2

43 5 5
                                    

Ellen", kata pelayan dengan terkejut

 "Dimas", kata Ellen dengan nada tidak menduga

"Ellen akhirnya gue bisa ketemu Lo lagi setelah sekian lama, gue kangen banget sama Lo, apa kabar Lo sekarang??"
         Dimas memeluk Ellen tanpa sengaja saking rindunya, dengan cekatan Ellen menampar pipi Dimas membuat pipi seorang pria tampan asli Sunda itu merah dan meringis kesakitan

"Rasa sakit yang Lo rasain sekarang ga sebanding sama perasaan gue satu tahun yang lalu" ujar Ellen

"Ellen, gue minta maaf, waktu itu ada suatu keterpaksaan yang ga bisa gue jelasin" Dimas menjelaskan kepada Ellen

"Lo bilang itu keterpaksaan? Lo Dateng ke kehidupan gue dan seenaknya pergi gitu aja layaknya seorang pecundang" sembari menunjuk wajah Dimas

Ellen ingin sekali mencabik tampang polos Dimas.Selama satu tahun Ellen tidak bisa menerima kenyataan pahit itu.Karena bersama Dimas lah ia baru tahu apa artinya sebuah cinta

Tapi apa sekarang? Dimas datang ke kehidupan Ellen saat Ellen sudah membuang masa masa indah bersama nya.

"Elleenn....... Gue minta maaf sama Lo.Kita bisa bangun hubungan kita dari awal"

"What?? Bangun hubungan sama Lo  ? Ga akan pernah terjadi! Gue udah ngubur dalem dalem masa lalu antara kita.Jadi anggap aja kita ga pernah kenal." Lantas meninggalkan Dimas sambil menangis

Ellen berlari menuju hujan yang begitu lebat membasahi sekujur tubuhnya. Ellen menangis di tengah kelebatan hujan.Menurut Ellen, hujan bisa membuat hatinya senang.
      Tapi......
Hari ini hujan mempertemukan Ellen dengan insan lamanya.
      Sakit...senang....haru menyelimuti hati Ellen

Ia tak menyangka akan bertemu dengan Dimas ,mantan kekasihnya.Ketika Ellen menangis di tengah jalan tanpa ia sadari sebuah truk melaju kencang ke arah Ellen.
********
Hap,
Seorang pria tampan telah menyelamatkan nyawa Ellen.Ellen spontan kaget. Ellen menatap dengan tajam wajah pria tampan itu dan memegang erat tangannya seolah olah seperti Romeo &Juliet.

"Anda masih waras kan?" Tanya pria tampan itu.

" Maksudnya apa Lo ngomong gitu ke gue?Iyalah gue sehat walafiat, lo kira gue gila?" Ellen melepaskan genggaman tubuhnya dari pria itu.

"Gitu aja marah, gue mau kasi pesen kalo ada masalah jangan bunuh diri ya kasian nanti keluarga Lo dirumah"

"Kamu kira saya mau bunuh diri? Saya masih pingin hidup kok, jangan ngomong sembarangan dong".Dengan nada menghentak

"Sans dong, seharusnya lo berterima kasih ke gue, kalo bukan gue yang nyelamatin Lo, mungkin Lo udah mati"

"Kalo nolongin tu yang ikhlas, gue ga perlu berterima kasih ma cowok rese kayak Lo"

"Seharusnya tadi gue gak nolongin cewek bodoh kayak Lo dan gue harap ini pertemuan terakhir gue ketemu sama Lo" dengan nada tinggi

"Siapa juga mau ketemu lagi sama lo, gue harap gue ga bakal pernah ketemu makhluk hidup spesies sejenis Lo" dengan nada kesal

Ellen meninggalkan pria itu dengan kesal dan kembali ke rumah nya. Sesampainya dirumah ia mengetuk pintu dan ia tak menduga ternyata yang membukakan pintu ternyata Dimas.Ellen bingung dan kaget.

"Lo ngapain disini? "Tanya Ellen kepada Dimas

pembicaraan Ellen dipotong oleh Elsa, yaitu kakak Ellen yang selama ini menghidupi Ellen setelah kepergian orang tua mereka karena kecelakaan.

"Ini Ellen, kamu dah dateng, dari tadi ditungguin tu sama Dimas katanya Dimas mau ngomong sama kamu''

"Aku ga mau ngomong sama dia kak, tolong, suruh dia pulang, aku capek" ucap Ellen

"Dimas, kamu denger kan apa yang dibilang sama Ellen? Sekarang tolong kamu pergi, bukan maksud kakak untuk ngusir kamu, tapi kamu bisa ngerti kan? Memohon kepada Dimas untuk pergi

"Iya kak, aku ngerti, aku mungkin udah ga berarti lagi di matanya, maaf udah ganggu kakak sama Ellen" dengan nada halus dan lembut

Dimas meninggalkan rumah Ellen dengan kecewa dan menyesal atas perbuatan yang ia lakukan satu tahun yang lalu.

Ellen melangkahkan kakinya menuju kamar,ia terbaring di atas ranjang dengan bed cover kesayangan nya.Ia lalu berfikir tentang kejadian yang dialaminya tadi pagi.Ia hampir ditabrak truk.Hal itu membuat Ellen sadar akan masa lalunya yang harus dikubur dalam-dalam,ia harus mulai menata hidupnya menjadi lebih baik tanpa ada sosok Dimas.

Keesokan harinya, Ellen memakai seragam putih abu abunya.Ia sudah siap menuju sekolah nya yaitu SMA Garuda.Ia tampak begitu ceria tanpa ada beban sedikit pun.

"Kak, Ellen berangkat sekolah dulu ya, nanti takut telat nih" ucap Ellen sembari sarapan dengan sandwich buatan kak Elsa

"Yaudah, hati hati Ellen" ucap kak Elsa

"Bang Asep , ayo anter Ellen ke sekolah udah mau telah nih" ajak Ellen

Bang Asep adalah supir pribadi Ellen yang mengantar jemput Ellen jika pergi ke sekolah atau tempat lainnya.

"Iya neng,mari naik" ucap bang Asep

Ketika sudah sampai di sekolahnya, ia berlari menuju sekolah nya, sebelum pintu sekolah ditutup rapat dan ia juga tak mau berhadapan dengan guru BK.Ellen paling anti masuk BK.

Sesampainya di kelas ia bertemu dengan Eci

"Hai Ellen, gimana kemarin di kedai kopi nya? "

"Maaf Ci, gue ga mau bahas yang kemarin" dengan wajah yang tadinya ceria menjadi lesu.

"Emang ada apa Ci? (Bingung)

Ellen tak menjawab pertanyaan yang keluar dari mulut Eci.Hanya hening yang dirasakan. Eci paham kalo Ellen tak menjawab artinya ia butuh waktu untuk menjelaskan padanya.Keheningan itu dipecahkan saat guru paling  killer memasuki ruang kelas.

"Selamat pagi anak anak" ucap Bu Maya

"Pagi Buu"ucap seluruh anak dalam kelas.

"Pagi ini kelas kalian kedatangan murid baru" ucap Bu Maya

Anak anak menjadi riuh, terkecuali Ellen yang sibuk membaca novel dan tetap fokus pada novel nya.

"Gilang, silakan masuk, sekarang perkenalkan dirimu " ucap Bu Maya

Semua perempuan dikelas itu heboh.Gilang sangat gagah dengan memakai hoodie biru.

"Hallo teman teman, perkenalkan nama saya Gilang Verdiawan kalian bisa panggil saya Gilang, saya pindahan dari Bogor" ucap Gilang

"Ellen liat tuh ganteng banget Gilang, meleleh gue sekarang nih"

"Alay lo" ucap Ellen dengan santai

Ellen kemudian melihat kedepan.Ia terkejut dengan murid baru itu. Dalam hati Ellen, ia tak menyangka akan satu kelas dengan cowok rese itu.

"Gilang, kamu silakan duduk dibelakang Eci" perintah bu Maya

Gimana ya reaksi Ellen?
Ikuti kelanjutan kisahnya ya,

Segini aja dulu ya guys
Klo ada yang kurang bisa free coment
^_^^_^^_^

Jangan lupa vote yaa***

Rahasia HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang