Bagian 2.

74 5 10
                                    

Kau begitu tau caranya hilang, buatku tenggelam di lautan kenang, bilang kepadaku bahwa kau akan pulang.
- Kahfi
▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂

"Bentar bentar.. Snap anak anak tentang 3 bulan berpulangnya Matahari Jingga semua, rame banget jirrr, dia siapa sih? Kok gua gatau?" Lara mengarahkan handphonenya kepada Gita, memperlihatkan story salah satu temannya yang berisikan loker yang dipenuhi bunga.

"Masa lo gatau? Kemana aja buset" Gita heran bukan main dengan temannya yang satu ini, siapa yang tidak tau Atta? Kekasih seorang Kahfi yang di ship sebagai relationship goals seantero sekolah.

"Gua baru masuk sini sebulan lalu anjir" Ucap Lara kesal, rasanya ingin mencabut satu ginjal Gita saat itu juga.

"Itu loh Atta, pacar Kahfi yang udah alm, makanya kemarin itu anak di lelang di kantin, biar move on" Jelas Gita santai

"Aaaaa dia, tau tau! Meninggal kenapa? " Tambah Lara lagi

"Karna gua santet" Jawab Gita ngasal

"Serius ege"

"Lagian siapa yang mau serius sama lo? Gaada Ra gaada"

"Ceritain dong Git, mau ya mau yaaa cantik banget pacar jimin ini" Lara membujuk Gita dengan suara yang sok di imut imutkan.

"Gua gatau ceritanya, tanya ke Kahfi langsung, cuma dia yang tau" Tambah Gita

"Gua kan gakenal Kahfi"

"Ya kenalan lah, jangan kek orang susah"

"Ya susah anjir, ibaratnya Kahfi itu langit, gua coberan. Jauh bangetttt"

"Gausah ngalai gitu bege, eh tapi iya sih muka lo kaya comberan"

"Astaghfirullah cukup sabar hamba" Lara memasang tampang teraniaya sambil mengelus dadanya, membuat tawa Gita meledak seketika.

"Kalau lo mau kenal sama Kahfi, besok dateng lebih pagi, sebelum ada orang di sekolah ini, terus lo pura-pura baca mading, Kahfi bakalan disana" Terang Gita, seperti menjelaskan suatu strategi kepada agen rahasia.

"Dia ngapain sepagi itu?" Tanya Lara penasaran

"Liat aja besok, jangan lupa ajak dia ngobrol soal puisi"

"Dia suka puisi?" Tanya Lara lagi.

"Gausah ditanya, lo kalau denger Kahfi baca puisi behhh, kaya kapal di lautan, gampang oleng" jelas Gita, membuat Lara mengangguk angguk tanda paham.

"Emang lo pernah di bacain?" Tanya Lara lagi, udah kaya wartawan.

"Enggak lah ege, Kahfi tau gua idup aja kaga pasti nih, boro boro bacain puisi"

"Terus?"

"Dia dulu sering menyusup pake pengeras suara sekolah, bacain puisi buat Atta, atau gak lewat radio sekolah" Jelas Gita lagi.

"Segitunya kah?"

"Orang ganteng mah bebas"

"Oke besok lo bangunin gua jam 5 ya!! Mau dateng awal!!" Ucap Lara berapi-api

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mengeja rasa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang