Prolog.

101 9 7
                                    

Namanya Kahfi Aksara Jingga, terlalu penyabar untuk ukuran seorang laki-laki, kalau marah lewat puisi, sedih juga lewat puisi, jangan-jangan dulu Ibunya waktu ngidam makannya puisi.

"Kahfi itu orang paling jujur kalau lagi marah" -Seno, sahabat Kahfi

"Kalau ada tugas bahasa indonesia minta tolong ke Kahfi aja, serius deh, bisa sembilan nilai lo" - Devan, kawan sekelas Kahfi

"Hah apa gimana? Gimana? Kahfi ya? LANGKA!" -Geno, teman sebangku Kahfi.

"Kahfi itu yang suka malu maluin buat bikin aku ketawa" -Atta

10.10 WIB

Kantin SMA Bimantara mulai sesak dengan ratusan siswa yang ingin memenuhi hasrat perutnya, ada yang santai-santai saja, ada yang terburu-buru di kejar waktu. Terlihat 4 orang di pojok kantin yang termasuk bagian santai-santai saja, atau bahkan sedang melawak dan menjadi tontonan satu kantin.

"Nih gua lelang kawan gua, ada yang mau sama dia gak?!"

Geno berteriak dengan bobroknya di depan orang banyak, sambil merangkul bahu Kahfi yang terlihat kalem dan tidak pedulian.

"Syaratnya apa bro?"

Geno menanyai Kahfi yang menahan tawa di sampingnya, lalu membisiki Geno dengan beberapa kriteria.

"Yang pertama bukan penggoda, udeh temen gua ini gasuka di goda, biar dia aja entar yang godain lo"

Teriakan Geno disambut riuh cewe cewe satu kantin. Lalu Kahfi membisiki kriteria selanjutnya dengan tawa yang di tahan-tahan.

"Yang kedua jago bahasa inggris!"

Teriak Geno lagi, membuat cewe -cewe di depannya semakin putus asa

"Yah gabisa bahasa inggris gimana nih" jawab salah satu cewe dikantin

"Bisanya bahasa korea gimana dong" yang lain ikut nibruk.

"Yang jago bahasa inggris? guru bahasa inggris tuh, mau lo sama mom Iren?"
Ucap Devan sambil menyikut lengan Kahfi, lelaki itu tertawa menunjukan lesung pipinya dan matanya yang hilang.

"Melek begooo"
Seno mendorong kepala Devan

"Kok lo pada yang rusuh sih anjir"
Geno mulai emosi kepada teman temannya, sementara cewe cewe di sekeliling mereka mulai berbisik membicarakan seberapa manisnya Kahfi yang duduk kalem sambil memainkan dasinya.

"Yang ketiga pinter"

"Yang ke empat suka berdiskusi"

Teriak Geno bertubi-tubi hingga membuat semua cewe di kantin itu tercengang dengan tipe seorang Kahfi yang ternyata bukan cewe biasa-biasa saja.

"Itu mau cari pacar atau cari sekretaris?"
Ucap salah satu cewe yang  tidak dikenali Kahfi namanya.

"Cari sekretaris nih bosku, sekretaris cantikkk" ucap Seno dengan suara yang di beri irama, lalu lelaki itu tos dengan Geno dan tertawa terbahak-bahak.

"Udah gitu aja! Seriusan nih temen gua ini mau cari pacar! Yang mau langsung temuin kita aja langsung ntar di kelas XII IPS 2 atau bisa dm gua di instagram, udah pada tau instagram gua kan?" Ucap Geno dengan muka yang sok di ganteng-gantengkan, sedangkan aslinya pas pasan.

"Ya gaada yang tau, lo kaga famous bego!"
Ucap Devan yang disambut tawa oleh orang-orang di kantin.

••••••

"Mau daftar ra?" Gadis itu menanyai temannya yang terlihat sedang memperhatikan 4 lelaki gak jelas di pojok kantin, acara apa lagi kalau bukan lelang cogan, astaga masa orang gateng dilelang, enggak laku? Yang benar saja

"Hah apa apaan! enggak lah" jawab Lara nge gas.

"Yaudah santuy, gausah ngegas sih" Gita menahan tawa saat memerhatikan wajah temannya kesal.

"Siapa juga yang mau sama orang galauan kaya Kahfi" Lara menutup percakapan, lalu berdiri dan membayar makanannya.

"Gitu-gitu banyak yang ngantri, ehhh malah di tinggalll laraaaaa!!"

Mengeja rasa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang