Holaaaaaaaaaalo gaeeeeeees;*
Ya ampun udah berapa tahun ya aku udah gak muncul wkwkwk?
Ada yang kangen gak sih sama author gak jelas kek aku ini? gak ya? yah jadi sedih dah dika;(
wkwk udah ah
eh aku up loh, di baca ya
eits pencet like dulu dongs habis itu komen wkwkwk
udah ah kangen-kangenannya ntar lagi
yuk, monggo.....................
*
*
Penyesalanku bukan karena aku nggak mampu menjagamu, tapi karena bagaimana aku dengan bangganya membuatmu terluka waktu itu.
*
*
Rio memandangi foto-foto Shilla yang sengaja dia tempel di beberapa sudut dinding kamarnya. Ingatannya kembali pada masa lalu dimana dia menjalani harinya dengan penuh kebahagiaan dimana Shilla selalu mendampinginya saat dia terpuruk maupun sedang bahagia, gadis yang dicintainya itu selalu ada untuknya.
'Sayang? Hei kamu kenapa?' tanya Shilla dulu saat dirinya tengah berkunjung ke rumah kekasihnya, dan menemukan kekasihnya, Rio, tengah melamun di dalam kamarnya dengan wajah pucatnya.
Rio hanya tersenyum lemah tanpa menjawab pertanyaan penuh kekhawatiran dari Shilla.
Shilla yang menyadairi wajah pucat sang pacar langsung mengarahkan tangannya pada dahi rio untuk memeriksa suhu tubuhnya. 'Ya ampun , yang. Badan kamu panas loh ini, kamu udah ke dokter? Udah minum obat? Kok bisa panas gini sih? Aku kompres ya? Eh tapi kamu udah makan belum sih? Makan dulu ya?'
Rio lagi-lagi tersenyum, dengan sekali tarik dirinya mendekap Shilla ke dalam pelukannya membuat sang empunya menggeliat karena terkejut. "Stt aku cuma pengen meluk kamu. Lagian kepalaku jadi pusing dengerin ocehan kamu. Udah diem ya pacarku sayang.'
Shilla berdecak kesal, tanpa sadar dirinya mencubit perut Rio yang langsung membuat sang empu mengerang kesakitan. 'Sakit sayang.'
'Ya habis kamu itu, aku tuh khawatir tahu. Tahu tahu tadi bu Iyem telpon katanya tuan mudanya gak keluar kamar dari pagi, bolos sekolah lagi. Terus ini tahu tahu pacar aku yang katanya kuat kayak supermen mendadak K.O dan....'
'Dan tahu tahu rio pingsan karena pusing dengerin pacarnya ngoceh terus,' canda Rio sambil menjatuhkan dirinya kembali ke kasur dan memejamkan matanya, memperagakan seolah-olah dirinya benar-benar pingsan.
'Iiiih Rioooooooo, aku beneran khawatir tau,' Shilla mencubit gemas perut rata milik Rio dengan wajah kesalnya, membuat sang empunya mencoba menghindar lengkap dengan ringisan dan desis tertahan dari bibirnya.
Rio menggenggam kedua tangan Shilla dengan erat namun tetap berusaha untuk tidak menyakiti gadisnya. 'Maaf ya, Cuma bercanda aja kok. Aku udah baikan ini, ditambah pacarku lagi jengukin aku, makasih ya.'
Shilla yang awalnya merengut kesal lama-lama tak tahan untuk tidak tersenyum, dengan gemas di sentilnya hidung mancung Rio lalu menekan-nekannya. 'Nih biar mancung ke dalem. Rasain.'
'Nggak apa-apa kok, aku ikhlas yang penting kamu tetap sayang sama aku. Ku rela,' rayu Rio diikuti dengan kekehan gelinya dan gidikan ngeri dari Shilla.
Rio tersenyum mengingat gadisnya dulu. Gadisnya yang selalu tersenyum bila bersamanya, yang selalu manja kepadanya, yang selalu cerewet kepadanya, yang selalu pengen dinomer satuin sama dia. Dia kangen Shilla. Kangen gadis kesayangannya.
"Aku kangen banget sama kamu, Ra," rintihnya sambil mendekap foto Shilla erat-erat.
*
*
Maap ya kalau pendek?
Bakal up lagi kalau banyak yang meninggalkan jejak di update an ini wohohoho
ciyu gaes;*
ku tunggu serbuan kalian;P
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Is You
Novela Juvenil"Aku yang akan berusaha menghapus jarak yang kamu ciptakan dan menggantinya dengan tali kemudian ku rentangkan sebuah jembatan"