All Of A Sudden (1)

6K 363 29
                                    

Krystal Point Of View



Suara anjing menggonggong terdengar sangat kencang di telinga gue, semakin lama suara anjing itu semakin kencang dan terus menerus. Kepala gue berat, untuk membuka mata saja rasanya sulit. Butuh beberapa waktu untuk meredakan sakit kepala gue, baru gue mulai membuka mata perlahan.

Pantulan cahaya matahari dari pintu kaca balkon kamar menusuk mata, gue mengerjab pelan mata gue untuk menyesuaikan dengan cahaya matahari. Sampai mata gue mulai terbiasa dengan cahaya, gue pun mengambil hape gue yang ternyata sumber dari suara anjing itu.

Yeah, gue sengaja bikin suara anjing jadi ringtone alarm gue, biar cepet bangunnya. Ya, gue emang cepet sih bangunnya, tapi efeknya malah kepala gue yang sakit. Sialan.

Setelah mematikan suara anjing itu, gue bangun dari posisi tidur, turun dari ranjang, dan memakai sendal gue. Lalu gue berjalan kearah balkon apartement gue, membukanya perlahan dan berjalan keluar balkon. Senyum gue merekah menatap pemandangan kota Paris di pagi hari, apalagi setiap pagi gue di sambut sama Eiffel Tower yang menjulang tinggi.

Yup, gue memang tinggal di Paris, Perancis. Salah satu kota di negara Perancis yang paling gue suka. Kota yang sangat gue impikan dulu untuk tinggal disini, dan akhirnya gue bisa tinggal disini.

Gue kenal Paris waktu gue masih memakai seragam putih-merah. Waktu itu Papa ngajak keluarga untuk  liburan akhir tahun ke Paris, gue masih belum tahu apa itu Paris, cuman kak Jess dan Mama yang antusias mendengarnya. Karena waktu itu gue masih kelas 3 SD, jadi gue belum terlalu ngerti.

Saat sampai di Paris dan Mama mengenalkan gue pada Eiffel Tower, gue mulai jatuh cinta dengan kota ini.

Kota ini mempunyai bangunan-bangunan yang unik menurut gue, ciri khas eropa yang sangat terlihat jelas dari bangunan-bangunannya. Dan nama-nama tempat sejarah yang unik juga menurut gue. Gue juga suka dengan cara orang Perancis berbicara bahasanya, terdengar unik di telinga gue.

Saat gue masuk ke SMP, kak Jess diterima di salah satu universitas yang ada di Paris melalui jalur beasiswanya, dan mendengar kabar itu tentu aja gue bangga, dan gue semakin berkeinginan untuk seperti kak Jess. Kak Jess diantar oleh Mama ke Paris untuk melanjutkan kuliahnya.

Saat memasuki SMA, Mama berencana untuk memasukkan gue di SMA yang ada di Paris. Jadi waktu itu Papa dan Mama sedang sibuk-sibuknya mengurus perusahaan, karena perusahaan Papa sedang meroket. Gue sering kali di tinggal mereka untuk urusan kerja, dan akhirnya Mama berniat untuk mengirim gue ke Paris dan tinggal dengan kak Jess.

Dan di apartement ini lah gue tinggal dari gue menginjak sekolah menengah atas sampai gue sudah berkuliah semester akhir.

Setelah kak Jess lulus kuliah, kak Jess bekerja dulu di salah satu perusahaan di Paris, karena itu termasuk dalam beasiswanya. Dan sekarang kak Jess sudah menikah. Suami kak Jess namanya kak Kris, dia adalah salah seorang pengusaha Indonesia yang keturunan China-Amerika. Dan sekarang mereka tinggal di New York, USA.

Dan gue tetap tinggal di Paris, melanjutkan perkuliahan gue seraya bekerja sambilan di salah satu Cafe yang ada dekat kampus sebagai pelayan, karena gajinya lumayan untuk menghidupi gue di kota Paris.

Ngomong-ngomong kerja, gue hampir aja lupa kalau sekarang adalah waktunya gue berangkat kerja. Karena hari ini gue mendapat shift pagi sampai siang.

Gue langsung aja berlari kearah kamar mandi dan mengganti pakaian. Yeah, gue emang lupa mandi kalau lagi buru-buru begini, nggak ada waktu lagi buat mandi. Gue hanya menyikat gigi dan mencuci muka, dan langsung berangkat ke Cafe.

Butuh waktu sepuluh menit untuk berjalan kaki menuju Blanc Cafe, Cafe tempat gue kerja. Karena sekarang gue berlari, jadi cukup tujuh menit gue habiskan untuk menuju ke Blanc. Gue masuk melalui pintu samping, dimana pintu masuk dan keluar para pelayan disana. Saat masuk, gue disambut oleh Wendy, teman gue satu-satunya yang orang Indonesia juga.

Kaistal OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang