Janji makan malam

17 0 0
                                    

“Astaga, sudah jam berapa ini?” Aku bergegas bangun setelah sadar penuh bahwa aku terlambat bangun.

“Kyaaaaa...” Tiba-tiba aku tidak bisa mengendalikan keseimbangan tubuhku dan terjatuh begitu saja. Tirurit... dahiku lebam, bibir dan hidungku berdarah.

“Pasti karena aku masih belum betul-betul sadar.”

---

“Woee Bus.... Woeee Bus... Kyaaaaaa...” Lagi, aku kembali tersandung. Sekarang, kaki dan tanganku lecet.

“Semoga setelah bertemu dengannya, kesialanku akan berkurang bahkan kalau bisa lenyap sekalian untuk sehari penuh.”

---

Bukankah seharusnya dia pemotretan di sini? Kenapa sampai siang begini masih sepi-sepi saja? Aku tidak salah dengar kemarin. Dia mengatakan akan pemotretan pagi sekali di sini. Omo, apa pemotretannya sudah selesai?

“Padahal aku sudah membawa banyak bekal untuk dia dan kru. Haruskah aku ke Dorm saja?”

---

Ting Tong... Ting Tong...

“Apa dia pergi ke tempat lain? Atau tertidur? Dia kan begadang tadi malam.”

Tik...Tok...Tik...Tok

Huft sudah hampir malam dan dia tidak kembali-kembali.

“Aigoo, pabo-ya kenapa tidak meminta no ponselnya? Apa mungkin kesialanku terjadi karena aku bodoh? Makanan ini terlalu banyak kalau aku habiskan sendiri, lagian ini juga aku buatkan untuk dia. Diakan sering lapar.” Aku kembali berbaring di kursi taman yang ada di belakang Dorm.

---

“Kajja, di luar sangat dingin.” Aku bergegas bangun dan menyusul ke sumber suara.

“Seh...” Dia sudah pulang, bersama seorang yeoja. Aku memandang bungkusan kotak makan yang masih tergeletak di meja taman.

“Mungkin, dia sudah makan malam. Baiklah akan aku letakkan di depan pintu saja.”

---

:: Sehun Pov

Ting...Tong...Ting...Tong...

Siapa itu? Apa ada paparazi yang berhasil menguntit kami? Padahal tadi kami sudah sangat berhati-hati.

“Ah Ra-yah, changkamannyeo.”

Tidak ada siapa-siapa, hanya ada sebuah bungkusan di depan pintu. Jangan-jangan bom, atau

”Kotak makanan.”

Sehun-ssi, mian karena meninggalkan kotak makanan di depan pintu. Kau bisa memakannya bila nanti malam kau merasa lapar. Mian karena tadi aku terlambat datang, pasti kau kesulitan ya? Padahal aku sudah berjanji akan menjadi asistenmu dan melakukan apapun untukmu. Besok aku janji akan datang lebih awal, ne. Annyeong ^^

Jadi, dia menungguku?

:: Sehun End Pov

“Chogioooo... naega wasseoyeo... bukakan pintu untukku. Di luar dingin.”

“Buka pintunya, aku benar-benar kedinginan.” Apa dia belum bangun? Aigooo, dia kan ada jadwal awal.

“Wae? Wae? Wae? Kenapa datang pagi sekali?” masih dengan rambut yang acak-acakan sambil mengucek kedua matanya, Sehun mulai marah-marah di pagi hari tapi wajahnya tetap terlihat tampan. Aigoooo.

“Jangan marah di pagi hari, itu akan membawa kesialan. Kau tahu, aku tadi tidak tersandung ketika mengejar bus ke sini, aku juga tidak tersedak ketika sarapan. Itu karena aku memikirkanmu dari malam hingga pagi ini. Wah, daebak hanya memikirkanmu saja kesialanku hilang apalagi kalau dekat denganmu?”

Lucky OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang