Part II - Kabar baik

8 3 0
                                    

Keesokan harinya aku beraktifitas seperti biasa. Tak ada yang berubah. Aku bekerja disalah satu bank plat merah. Sudah satu tahun aku berkerja. Seperti biasa pagi ini aku kembali harus bergaul dengan orang-orang pasar. Yah! meskipun tak pantas juga disebut pasar karena masih sepi. Menurut pengelola masih banyak pedagang yang enggan pindah ketempat ini. Dengan dalih sewanya mahal atau apalah. Tapi ada untungnya bagi pekerja sepertiku, semakin sepi nasabah semakin bisa bersantai.

Disini banyak waktu kosong. Untuk menghilangkan kebosanan; ide itulah muncul. Aku dan Bintang iseng menelpon kantor lain hanya untuk menanyakan "sepi atau tidak?" Basa-basi. Ya begitulah! Karna pada kenyataannya memang yang penempatan dipasar-pasar sepertiku lebih banyak waktu senggang. Berbeda kalau dikantor unit. Sudah pasti ramai. Setelah menelpon dari satu tempat ketempat lainnya giliran tiba dimana tempat Luvi kerja.

"Tut tuut. Tuut tuuuut...

"Selamat pagi ****** dengan Luvi ada yang bisa dibantu?" Sapanya sesuai standart

"Iya selamat pagi mbak. Aku yus dari *****." Jawabku menerangkan

"Hah Yus...???" Jawabnya nampak terkejut

"Iyah mbk, aku temannya Bintang." Aku mencoba menjelaskan

Itu pertama kali aku mengobrol dengannya dan aku yakin dia tidak tau siapa aku.

Beberapa hari kemudian aku meminta kontak bbm Luvi ke Bintang.

Dan dari situlah semuanya berawal...

Setelah mendapat kontak BBM-nya aku langsung invite dan beberapa menit kemudian sudah diterima.

"PING!!!

"Siapa ya?"

"Aku Yus mbak dari ******"

Waktu terus berlalu. Hari berganti minggu dan minggu berganti bulan. Aku tak pernah bosan mengomentari setiap dia mengganti foto profi atau sekedar update status. Ya meskipun terkadang BBM-ku tidak dibalas sih. Hihihi

Aku tidak menyerah.

Sampailah suatu hari dia memposting foto seorang cowok. Dan dari situlah baru aku tau kalau dia sudah punya pacar. Aku masih belum menaruh rasa sama sekali dengannya. "Bodoh amat. Bah dia punya pacar bah nggak." Dalam hati aku menghardik.

Bbmku masih aja meluncur deras disetiap aktifitasnya.

"PING!!!

"Iya ada apa mas?"

"Mbak ada acara gak? Tanyaku

"Emangnya kenapa mas?"

"Ngopi yuk! Ajakku to the point

Entah sudah berapa kali aku mengajak tapi dia masih belum mau bertemu langsung. Tapi perjuanganku tidak sia-sia. Keesokan harinya barulah rencana itu benar-benar terealisasi. Aku menjemput dia dikantornya sepulang kerja.

Sesampainya dikedai kopi. Aku memesan black coffee dan dia memesan ice dan beberapa makanan ringan. Kami ngobrol dari mulai dimana dulu kuliah sampai bagaimana cerita bisa kerja di bank. Sampai tak terasa malam mulai semakin larut. Kami memutuskan untuk pulang. Karna besok masih harus kerja lagi.

***

Sejak pertemuan itu aku sudah semakin dekat dengannya. Kami jadi sering ketemu dan sudah tak ada lagi cuek di BBM. Untuk pacarnya?. Dia sudah putus. Entah alasanya apa putus aku juga tidak begitu peduli.

Kebahagiaanku semakin bertambah ketika ada pengumuman untuk rolling pegawai. Pada awalnya aku sangat berharap agar bisa pindah dari kantor lamaku. Tapi takdir berkata lain. Aku masih tertahan dikantor lama. Tapi kali ini berbeda. Sebagian besar teman-temanku pindah semua dan aku harus bersiap dengan teman-teman baru. "Menyesuaikan diri lagi." Kataku dalam hati. Semua orang sibuk ngomong ngalor-ngidul tanya sana-sini sampai akhirnya handphoneku berdering

Luvi

"Hallo, assalamualaikum.."

"Wa'alaikumsalam"
Aku kena rolling mas. Dan pindahnya di tempatmu...

Yes!

Alhamdulillah aku jadi sekantor sama dia. Wah bisa bikin tambah dekat ini." Kataku dalam hati.

°°°
Waktu itu aku sangat bersyukur. Entah kenapa mendengarmu menjadi satu kantor denganku menjadikanku begitu bahagia. Apa mungkin karna pertemuan pertama kita; aku sudah mulai suka denganmu? Entahlah..

°°°

(Masih) Tentangmu...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang