"Mungkin memang benar bahwa cinta bisa datang kapan saja dan di mana saja. Pantas saja, dalam sekali bersitatap, aku langsung jatuh cinta padanya."
🌻🌻🌻
Kasur berantakan, bantal tergeletak di lantai, selimut sudah tak berbentuk. Begitulah gambaran dari sebuah kamar bernuansa merah muda itu. Sang pemilik kamar tampak tak peduli, sebab yang ia pikirkan sejak tadi ialah di mana letak kaus kaki kesayangannya.
Zahra Amalia, begitulah namanya. Gadis bertubuh mungil dengan rambut sebahu yang selalu digerai. Ia merupakan anak bungsu dari sepasang suami istri, Ridwan dan Anggun.
"Mama ... Kaus kaki Zahra di mana?" teriaknya dari dalam kamar yang suaranya mampu menembus sampai dapur.Anggun yang sedang menyiapkan nasi goreng untuk sarapan, seketika terkejut gara-gara lengkingan suara anak bungsunya. Dengan sabar, ia segera meletakkan piring dan menyahut, "Makanya, Ra. Naruh kaus kaki jangan sembarangan! Sebentar, Mama bantu." Ia langsung bergegas menuju kamar anaknya dengan langkah lebar.
Di ruangan lain, seorang cowok tampan yang tengah mengancingkan seragam putih abu-abunya pun merasa terganggu. Ia segera membuka pintu dan masuk ke kamar sebelahnya. Arjuna Wiguna, cowok bermata hazel itu menggeleng tak percaya setelah melihat pemandangan abstrak di hadapannya kali ini. Bagaimana tidak? Pemandangan di depannya ini sangat jauh berbeda dengan kamarnya yang rapi dan bersih. Sedangkan, kamar sang adik ini, menurutnya lebih layak disebut gudang.
"Apaan, sih, Dek. Pagi-pagi udah teriak-teriak enggak jelas," cibir Juna sambil bersedekap.
"Jun, kamu tau kaus kaki adekmu, enggak?" tanya Anggun sambil terus memeriksa di lemari.
Juna mengernyitkan dahinya dengan tampang cengo. "Hah? Ya, enggak taulah, Ma. Makanya, Dik. Jangan dibiasain gitu dong, malasnya," gerutu Juna dan mulai ikut membantu.
Setelah beberapa menit mencari, Juna menemukannya. "Nah, ini dia!" ucap Juna seraya mengacungkan kaus kaki dengan ujung jarinya serta tak lupa menutup hidungnya.
"Akhirnya ... Kakak nemu di mana?" tanya Zahra dan langsung merampas kaus kakinya dari tangan Juna.
"Tuh, di bawah tempat tidur. Bau banget. Enggak pernah kamu cuci, ya?" tudingnya yang langsung mendapat pelototan tajam dari sang adik.
Anggun menggeleng heran dengan tingkah laku Zahra. Bahkan, ia sempat bertanya pada diri sendiri, ngidam apa saat sedang mengandung Zahra? Seingatnya, ia hanya ngidam rujak. Tidak aneh, kan?
"Ya udah, cepetan dipakai. Setelah itu langsung turun dan sarapan," ucap Anggun seraya melangkahkan kakinya, berjalan ke bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ali & Zahra (Sudah Terbit)
SpiritualRomance-spiritual _______________ TERSEDIA DI BEBERAPA ONLINE BOOKSTORE Yang mau pesan novelnya, bisa tanya-tanya aku lewat dm, ya.🤗 Blurb : Apa jadinya jika seorang perempuan rela hijrah dan mengubah penampilannya hanya demi mendapat balasan cint...