pernah kamu samakan bunda kamu dengan orang lain. Mulai detik ini kamu nggak boleh ketemu Shila lagi. Dia pasti suka sama harta ayah, bukan sama Ayah. Apa kamu nggak bisa lihat berapa usianya?, Dia masih muda, dan dia deketin kamu pasti ingin merusak otak kamu."
Ujar Raj dengan rahang mengeras. Neha sudah berhasil memancing amarahnya.

"Tapi yah... Kak Shila nggak kayak gitu, Neha bisa lihat kalau dia tulus sama Neha."

"Sekali enggak tetap enggak. Atau ayah bakalan blokir semua fasilitas kamu." Raj segera pergi menuju kamarnya tak peduli triakan Neha yang hampir menangis karena ucapan Raj.

"Nenek puas sekarang?, Baru aja Neha ngerasain bahagia setelah kematian bunda. Dan sekarang nenek udah hancurin kebahagiaan Neha. Nenek emang jahat." Ungkap Neha pada sang nenek dengan kesal dan isak tangis.

"Ne-neha nenek cum-"

"Nenek emang nggak pernah sayang sama aku. Aku benci sama nenek, aku benci kalian semua." Nehapun langsung berlari menuju kamarnya dengan derai air mata.

Sedangkan Pooja hanya bisa mematung sambil mengusap dadanya penuh sesal.

.

.

.

.

TBC

.

Alhamdulillah bs update Om Raj. Nabil dah mulai mendingan nih. Makasih ya buat doanya. 😘😘
Typo no edit, jgn lupa vomment.

RAJENDRA (Tersedia Versi Pdf/Karyakarsa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang