3. Menunggu Kabar dari Dia

43 1 0
                                    

Sinar matahari pagi menerpa tubuh Melly saat dia membuka tirai dan jendela kamarnya. Udara pagi ini pun tampak segera untuk dihirup. Menambah kebahagiaan Melly di pagi hari ini. Entah karena dia dapat bantuan dari Vian agar bisa dekat dengan Riko atau cuaca yang cukup bagus pada hari ini? Entahlah saat ini yang dia rasakannya.

Sepanjang jalan dari rumah sampai ke sekolah Melly selalu tersenyum. Tanpa luntur sedikitpun senyuman itu dari sudut bibirnya.

"Hai Mel!" Sapa Fina sambil merangkul punggung Melly. Fina melihat Melly tersenyum lebar, kelihatan lebih ceria hari ini daripada hari-hari sebelumnya. "Kelihatannya, lagi seneng nih ye...." katanya. Kemudian Fina tampak berfikir sejenak. "atau jangan-jangan?." Melly langsung menganggukan kepalanya mengerti maksud Fina.

"Manfaatkan kesempatan ini dengan baik Mel, semangat!" sambil mengangkat tangan dan mengepalkannya. Memberi semangat kepada Melly.

**********

Kring....

Bel pulang sekolah berbunyi.

Melly bergegas keluar dari kelasnya menuju kelas Vian.

Sebelum sampai ke kelas Vian, ada panggilan masuk dari ponselnya. Melly melihat nomor yang tertera di layar ponselnya bahwa nomor itu tidak tercantum didalam kontaknya.

"Nomor siap ini?". Gumam Melly kemudian tanpa pikir panjang Melly langsung menerima telepon itu.

"Halo ini si--"

"Cepet ketempat parkir sekolah sekarang!" Potong orang itu kemudian menutup teleponnya begitu saja.

Melly mengangkat sebelah alisnya heran. "Perasaan aku kenal deh suaranya, siapa ya?" sambil mengingat ingat suara itu milik siapa.

"Vian!."

Melly pun baru sadar bahwa suara itu milik Vian. Kemudian Melly langsung pergi ketempat parkir sekolah.

"Dasar lelet!" ketus Vian.

"Nih pake" sambil memberikan helm pada Melly.

"Loh, emangnya mau kemana?" Tanya Melly heran.

"Udah cepetan pake!".

Melly langsung memakai helm tersebut.

"Kenapa masih disitu?, cepetan naik!" kata Vian kesal.

"Emangnya kita mau kemana sih?" Tanya Melly sekali lagi, sambil menaiki motor dan duduk di jok belakang.

"Bawel!" ketus Vian, yang kemudian melanjukan motornya.

Setelah perjalanan selama duapuluh menit, mereka berhenti disebuah toko besar dan membeli beberapa dus biskuit dan susu kotak.

"Bang entar dikirim ke alamat ini yah" kata Vian sambil meberikan selembar kertas kecil.

"Kamu beli makanan sebanyak itu buat apa?" Tanya Melly penasaran.

Vian hanya melirik Melly dan langsung menaiki motornya, menghiraukan pertanyaan dari Melly.

"Ayo naik!" suruh Vian.

Melly memutarkan bola matanya sebal. Kemudian menurut apa yang diperintah Vian.

Mereka melanjutkan perjalanan kira-kira sepuluh menit, kemudian mereka sampai di sebuah rumah yang disitu terdapat banyak anak-anak kecil yang sedang bermain. ya tempat itu adalah Panti asuhan. Ketika mereka memasuki tempat itu anak-anak kecil dari umur 5 sampai 10 tahun memanggil-manggil nama Vian.

"Kak Vian kenapa baru kesini?".

"Iyan kangen sama kak Vian" kata anak kecil itu kemudian memeluk Vian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Touch LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang