"Kau, benar Kim Sejeong?"Gadis itu membisu dari tadi seakan tuli dengan semua pertanyaan pria bergigi kelinci itu.
"Hei"
Ia masih membisu.
"Hei?"
Sejeong mengangguk gugup.
"Ya, Aa-aku Kim Sejeong." jawabnya bergetar.
Daniel ikut duduk disamping Sejeong,ikut membisu sambil menatap manik mata Sejeong. Membiarkan Sejeong larut dalam keterkejutannya yang dibuat sendiri olehnya.
"Aku Kang Daniel " ujarnya setelah sekian lama.
Sejeong menunduk tak berniat menghiraukan Daniel. Sibuk mengontrol detak jantungnya yang tak seirama. Menggali otak sebab apa pangeran di sebelahnya ini menghampirinya.
Daniel berdehem pelan memecahkan keheningan, sebelum akhirnya ia melanjutkan.
"Aa-ku ingin bertanya padamu,maaf jika pertanyaanku ini menyinggungmu. Kata teman-temanmu, tidak! Satu sekolah bilang bahwa kau melakukan percobaan bunuh diri di rumahmu. Itu sebabnya aku menemuimu. Apa itu benar?"
Sejeong menoleh, yang sebenarnya tak mengerti dimaksud pria ini. "Apa maksudmu?"
Daniel memijat pelipisnya menghela nafas lega, diam-diam tersenyum kecil. "Sudah kuduga, itu hanya gosip murahan"
"Tapi, mengapa kau tidak datang ke sekolah berhari-hari?"
Sejeong terdiam, bagaimana Daniel tahu? Bukankah itu hal yang gila? Tidak tidak, Daniel menghampirinya jauh lebih gila.
"Aku...memang sedang kabur dari rumah, karena orangtuaku setiap hari bertengkar" jelasnya ragu. Daniel masih menatap manik mata Sejeong yang kosong, menunggu penjelasan lanjut dari sosok gadis yang mempunyai senyum kotak itu.
"Dan, aku sempat mengirimkan pesan pada semua teman-temanku, aku bilang aku ingin pergi saja dari dunia.mungkin itu sebabnya mereka berpikir yang tidak-tidak. Maafkan aku "
Daniel menghela nafas kasar. "Sialan teman-temanmu itu."
"Tapi mengapa kau tidak mengatakannya padaku?"
Sejeong membisu dalam keterkejutannya lagi, ingin sekali rasanya mengalihkan tatapannya yang sudah terkunci dengan Daniel. Namun, Daniel seakan memaksanya untuk tetap menatap manik mata sipitnya. Semakin lama, tatapan itu semakin tajam semakin cepat pula detakan jantung Sejeong.
"Katakan padaku, Kim Sejeong. Kau kan yang memberiku sticky notes itu tiap hari?" ucap Daniel final.
Gadis itu membisu, perlahan mengerjabkan matanya lalu, dengan sempurna turun air mata di pipi mulusnya yang sedari tadi sudah tergenang di pelupuk mata.
Runtuh sudah benteng yang ia buat sedari tadi. Isakan kecil terdengar dari bibir tipisnya. Tidak, ia baik-baik saja,ia hanya terlalu bahagia.
"Iya, kau benar Kang Daniel. Aku yang mengirimkannya"
"...dan semua itu, aku kecewa kau mengetahuinya karena aku takkan bisa jadi penggemar rahasiamu lagi. Tapi, aku sangat bahagia karena pada akhirnya kau mengetahui diriku"
Daniel terhenyak, sebegitu besarkah cinta gadis ini pada dirinya? Sampai-sampai gadis ini menangis bahagia hanya karena akhirnya ia tahu siapa gadis pengirim sticky notes ini. Apa yang telah diperbuat Daniel padanya sampai ia rela mengirim jutaan sticky notes itu tiap hari?
Daniel tersenyum memamerkan deretan giginya, "Aku mendapatkan sticky notes itu tiap hari, sejak aku SMP. Kau yakin itu juga darimu?"
Sejeong mengangguk.

KAMU SEDANG MEMBACA
sticky note || k.daniel [✔]
القصة القصيرةTentang Daniel yang selalu menemukan sticky note dari secret admirer-nya. Play : Hanin Dhiya - Pupus Hanin Dhiya - Suatu saat nanti