Keyword: Memanjat
“Semua tentang dirinya adalah kabar mencengangkan. Aku mempercayainya tapi haruskah aku percaya untuk yang satu ini?”
__________
Sarah memijat pelipisnya, ia lepaskan kacamata bulat dan menghela nafas berat. Andai saja tadi pagi dia tidak terlambat, dia tak akan kehilangan waktu istirahatnya sebagai ganti waktu yang terbuang sekaligus agar dia tak harus kerja dengan waktu tambahan.
Gadis itu memperhatikan rekan kerja sesamanya, satu-persatu dari mereka masuk ke dalam ruang kerja masing-masing.
"Sarah? Kenapa tidak istirahat?" tanya Jean menghampiri Sarah.
Sarah menoleh. "Tugasku masih banyak, Je." Sarah membalas tak ada niat.
"Perlu kubantu?"
"Tidak per--"
"Sarah! Sudah dengar kabar paling hangat hari ini?"
Tiba-tiba Satley--teman Sarah--datang begitu saja memotong ucapan Sarah. Dengan gayanya yang kecentilan Satley melirik ke arah Jean.
"Permisi, Tuan. Apakah aku boleh berbicara berdua saja dengan Sarah?" tanyanya dengan nada yang dibuat-buat.
"Kenapa? Aku juga ingin ikut," ujar Jean.
"Ini pembahasan perempuan. Memangnya kau berjenis kelamin sama seperti kami?" Masih dengan nada sini yang dibuat-buat, Satley menjawab ucapan Jean.
Jean mengangkat kedua tangannya ke udara, menyerah. Jika memang ini adalah pembahasan perempuan, dia tak akan mau ikut campur. Kemudian Jean pergi meninggalkan Sarah dan Satley.
"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Sarah ketika Jean sudah jauh dari jangkauan keduanya.
Alih-alih langsung menjawab pertanyaan Sarah, Satley justru merogoh saku pakaiannya. Dia mengeluarkan balok panjang pipih dari sakunya. Tangan gadis itu beberapa saat menari-nari di atas layar benda bernama ponsel itu.
Sedetik berikutnya, tanpa berkata apa-apa Satley mengarahkan layar ponselnya tepat di depan wajah Sarah. Membuat gadis itu sedikit terkejut.
Awalnya Sarah tak mengerti apa yang dimaksud Satley menunjukan sebuah situs portal berita yang lumayan terpercaya di kalangan pengguna internet itu. Namun, dia segera tersentak ketika membaca judul artikel yang dibuka oleh Satley.
'Alfred Bennedic Akhirnya Melepas Masa Lajang. Menampik Rumor Gay Dirinya!'
"Apa maksudnya?" tanya Sarah memastikan.
"Apa kau tak tahu jika tunanganmu itu sempat heboh karena rumor dirinya yang gay? Sekarang rumor itu mencuat ke permukaan lagi karena berita pertunangannya denganmu," balas Satley.
Sarah menggeleng. Dia memang bukan tipe perempuan yang gemar mengikuti gosip-gosip panas. Baginya daripada membuang waktu untuk mencaritahu berita yang belum tentu benar, dia lebih memilih untuk berdiam di dalam kamar menonton film kesukaannya.
Satley menepuk bahu Sarah cukup kuat hingga membuat tubuh Sarah terdorong ke depan. "Kau ini! Lalu apa gunanya internet jika berita mengenai tunanganmu yang lagi hangat saja tak tahu?" gerutu Satley.
"Apa hubungannya? Toh, setahuku dia bukan seorang gay, 'kan?" tanya Sarah balik.
Satley tak menjawab. Dia menghentakan kakinya, kesal. Pipinya menggebung besar.
"Terserah ah. Kau ini tak acuh sekali dengan keadaan!" omel Satley lalu meninggalkan Sarah tanpa permisi.
Sarah menggeleng-geleng melihat kelakuan Satley. Kemudian melanjutkan pekerjaannya lagi, tapi tiba-tiba saja judul artikel yang tadi memenuhi otak Sarah.
Benarkah dia gay?
Alfred pelaku penyimpangan sosial?
Apa itu sebabnya tadi malam dia tak melakukan apapun padaku meski aku sedang tak sadar?
Argh!!! Aku akan menikah dengan seorang gay?
Berbagai argumen terus berterbangan dalam otak Sarah. Dia menggeleng lalu menarik rambutnya, frustrasi.
Tangannya mengarah ke keyboard di hadapannya. Dia membuka situs internet lalu mengetikan sebuah kata kunci. Tak lama kemudian berbagai berita mengenai Alfred muncul.
Ternyata benar, pria itu pernah heboh karena rumor gay. Parahnya, lumayan banyak orang yang percaya dengan rumor itu hingga membuat Sarah terus memanjat, menggali berita apapun mengenai Alfred.
Namun dari semua portal berita yang dia buka, mereka menyatakan jika Alfred belum mengkonfirmasi benar-tidaknya berita tersebut. Hal itu semakin membuat Sarah bingung harus percaya yang mana. Tapi jika dilihat dari reaksi Alfred ketika mereka berdua saja membuat Sarah curiga jika berita itu memang benar.
Sarah menepuk pipinya keras. "Tidak-tidak! Jangan langsung ambil keputusan!" marahnya pada diri sendiri.
Lalu gadis itu segera menutup situs berita yang dia buka dan melanjutkan perkerjaannya. Masalah benar atau tidak, dia sudah bulat untuk menanyakannya langsung pada Alfred nanti.
~~~ つ°ヮ°)つ ~~~
Hari sudah mulai gelap. Sinar matahari sudah menghilang sejak beberapa saat yang lalu.Sarah mengeliat di balik meja komputer, meregangkan otot-otot yang kaku akibat terlalu lama duduk di depan komputer. Kemudian dia membereskan meja kerjanya yang berantakan.
Baru setelah semuanya beres, dia mengirim sebuah pesan ke Alfred.
📱Sarah: Kau di mana?
Tak lama kemudian balasan dari Alfred datang.
📱Alfred: Aku sudah berada di depan kantormu.
Sarah menggerutu ketika membaca balasan dari Alfred. Pria itu ... selalu saja seperti ini. Lebih memilih menunggu daripada harus menjadi pihak pertama yang mengirim pesan.
Gadis itu menghela nafas berat, menstabilkan emosinya sebelum bertemu Alfred. Menit berikutnya dia sudah beranjak keluar lalu masuk ke dalam mobil Alfred.
Sepanjang perjalanan tak ada satupun percakapan yang terjadi. Meskipun keduanya sudah sering bertemu, tapi rasa canggung tetap saja menjadi selimut saat keduanya tengah bersama-sama.
Sarah melirik ke arah Alfred. Sebenarnya sejak tadi gadis itu sedang mengumpulkan keberanian untuk bertanya kepada Alfred. Akan tetapi setiap dia ingin membuka mulut, lidahnya langsung terasa kelu.
Tarik nafas, hembuskan. Tarik nafas, hembuskan. Sarah berkali-kali melakukan hal itu. Sampai akhirnya dia berani menatap Alfred lalu berseru, "Alfred?"
Sarah memanggil sekaligus menjadi pembuka pembicaraan.
Alfred memutar bola matanya. "Ada apa?"
Sarah menutup matanya sejenak. Tak lama setelah itu akhirnya pertanyaan sakral berhasil meluncur keluar dari mulut Sarah.
"Apa benar kau seorang gay?"
__________
To be continued.
Next or no?
Please kasih komentar, atau masukan apapun ya...
Beritahu aku kalo ada typo dan sebagainya. :)See you ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Gaslighter
RomanceSarah Bonaventur tiba-tiba dijodohkan dengan pria bernama Alfred-si penerus tunggal keluarga Bennedict yang terkenal akan keberhasilan mereka menguasai pasar properti-tanpa alasan yang dia sendiri tidak tahu Kedua insan itu tak memiliki perasaan sat...