Part 2

34 1 0
                                    

Hari ini Liviny harus bangun pagi-pagi karena mata kuliahnya yang berpindah jadwal. Ia segera mandi dan membersihkan apartemennya lalu berangkat kuliah.

Jam delapan pagi ia harus sudah sampai di ruangan kelas namun sekarang ia sedang kesal karena taksi yang ia tunggu tidak kunjung datang.

Lima belas menit lagi ia sudah harus sampai namun sampai sekarangpun taksi tak kunjung datang.Ia hanya bisa berjalan cepat walaupun kemungkinan ia akan tetap terlambat mengingat jarak tempat tinggalnya yang jauh dari universitas.

Carlos juga tidak bisa membantu karena ia tidak tidur di apartemennya malam ini dan Liviny juga tidak sempat menghubunginya.

Tiba-tiba suara motor yang sangat berisik berhenti tepat di sebelah Liviny. Liviny yang sadar akan hal itu reflek menoleh dan apa yang ia dapatkan, sepupu kekasihnya James dengan senyum khasnya yang mengerikan  seperti biasanya.

"Kurasa kau membutuhkanku"ucap James.

"Kenapa kau ada disini, kau mengikutiku?"balas Liviny.

"Hey kenapa memangnya jika aku disini?"ucap James balik bertanya kepada Liviny.

"Ishh kau memang selalu tidak jelas James dan maaf aku tidak membutuhkan tumpanganmu"ucap Liviny dengan penekanan.

"Ok jika kau tidak membutuh tumpanganku aku akan pergi"ucap James seraya bersiap-siap untuk melajukan motornya.

Sebelum benar-benar pergi James berhenti sejenak untuk menoleh kebelakang.

"Apa kau yakin?"

Liviny kembali mendengar suara James kembali. Sebenarnya ia sangat membutuhkan bantuan James tapi ia terlalu gengsi dan ia juga tidak terlalu akrab dengan James.

Liviny berpikir keras apakah ia akan menerima bantuan James atau tidak.

"Ya aku yakin"ucapnya setelah sekian lama.

Mendengarnya James segera melajukan motornya namun tidak sampai satu menit setelahnya.

"Tunggu aku ikut kau!"ucap Liviny setengah berteriak sambil berlari kearah James. Ia pikir tidak ada salahnya untuk menerima bantuannya.

"Tapi kau hanya membawa satu helm yang kau pakai saat ini"ucap Liviny ragu.

James segera melepas helmya dan memasangkannya di kepala Liviny. Liviny setengah terkejut mendapat perilaku seperti itu.

Namun tidak sempat berpikir lama James segera menariknya dan berkata ia harus cepat jika tidak ingin terlambat.

Liviny yang sadar langsung menaiki motor James yang melaju cepat setelahnya.

***

Carlos sedang kesal pagi ini, ia menerima kabar pada pagi buta bahwa perusahaannya mengalami pemerosotan tanpa diketahui sebabnya.

Ayahnya selaku direktur utama perusahaan di LA  marah besar mendengar hal ini, ia segera memberitahukan kepada seluruh anggotanya terutama Carlos yang ia tunjuk sendiri sebagai direktur di cabang perusahaannya yang berada di Indonesia untuk melakukan rapat.

Setelah rapat usai pun baik manager maupun para divisi tidak bisa mengetahui apa yang menyebabkan  keuangan perusahaan mengalami pemerosotan.

Lima belas persen keuntungan yang mereka dapatkan tiba-tiba hilang. Semua anggota perusahaan harus berpikir keras agar kabar ini tidak sampai ke tangan publik mengingat perusahaan ini merupakan salah satu cabang perusahaan terbesar di Indonesia.

Carlos menerima telpon dari ayahnya seusai rapat. Ia sedang pening saat ini. Ia heran kepada orang yang dengan mudahnya meretas sistem keamanan milik perusahaannya bahkan ia sampai mengecek sendiri apakah ada celah di dalam sistem keamanannya namun ia yakin tidak ada sama sekali.

"Aku tau Dad"

"Ya aku juga baru menerimanya hari ini"

"Kurasa orang yang meretas sistem perusahaan kita baru melakukannya kemarin malam"

"Ok aku akan melakukan sebisa mungkin untuk mengatasi ini"

Carlos baru ingat ia belum menemui ataupun berbicara dengan Liviny. Ia segera menelponnya namun ia urungkan karena Liviny memberitahunya kemarin malam bahwa ia ada kuliah pagi hari ini.

Ia hanya mengirim pesan untuk menyuruhnya bersenang-senang karena mungkin seminggu ini ia tidak bisa menemaninya karena ada masalah di perusahaannya.

***

"Ehmm thank you James"ucap Liviny setelah turun dari motor James.

"Ah your welcome"balas James.

Liviny segera berjalan menuju ruang kelasnya.

"Livy!!"teraik James.

"Apa?"

"Telpon aku jika kau membutuhkan bantuanku lagi aku tidak keberatan"ucap James.

"Aku pikir apa ?! Sudah ya aku sudah terlambat"balas Liviny.

Namun tidak sampai dua langkah James kembali berteriak.

"Livy!!"

"Apa lagi?!"balas Liviny.

"Helmku"jawab James dengan menunjuk helm yang masih menempel di kepala Liviny.

"Oh..."ucap Liviny malu seraya melepas helm dan memberikannya kepada James.

"Tidak usah malu dan cepat pergilah sebelum kau terlambat"ucap James menggodanya.

"Ah apa iya terimakasih sekali lagi"balas Liviny bingung lalu segera menuruti perkataan James.

James segera melajukan motornya ketika ia sudah tidak melihat Liviny lagi. Tidak sia-sia ia membeli motor kemarin setelah ia menyelesaikan tugasnya.

Entah kenapa ia merasakan feeling yang kuat untuk membeli sebuah motor sport dan benar James dapat menggunakannya untuk membantu Liviny.

Sebenarnya ia sedikit kecewa bahwa Carlos sepupunya memilih Liviny sebagai kekasihnya walaupun hubungan mereka masih berjalan dia bulan.

Entah kenapa James tidak menyukai Liviny berhubungan dengan Carlos. Ia hanya tidak suka melihat mereka bersama, ia tidak jatuh cinta dengannya hanya saja ia ingin Liviny berada disisihnya.

James menuju ruangannya dengan perasaan senang. Ia lega dapat mengurus semuanya dengan rapi.

"Akhirnya...., Tunggu saja apa yang bisa kulakukan terhadapmu jika aku menginginkannya"gumam James dengan duduk dan menutup matanya perlahan.

Dengan alasan tertentu, ia harus bisa mendapatkan Liviny secepat mungkin.


____________________

Please komentarnya jika ada kesalahan dalam penulisan😀

Happy Reading ❤

ExtricateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang