Raka. Seorang Pria tampan yang mampu membuat wanita terkesan melihat kharisma nya. Hampir semua wanita di sekolahnya mengharapkan Cintanya. Tapi hanya ada satu wanita yang sampai saat ini tidak tertarik dengannya. Disetiap pertemuannya pun selalu dibumbui pertengkaran dingin diantara mereka. Ntah apa yang membuat mereka tak akur seperti itu. Intinya, mereka terlihat seperti 'Tidak akan bisa disatukan'.
Alea. Seorang Wanita Cantik yang hampir semua Pria menatapnya disaat ia melewatinya. Ntah apa yang ada dipikirannya soal Raka 'Si Pria tampan disekolah', intinya dia tak suka melihatnya. Menurutnya, setiap bertemu pria itu, pasti saja ada suatu masalah yang terjadi. Dan itu yang membuat mereka sampai saat ini tak akur.
•••
Suara langkah kaki yang cepat begitu terdengar di lorong sekolah. Setiap langkahnya diikuti oleh desahan nafas yang tak teratur. Semua mata pun tertuju padanya. Ntah karna langkahnya yang terburu-buru, atau karna parasnya yang cantik itu.
"Eh sorry,"
Wanita itu tak sengaja menabrak seorang pria yang kebetulan sedang berjalan santai didepannya.
"Lo?! Lo kira nih sekolah punya nenek moyang lo, ha? Jalan santai kek gitu. Kalo mau jalan santai, sono jalan di catwalk! Biar sekalian ngegaya,"
Wanita itu tersentak saat melihat Pria yang ia tabrak tadi ternyata Pria yang selalu membuatnya dalam masalah.
Pria itu pun menyipitkan matanya.
"Heh, Lo yang salah, kenapa jadi Lo yang marah? Seharusnya tuh Lo yang minta maaf, Lo sendiri jalan ga liat-liat,"
Mendengar jawaban Sang Pria, menurutnya ada benarnya juga. Seharusnya ia lihat-lihat meski sedang terburu-buru. Tapi, karena Ia tak ingin ketinggalan urusan, ia pun tak menghiraukan Pria itu, dan langsung berlalu pergi menuju tempat yang ia tuju.
"Dasar Cewek rese! Bukannya minta maaf, malah kabur gitu aja." Dengan senyum yang terkesan sinis, pria itu pun melanjutkan jalan santainya tadi.
Menurutnya, jalan terburu-buru itu tidak lah penting. Itu malah membuat keadaan menjadi rusuh seketika.
Mata tajamnya pun tak sengaja menyorot pada Sesosok wanita yang barusan sudah membuatnya kesal.
Wanita itu terlihat sedang memohon pada seorang Pria paruh baya dihadapannya."Raka!"
Aksinya pun terhenti saat seseorang terdengar memanggil namanya. Pria bernama Raka itupun berbalik dan mencari siapa yang memanggilnya.
"Hai Raka!"
Raka yang melihat siapa orang itu pun langsung tercengang saat tau siapa yang memanggilnya barusan.
"Ihh, Rakaa.. Samperin kek, aku tuh kan capek kalo harus lari-lari ngejar kamu,"
Raka pun menaikkan alisnya satu. Ia kembali tersenyum sinis setelah terakhir kali ia melakukannya tadi.
"Lo sehat,kan?" Tanya Raka dengan senyum sinisnya.
"Ihh, Raka.. yaiyalah sehat, kalo sakit kan aku ga akan masuk hari ini," dengan percaya dirinya, wanita itu malah memeluk pinggang Raka secara spontan. Dan dengan sigap, Raka langsung melepaskan tangan yang melingkar pada pinggangnya itu.
"Kalo Lo sehat, kenapa gue yang harus nyamperin Lo? Sedangkan, disini Lo yang manggil gue. Itu berarti, Lo yang butuh gue. Jadi Lo ngapain nyuruh gue nyamperin Lo,"
Raka pun kembali melanjutkan perjalanan nya menuju kelas. Sesekali ia melihat ke arah wanita yang tadi pagi sudah membuatnya kesal duluan. Ia terlihat masih memohon. Dengan rasa penasaran, Raka pun berjalan menghampiri. Ia berniat untuk melewatinya. Karena menurutnya, ikut campur dalam permasalahan seseorang itu tidak ada gunanya.
"Pak, saya mohon pak. Saya tau kalo saya ini telat. Jadi saya bakal terima apapun hukumannya, tapi saya mohon untuk ngga ngurangin nilai saya itu pak,"
"Kamu itu sudah terlalu sering masuk telat pelajaran saya. Dan saya bingung mau kasih hukuman apa lagi untuk kamu. Jadi lebih baik saya kurangi saja nilai kamu, biar kamu tahu rasa"
,"Obrolan itu sangat terdengar saat Raka sengaja melewati nya. Raka tersenyum miris mendengarnya. Ia merasa, bahwa dendamnya terbalas sempurna pagi ini. Raka pun melanjutkan jalannya menuju kelas.
Dengan kedua tangan yang ia masukkan ke dalam kantung celana, dan kepala yang ia tundukkan itu cukup membuat para siswi di sekolah terpikat akan pesonanya.
"Hai Raka!"
"Selamat Pagi, Raka..!"
"Raka, liat dong jangan nunduk aja,"
"Rakaaa..."
Sapaan demi sapaan yang terlontar dari setiap wanita yang ada, tak cukup menarik perhatiannya. Ia tidak merubah aksinya. Ia masih saja cuek dengan menundukkan kepalanya.
Hingga ia sampai di kelasnya.'XII-IPS 2'
Sudah terdengar suara gaduh didalamnya. Itu sudah menandakan bahwa guru pelajaran pertama hari ini belum datang. Raka pun memasuki kelas. Seketika Kelas pun menjadi hening saat Raka masuk. Raka yang was-was akan adanya guru, langsung mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan.
Dan nyatanya, Nihil. Tidak ada Guru di kelas ini. Melainkan murid-murid yang sedang sibuk beraktivitas masing-masing. Dan yang paling membuatnya risih adalah Sekumpulan Siswi di kelas, kini sedang memandangnya dengan tatapan lapar. Ya! Aneh memang. Menurutnya, di kelas ini ia merasa bahwa ia menjadi santapan untuk para Siswi disini. Hanya karena, tatapan itu.
Raka pun bergidik ngeri, dan langsung menduduki tempat duduknya."Hey,bro!"
Seorang pria tiba-tiba menepuk bahunya dengan keras. Raka pun hanya membalasnya dengan tatapan sinis padanya.
"Wey, kalem bro. Masih pagi nih, jangan sinis gitu Napa?"
Raka pun tidak menghiraukan Pria itu dan malah menelungkupkan wajahnya diantara kedua tangannya di atas meja.
"Duh,Raka,Raka.. Kapan sih seorang Raka Putra Azhari jadi Humble? Punya sifat tuh jangan dingin ngapa? Lu mau, jadi perjaka Tua,ha?" Ucapan Pria itu cukup untuk mengusik ketenangan Raka pagi ini.
Raka pun langsung menjitak kepala Pria itu.
"Lo sobat gue bukan,sih?" Tanya nya pada Pria disampingnya itu.
"Ya iyalah, justru karna gue sobat lu, gue tuh selalu merhatiin sifat dan sikap lu. Tapi gue perhatiin, lu tuh terlalu dingin jadi orang,"
Seketika Raka tertawa kecil mendengarnya. Dan pria disampingnya itu pun hanya memandangi nya dengan tatapan bingung.
"Vino,Vino.. Kalo Lo sobat gue, Lo juga gaperlu nanyain soal itu,"
Raka pun kembali dalam posisi nya tadi.
Pria disamping yang bernama Vino itu pun hanya menggelengkan kepalanya pelan, melihat sikap sahabatnya itu.
Ya, begitulah. Dingin dan Keras Kepala, itulah deskripsi singkat akan Sahabatnya itu.Hai, Readers!
Ketemu lagi nih sama si Author amatir😂
Nih Author bawa cerita baru..
Ikutin aja dulu ceritanya. Hehe..
Yakin ko, cerita ini seru..
Selalu di ingat ya, Readers!
Biasakan Vote and Comment!
Hargai setiap karya yang udah Author buat. Jangan cuma bisa jadi pembaca gelap.
Itu gaada gunanya😊
Dan Author minta, kalo ada kesalahan kata (typo) mohon di beritahukan ya lewat kolom Comment nya, Readers..
Dan, berikan saran untuk Author ini ya..
Sebisa mungkin, Author akan selalu menghargai setiap pendapat kalian ko:)
Udah ah, Note nya kepanjangan hihi😅
Byee, Readers.. 🤗
Sampai ketemu di Part selanjutnya🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Alea
RomansaRaka. Pria Dingin di sekolah layaknya es di Kutub Utara. Yang mencintai seorang wanita dengan cara yang berbeda. Sikap Dingin nya ini lah yang mewakili perasaannya. Cara yang berbeda tapi tetap satu tujuan. Yaitu, Cinta. Alea. Wanita yang selalu dij...