2 - Chaca

264 8 0
                                    

Chaca POV

"Ca bangun nak, udah pagi ayo mandi terus siap siap buat ke sekolah" suara malaikat tak bersayap ku terdengar merdu di telinga ku walaupun itu hanya sebuah panggilan dari seorang ibu untuk membangunkan anaknya.

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, kulihat jam di dinding kamarku , ternyata aku tidak kesiangan bangun justru ini termasuk masih sangat pagi, aku solat subuh terlebih dahulu.

Sekarang aku sudah menggunakan seragam sekolahku, sebenarnya tidak ada yang istimewa di sekolahku tapi ketika aku membayangkan wajah seseorang , aku tersenyum dan merasa senang. Aku tidak peduli dia mau kesal dengan sikap ku yang selalu mengganggunya, tapi aku suka melihat muka kesalnya. Lagi lagi aku senyum senyum sendiri dikamar membayangkan wajahnya.

Sudah cukup aku senyum senyum sendiri di dalam kamarku, aku keluar dari kamar dan melihat bunda ku sudah berada di meja makan, di rumahku hanya ada aku dan bundaku, sedangkan ayah ku.. sudah lah aku tidak mau mengingatnya.

"Pagi bunda " sapa ku ke bunda tersayang.

"Pagi juga sayang, bunda udah siapin kamu nasi goreng kesukaan kamu"

Disinilah aku selalu merasa senang ketika melihat perhatian bunda yang begitu hangat, aku merasa sangat beruntung mempunyai bunda sepertinya karena dia menjadi sosok ibu yang sangat di idamkan oleh anak anak lain dan sekaligus menjadi sosok ayah bagi ku.

Setelah aku selesai sarapan, aku berangkat kesekolah sebelumnya aku pamit kepada bundaku dan mencium punggung tangannya.

Aku berdiri di trotoar menunggu angkutan umum, tak lama kemudian sebuah angkot lewat di depan ku dan berhenti di depan ku, aku langsung menaiki angkot itu. Jalanan cukup macet ternyata , wajar saja jalanan di kota pasti di penuhi penduduk.

Aku turun dari angkot yang ku naiki dan memberikan uang kepada mas angkotnya (maafkeun saya gak tau sebutan buat tukang angkot nya, jadi saya sebut mas aja) .

Ketika aku masuk kedalam gerbang sekolah, kulihat sosok yang selalu membuat ku semangat untuk berada di sekolah, kulihat dia sedang sisiran di atas motor ninjanya, aku suka lihat tingkah lucunya, dia itu aneh tapi keanehan dia itu yang buat aku dari dulu sampai sekarang selalu suka sama dia.

Pas dia udah turun dari motornya dan berjalan melewati koridor, aku panggil nama dia kencang kencang biar dia dengar ,tapi dia cuma noleh kearah ku sebentar terus jalan lagi, karena aku ngerasa dia gak nanggapi panggilan ku, aku berlari mengejarnya tapi pas aku mau kejar dia ,dia nya malah ikut lari juga kayak menghindar dari aku, ya aku kan bingung ,emang aku kayak setan apa sampai briyan liat muka aku langsung pucat pasi gitu.

Aku semakin mempercepat langkah ku saat briyan semakin berlari lebih kencang, aku juga bingung sebenarnya gimana caranya kejar briyan, sampai akhirnya aku mendapatkan ide, aku sembunyi di belakang tiang dan kebetulan banget pas briyan liat kebelakang kearah ku, aku sudah sembunyi jadi dia berfikir aku udah gak ngejar dia lagi. Aku cuma cekikikan liat dia yang udah ngos ngosan kayak habis di kejar anjing, aku juga bisa dengar dia bilang "akhirnya tuh cewek udik gak ngejar gue lagi" aku sebenarnya bingung kenapa briyan suka banget manggil aku cewek udik tapi aku gak masalah, aku anggap aja itu panggilan sayang dari briyan untuk ku.

Saat briyan mau melangkahkan kaki nya, aku muncul di depan nya secara tiba tiba.

"Briyan !!!" Sapa ku sambil tepuk pundak dia pelan.

Briyan yang melihat ku di depannya secara tiba tiba ,terkejut sampai dia pegang dada dia sendiri, apa coba maksud briyan pegang dada dia, kan dada dia gak ada isi nya sama sekali,tonjolan nya aja gak ada.

"Akhirnya kita ketemu lagi" ucap ku dengan senang.

Briyan hanya berdehem lesu menjawab sapaan ku, aku yang gak tega liat dia lesu terus kayak gitu jadinya aku tarik deh lengan baju dia, briyan cuma diam aja pas aku tarik lengan dia, selama menuju kelasku briyan aku pegang terus tangannya, biar dia gak bisa kabur, aku sama briyan sekelas terus dari kelas satu sampai kelas tiga, mungkin ini ya yang di bilang jodoh.

Aku terus ngajak ngobrol briyan sambil narik narik lengannya tapi briyan cuma diam, kalo aku tanya dia cuma jawab dengan deheman , tapi gak papa deh yang penting aku bisa dekat sama briyan terus.

***

Kalo ada kekurangan di koment saja.

Si Kampret dan Cewek UdikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang