Pencarian jimat keberuntungan

27 1 0
                                    

Hanya sekali saja, cukup satu kali saja aku berharap tidak tersedak ketika makan, tidak tersandung ketika berlari mengejar bus, tidak cegukan ketika harus menjawab kuis dari dosenku, tidak sakit perut ketika ujian berlangsung, dan hal-hal sial lainnya. Apa salah nenek moyangku dulu, hingga kutukan itu merusak hidupku. Tidak sekalipun, aku terlepas dari hal-hal bodoh itu. Karena selalu tersandung ketika mengejar bus aku selalu datang terlambat ke kampus, karena selalu cegukan ketika menjawab kuis maka tidak sekalipun aku mendapat nilai tambahan di kelas, karena sakit perut ketika mengerjakan ujian, walaupun aku tahu semua jawaban dari soal-soal ujian itu, waktu yang aku punya tidak cukup karena sebagian besar waktu ujian aku habiskan di toilet.

Aku habiskan uang bulananku yang tidak seberapa untuk pergi ke paranormal yang direkomendasikan oleh teman-teman satu kesialan denganku. Tidak ada satupun jimat yang mempan menyelamatkanku dari kesialan yang bertubi-tubi itu. Aku bukan tipe orang yang suka merepotkan orang lain, apalagi muncul ketakutan bahwa kesialanku akan menimpa orang yang ada di dekatku. Hingga aku menemukan sebuah artikel tentang orang yang memiliki tanda keberuntungan. Kalau kesialan bisa menular kepada orang yang ada di dekatku berarti keberuntungan juga bisa menular bukan?

Inilah yang aku lakukan sekarang, mencari seseorang yang memiliki tanda keberuntungan dan aku akan berada di dekat orang itu agar kesialanku tergantikan dengan keberuntungan yang ada di dirinya.

Orang yang beruntung memiliki tanda-tanda sebagai berikut:

1.BENTUK WAJAH YANG SIMETRIS;
2.BENTUK DAHI LEBAR DAN BERSIH;
3.BENTUK HIDUNG YANG BESAR;
4.BENTUK BIBIR BERLIAN;
5.BENTUK DAGU TERBELAH;
6.BENTUK MATA LEBAR DAN JERNIH;
7.WARNA WAJAH KEMERAHAN;
8.BENTUK TELINGA PANJANG.

“ Igo mwoya? Kau siapa? Kenapa menarik-narik tanganku?” Kali ini, aku mendekati namja yang memiliki wajah simetris yang sempurna.

“Sunbae, bisa tolong aku?” Bukan hanya namja ini yang memandang aneh kearahku tapi juga yeoja yang sedang berjalan di sampingnya.

Dia tidak menjawab dan hanya mengerutkan alisnya.

“Bolehkah aku berada di dekatmu?” dan jawabannya adalah

“Kyaaaaa... kau ingin mati ya? Terang-terangan menggoda namcing orang?” disertai jambakan yang sangat kuat, rambutku rasanya rontok hampir separuh.
---

Kalau saja tidak dilerai, mungkin sekarang aku sudah botak. Yeoja macam apa yang wajahnya terlihat manis tapi sifatnya lebih menakutkan dari Eommaku ketika marah?

Lagi, sekarang seorang namja dengan dahi lebar dan bersih lewat di depan mataku. Tanpa berpikir panjang, aku menarik tangannya tentu saja karena dia seorang diri dan tidak sedang berjalan dengan yeochingnya. Dia hanya menoleh, tersenyum dan

“Wae? Kau ingin jadi teman kencanku satu malam? Aku akan memberi tarif khusus untukmu.” Eng ing eng... aku rasa dia namja yang suka menggoda ahjumma yang kesepian, dan dahinya yang lebar dan bersih itu hanya hasil dari operasi plastik saja.

“Aniyeo, mian aku salah orang.” Segera aku kibaskan tangannya dan melangkah secepat mungkin, karena setahuku kaum-kaum mereka itu pantang menyerah kalau mencari mangsa.

“Sialnya, kenapa mencari orang baik-baik dan penuh keberuntungan di tempat seperti ini?” aku baru menyadari kalau aku sedang berkeliaran di sebuah tempat lokalisasi di distrik Gangnam.
---

Sudah semua orang dengan tanda-tanda keberuntungan aku dekati tapi tidak satupun yang bersedia membantuku atau malah mereka menambah kesialanku saja. Aku putuskan untuk pulang dan mengunci diri di rumah saja. Sudah tidak ada harapan, aku mungkin tidak akan lulus dengan nilai-nilai buruk itu, percuma belajar sekeras apapun kalau kesialan ini masih menempel lekat di tubuhku.

Lucky OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang