rizal

28 1 0
                                    

   sejak itu sejak senja menyatukan anin dengan rizal. hari hari anin tampak berwarna. walaupun ada satu ketakukan yang sering muncul di benak anin tapi ia selalu berfikir bahwa rizal adalah laki laki yang baik dia tak mungkin menghianati kepercayaan anin begitu saja. anin memang bukan wanita baik tapi anin juga tak suka bila dibohongi apalagi di duakan, siapa yang suka? wanita manapun juga tak suka bila dibohongi apalagi di duakan.

   saat itu ketika anin hendak istirahat rizal datang membawakan minuman untuk anin
"hey? pasti kamu ga bawa minum kan? kebiasaan huuu"
"ih kok tau?"
"aku selalu tau tentang kamu"
"masa?"
"iya aku memang selalu tau"
"bodo HAHAHA" anin tertawa kencang membuat air matanya keluar
"nyebelinn!!!" rizal mencubit pinggang anin hingga bibir rizal menyun
"haha rizal sakit,uuutuk utuk anak capa neh jelek bangett" anin mencubit gemas kepada rizal
"IH AKU CERITANYA LAGI MARAH KOK MALAH DI EJEK SIH ANIN!!!"
"ya abis emg jelek manyun manyun macam bebek aja"
"o"
"hahaha iya deh iya yang marah, maafyah, tapi aku harus olahraga, aku olahraga dulu yah? jangan marah dong sayang"
"KAMU MANGGIL AKU SAYANG??,iya gajadi deh marahnya seneng gini aku" sambil loncat loncat kegirangan itulah rizal karna bagi rizal mendengar anin berkata manis itu adalah hal yang jarang sekali.

   setelah lari 2 keliling memutari sekolah anin duduk keringatnya bercucuran iya anin memang anak yang jarang olahraga apalagi lari benci rasanya.
anin ingat tadi rizal membelikannya minum tidak tanggung tanggung minumannya abis dalam sekejap "ahh enak", tiba tiba tanpa anin ketahui rizal tidak masuk ke kelas walaupun sudah ada guru rizal malah mengikuti anin ke lapang.
"aus ya buk?"
anin mencari suaramya ternyata itu suara rizal.
"lo ko disini? ga masuk kelas?"
"engga males di kelas gada yang diliatin"
"memangnya disini ada?" alis anin terangkat
"mau tau?"
anin mengangguk
"anindhiya maharani namanya, kamu kenal?"
anin hanya tersenyum dan pipinya memerah.
"rizal masuk kelas rizal"
"rizal gamau" sambil memanyunkan bibir
"kenapa?"
"mau disini aja adem"
"bego ini panas zal"
"kan disampingnya ada kamu? pasti adem,apalagi kamu tersenyum"
"zal galucu, masuk kelas zal tar kamu gabelajar"
"ya gapapa bagus,males liat gurunya bosenin"
"emang ada yang ga ngebosenin?"
"anindhiya!!!"
anin tersenyum malu, rizal memang selalu bisa membuatnya tersenyum tapi ia tak seharusnya membiarkan dia disini bersamanya bisa bisa anin juga yang kena marah guru oleh karna itu anin memikirkan cara yang tepat.

"zal,masuk atau aku marah?"
"marah dong"
"rizall!!!"
"anin cantik"
selalu selalu rizal selalu bisa meluluhka hati anin, bukan marah anin malah tersenyum dengan tingkah rizal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

semuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang