I'm With You

15.5K 1.1K 35
                                    


Guys, sorry. Saya memutuskan kalau cerita ini batal jadi Oneshoot.

So, enjoy the chapters. Because i love the detail of the story.

sangat direkomendasikan baca sambil dengerin lagunya :)




"And when the whole damn world don't know what they got 'till it's gone, I love you."




Lisa mengakhiri lari paginya dengan berhenti di sebuah kedai kopi langganannya yang terletak di jalan Apgujeong, dekat dengan apartemennya. Udara pagi masih terasa lembab akibat hujan deras semalam. Pagi yang sangat pas untuk menikmati kopi. Lisa merapikan poninya sebelum memasuki kedai sederhana tersebut. Kedai itu menyajikan kopi dan susu kesukaan Lisa, oleh sebab itu ia senang sekali berkunjung. Memang tidak semewah café-café yang mengelilinginya, namun cita rasa di kedai kopi tersebut patut diancungi jempol.

Sampai di dalam kedai kopi, Lisa mencari tempat duduk yang biasa ia tempati, yaitu berhadapan dengan meja kasir. Lisa melirik ke meja itu, ada seorang gadis muda yang berdiri di sana. Saat matanya bertatapan dengan Lisa, Lisa mengangkat tangannya. Gadis itu segera menyuruh temannya untuk membawakan buku menu ke meja Lisa.

"Selamat pagi. Apa anda sudah ingin memesan?" tanya gadis muda itu ramah.

"Americano, seperti biasa."

Gadis itu mengangguk. Lagipula ia sudah biasa melihat Lisa datang setiap pagi. Hanya saja Lisa tidak ingat namanya. Satu-satunya pekerja yang dikenal Lisa di kedai ini adalah Jennie. Dan gadis itu tidak terlihat pagi ini. Lisa sedikit kecewa, karena faktor utama ia datang ke tempat ini adalah gadis tersebut.

Kim Jennie.

Ia tahu tindakannya menggambarkan seorang pengecut. Selama ini Lisa hanya memperhatikan Jennie dari jauh. Terkadang jika mereka bertemu pandang Lisa hanya tersenyum kecil dan dibalas gadis itu dengan senyum ramah. Lisa tidak pandai bersikap manis layaknya gadis-gadis seusianya. Ia hanya duduk berlama-lama di kedai itu sambil membaca bukunya—meskipun ia tidak sepenuhnya konsentrasi—dan sesekali mencuri pandang ke meja kasir, tempat dimana Jennie menyambut para pembeli dengan senyuman manisnya.

Lisa akan tersenyum menyaksikan semua itu. Ia berharap tidak ada yang menyadari keanehannya.

Apakah Jennie mengenalnya? Lisa tidak tahu. Jennie tidak pernah bertanya dan Lisa pun tidak pernah memulai pembicaraan. Interaksi mereka hanya sebatas penjual dan pembeli.

Lisa mengingat kembali hari apa ini. Hari Senin. Seharusnya Jennie datang karena hari liburnya adalah Minggu dan Selasa. Lisa mulai resah, meskipun kopinya sudah dalam perjalanan menuju mejanya.

"Ini pesanan anda, Nona."

"Kamsahamnida. Ehmm, maaf. Apa...Kim Jennie-ssi tidak hadir hari ini...," Lisa berhenti sejenak untuk membaca name tag gadis tersebut. "Chaeyoung-ssi?"

"Eoh, Jennie Eonnie? Ya, dia meminta izin untuk tidak masuk hari ini. Tapi besok dia akan masuk, meskipun hari liburnya," jawab Chaeyoung lalu melirik ke meja kasir tempat gadis yang diduga adalah anak dari pemilik kedai ini. "Bos kami tidak memberi libur dengan percuma."

Lisa mengangguk-anggukkan kepalanya. "Oh, begitu. Apa Jennie-ssi sakit atau ada keperluan mendadak?"

Chaeyoung menatap Lisa dengan penasaran. Tentu saja ia heran mengapa Lisa bertanya hal pribadi seperti itu. Menyadari perubahan wajah Chaeyoung, Lisa buru-buru menambahkan.

As You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang