17.17
sore itu, ketika anin hendak pulang ke rumah. rizal menarik tangan anin sontak membuat anin berbalik,dan membuat kedua kontak mata mereka bersatu, anin melihat bagaimana cara rizal menatap ada yang membuat dia tenang dengan tatapan itu, tatapan yang membuatnya luluh."hey ada apa" hanya itu yang bisa anin ucapkan setelah meraka saling menatap.
"anin mau pulang?" rizal membuyarkan lamunannya
"keliatannya?"sifat anin yang jutek membuatnya heran
"kok ada yah manusia yang ceria tapi memiliki sifat jutek pula" batin rizal
"wkwk,iyaiya jutek amatsih, boleh ga aku temenin?
"em gausa rumahku deket kok" anin memang tidak mau merepotkan seseorang jika ia bisa melakukannya walaupun hari ini reina tidak pulang bersamanya
"pokonya aku mau antar, biar mama kamu tau kalo anaknya ada yang menjaga!".senang tapi anin belum berani mengenalkan laki laki atau membawa laki laki ke rumah karna kakanya yang keduapun belum melakukan nya padahal ia sudah kuliah.
mata anin membulat mendengar ucapannya "HAH gausah gausah serius gausah"
rizal heran dengan sikap anin yang seperti kepergok menggambil barang orang
"loh emangnya kenapa?"
anin mendengus " aku belum siap mengajak laki laki ke rumah, sekalipun itu temen aku".
"yasudah tak apa, kamu jalan saja. aku dibelakang barangkali kau terjatuh aku yang akan menolongmu"
"haha aku sudah beranjak dewasa sudah tau juga kalo jalan liat kebawah juga, jadi tak perlu khawatir rizal"
"hm sebenernya dari tadi aku menahanmu anin"
"menahan untuk apa?"
"agar aku bisa menyatakan apa yang ku rasa"
iya anin hanya diam dan tak tau maksudnya apa.
"anindiya maharani?"
"aku menyukai caramu tersenyum manis, seperti teh poci dicampur susu, aku juga menyukai matamu,indah.
bisakah aku yang menjadi pemilik senyummu anin?,bisakah kau berjalan bersamaku juga? dan bisa kah kau melengkapi kekuranganku?
anin tertawa mendengarnya "bagaimana bisa semanis teh poci?"
"anin aku serius"
"hahahaha, mau tidak yah?".anin hanya menjulurkan tangannya
"ayo jalan bersamaku,kita lalui bersama"
"jadi?jadi?"
"iya"
hari itu nampak cerah ditemani sepasang bola mata yang indah pula begitu kata rizal. rizal hanya menatap anin dan tersenyum.
meskipun anin bukan wanita idaman tapi bagi rizal anin memiliki pesona, apalagi ketika anin tersenyum manis. manis sekali.ya detik itu anin dan rizal resmi menjadi sepasang kekasih ditemani dengan senja yang manis pula begitu katanya. pipi anin yang memerah karna malu membuat dia semakin lucu. tapi hari sudah semakin sore anin harus bergegas untuk pulang.
"rizal, aku pulang yah?"
"gamau diliatin dari belakang"
"gausa, uda dong jangan bikin pipi ku semakin merah"
"hahaha anin lucu sekali kamu"
"yasudah hati hati dijalan kalo ada batu minggir yah, soalnya nanti cemburu"
"kenapa?"
"soalnya batu gabisa semanis kamu"
"HAHAHA apasi udah ah ngaco,hati hati juga yah, dadah"
"dadah pacar".

KAMU SEDANG MEMBACA
semu
Novela Juvenilsebuah cerita tentang seseorang gadis kecil yang mencintai seseorang selama 3 tahun tanpa pernah dipedulikan oleh orang yang ia cinta, cerita yang hanya bisa ku tulis tanpa bisa diulang lagi cerita yang pendek tetapi memiliki makna yang besar untukn...