"Kamu belum pulang? Apa kamu lupa kata presedir tadi?" tanyaku sambil menelan ludah, "Aku kembali besok pagi, jadi segera siap-siaplah juga kembali jam lima" balasnya dengan isyarat tangannya untuk membantu memapah teman laki-lakinya. Sepanjang perjalanan ke penginapan ia hanya memperhatikan teman laki-lakinya supaya nyaman dan tidak ada obrolan sama sekali denganku. Hingga di depan kamarnya dia hanya memintaku pergi tanpa mengucapkan hal lainnya lagi.
Kami sampai di Kalimantan jam 11 siang waktu setempat namun perjalanan harus belanjut ke Jakarta, hingga esok harinya di Jakarta terdapat meeting dadakan sehingga aku harus menyiapkan segala hal di perusahaan.
Rumah Jakarta_
Aku sudah bersiap untuk pergi ke kantor sebagai perwakilan direktur anak perusahaan yang dulunya adalah perusahaan keluargaku dan sekarang milik perusahaan Makeu Group yang dianggap sebagai perusahaan terbesar se-Asia bisa jadi se-dunia, segera kukaitkan kancing baju blouseku dan merapikan rambutku sungguh inilah impianku dulu sebagai wanita karir tentunya jika aku tidak terikat pernikahan ini aku akan lebih giat mengejar karirku, keluarlah laki-laki dari kamar mandinya dengan keadaan tak beda jauh dari sebelumnya hanya memakai sehelai handuk yang dikaitkan di pinggangnya dengan rambut basah, lagi-lagi aku yang mengeringkannya dan kusiapkan baju pula untuknya.
"Direktur, biar kupakaikan dasinya" diapun menunduk tanpa berkata apa-apa, meskipun aku cukup tinggi tetapi direktur lebih tinggi dariku. "Sudah siap. Silahkan berangkat ke kantor!" seraya kutunjukkan jalan.
"Did not you go with me?" tanyanya, "I can go with my own car" balasku dan dia hanya mengangguk-angguk sambil berlalu meninggalkan aku.
Berkat keluarga presedir tahun ini aku bisa melanjutkan kuliahku, tapi tentu saja ini bukanlah mengorbankan sesuatu yang mudah, di hari aku kehilangan segalanya aku meminta pertolongan padanya meskipun aku tahu perusahaannya adalah musuh serta saingan terberat perusahaanku pada saat itu jugalah aku diberi syarat menikah dengan anaknya yang selisih umurnya 15 tahun lebih tua dariku, aku justru senang karena dulu saat kecil aku mendambakannya sebagai pangeranku ketika dewasa namun tentu saja sebelum aku tanpa sengaja mengetahui rahasia terbesar di keluarga itu, inginku tidak mempercayainya namun inilah caraku untuk memegang kendali perusahaan milik keluarga Arsenna lagi.
"Nyonya mobilnya sudah siap" seketika lamunanku buyar oleh butler itu dan kujawab dengan sekali anggukan.
Kantor Makeu Group Jakarta_
"Huaaa kakak temannya pak direktur Lim kan? Tidak kusangka aku bisa bertemu kakak lagi" tanya perempuan yang mungkin sebenarnya sedikit lebih tua dariku, dia adalah sekretaris direktur Lim, dia mengatakannya karena aku pernah diajak direktur kesini tepat sebulan sebelum pernikahanku, aku sedikit bersyukur karena mereka tidak menyadari suatu hal yang penting.
"Iya, senang bertemu lagi" jawabku.
"Kakak kelihatan jauh lebih muda dari sebelumnya dan kelihatan lebih cantik tentunya" ucapnya, kuperlihatkan senyum manisku dalam hati aku berkata memang saat itu aku menggunakan make up dan style yang membuatku terlihat lebih dewasa dari umurku --19 tahun-- yang sebenarnya untuk mengimbangi direktur saat itu.
"Sungguh tampak lebih muda, ngomong-ngomong kakak mau kemana kok lewat sini?" tanyanya penasaran
"Aku ingin mengunjungi direktur Lim" jawabku
"Oh iya direktur Lim ada diruangannya, bolehkan aku menittipkan sesuatu padamu kak?" mengeluarkan setumpuk file padaku, kuulurkan tanganku untuk menerimanya dengan senyuman dan dia mengucapkan terimakasih.
Tanpa sengaja kubuka lembaran paling atas di tumpukan dokumen itu hanyalah dokumen yang butuh tanda-tangan direktur saja, sekilas ku lirik terdapat stampel perusahaan dengan nama Liem Stevee Makeu selaku direktur "Oh itu namanya" gumamku dalam hati. Kuketuk pintu ruangannya lalu tak seberapa lama ada suara yang memintaku untuk masuk saja, seseorang memakai setelan kemeja membelakangiku sambil membolak-balikkan lembaran kertas dan mengulurkan tangannya seolah meminta sesuatu, lalu kuserahkan tumpukan file dokumen yang ada di tanganku, dia berdecap keras seolah tidak menyukainya.
"Are you stupid, harus berapa kali kukatakan berikan satu per...." Seraya membalik badannya padaku diikuti omelannya yang makin lama makin halus hampir tak terdengar suaranya dengan ekspresi setengah kaget namun cepat-cepat dia tanyakan alasan kedatanganku, dan akupun hanya membalasnya singkat.
"Itu yang dititipkan sekretaris anda pada saya, saya permisi dulu karena sepertinya anda sangat sibuk" kataku dengan memasang tampang senyum ramah namun tiba-tiba di sela oleh kedatangan seorang laki-laki yang tidak asing tentu saja aku sering melihatnya bahkan ketika embel-embel honey-moon kemarin dialah pemeran utamanya yang memperkenalkan dirinya padaku sebagai staff HRD saat ini dalam artian posisi di kantor, bukan hal baru bila aku melihat mereka menyapa dengan saling melempar kecupan lalu duduk berdampingan di sofa ruangan itu, akupun segera menghambur ke pintu ruangan, urung langkahku mencapai pintu, Lim maksudku direktur Lim memanggilku.
"Are you jealous my fake wife?" tanyanya sambil merundukkan kepalanya ke dekat telinga kananku dengan tangan yang iya sembunyikan di kedua sisi saku celana setelannya, entah sejak kapan dia sudah berdiri dibelakangku.
"why? Must be?" jawabku tanpa ragu sambil membalikkan badan ke arahnya
"I want say disgusting but I realized you're my fake husband too" tambahku daguku ditariknya dengan kasar hingga leherku sakit lalu mata kami bertemu, tatapannya nanar dan sedikit gusar tampak dimatanya, dilepaskannya daguku dengan kasar hingga aku terlempar mundur hingga ambang pintu, segera kucari pegangan agar aku dapat menyeimbangkan tubuhku lagi.
"Stop it honey?" kata laki-laki yang berperawakan kecil itu namun dari caranya berpenampilan ia sangat rapi dan juga merawat diri selayaknya wanita.
"you just hurt she, aku hanya perlu memahamimu I'm ok honey with your marriage statuses, aku hanya perlu diam kan dan tetap menjalin hubungan ini supaya tidak mengundang isu buruk tentangmu yang akan merugikan perusahaan, kuasai amarahmu baby" kata-kata manisnya untuk menenangkan Lim.
"Anda tenang saja pak direktur saya tidak akanmengungkap apa-apa tentang hubungan atau orientasi seksual anda" kataku dengansedikit penekanan pada kalimatnya karena disini aku juga mencari penghidupandemi apa? Tentu saja demi uang dan mengambil alih kembali perusahaanku.
Tunggu kelanjutan kisahnya (love)
YOU ARE READING
Become Gay's Wife
RomanceBL Alert seorang gadis kehilangan segala yang dimilikinya dalam satu waktu dan akhirnya terjebak pernikahan dengan seorang gay. dengan segala konsekuensi si gadis akan tetap menjalankan misinya untuk menggambil kembali apa yang seharusnya dimilikin...