Part 3❄Missing

1.5K 113 14
                                    

Sujin menopang dagunya pada balkon didalam kamarnya. Ah, dunia diluar sana sungguh merepotkan. Bagaimana bisa hidupnya tak sebebas saat itu? Menjadi seorang artis ternyata tak terlalu menarik. Tentang semua kehidupannya, sepertinya orang-orang diluar sana begitu ingin tau tentang dirinya.

Sujin mengambil ponselnya karena mengingat foto yang diunggah oleh Kim Kai beberapa waktu yang lalu kini membuat Sujin memijit pelipisnya karena merasa pusing. Ck. Dasar pria itu. Lihatlah! Karena hasil kreatifitas jari tangannya itu, kini ia dibanjiri oleh komentar negatif dari para penggemar pria itu.

'Artis sekelas Kang Sujin pasti hanya memanfaatkan ketenaran Kim Kai.'

'Ia tak cocok dengan Kai, tampanku!pangeranku!'

'Yah dia itu hanya jalang tak tau diri!'

'Jalang itu ternyata sudah merasa dirinya menjadi artis populer ya? Makanya ia selalu saja bersikap sombong!'

'Ck. Aku tak tahan Kai bersama jalang itu! Mati sana!'

'Benar! Lebih baik aktris baru Sujin itu mati saja!'

'Sujin tak layak hidup! Dia bermuka dua!'

'Sifat Sujin yang asli pasti lebih buruk!'

'Sujin itu adalah manusia yang terburuk!"

"Kai pasti sudah tersihir oleh gadis licik itu!"

"Sujin hanya memanfaatkan kekayaan Kai saja!"

"Yah, Sujin itu..."

"Sial! Ini semua karena Kai!" Sujin segera menghentikan acara membuka media sosialnya. Ia menghembuskan nafasnya kasar. Ah, kehidupan seseorang tidak ada yang sempurna bukan?

Sujin memilih duduk dibangku yang ada dibalkon kemudian mengambil sebatang rokok dari tasnya. Diam-diam, selama beberapa bulan ini ia selalu menghirup bau tembakau itu beberapa kali. Menurutnya selain alkohol, rokok juga bisa menghilangkan rasa stresnya.

"Ck. Apa aku harus menjernihkan pikiranku dulu ya?" Sujin bergumam disela ia menikmati menghisap rokoknya itu. Gadis itu bahkan menghembuskan asapnya kearah luar kamar beberapakali dan bernafas sedikit lega.

Untungnya kamarnya ini sangat pribadi baginya, ia tak menginjinkan siapapun berhak masuk kesini. Jadi ia akan merasa tenang jika para pengganggu sialan itu berusaha untuk menghentikan aksinya ini.

Brakk!!!

Sial. Seharusnya ia mengunci pintunya tadi.

"Sujin! Bukankah sudah appa bilang jauhi ganja itu!" Ck. Sial. Penganggu lain tiba-tiba datang. Seorang pria diusia setengah abadnya kini terlihat menahan amarahnya.

"Astaga, ternyata aku lupa menutup pintu." Itu adalah kalimat balasan dari Sujin atas situasinya saat ini.

"Yak! Anak sialan! Apa kau tak mendengarkan appamu ini? Berhentilah mengkonsumsi ganja itu! Jadilah wanita yang sempurna seperti yang sudah kaulakukan selama ini!" Sujin berdecak. Ganja? Ini hanya rokok biasa, kenapa juga 'ayahnya' terus menerus berkata jika itu adalah ganja? Ah, mungkin benar. Seharusnya ia mengkonsumsi obat terlarang itu saja sekalian!

Lalu kata-kata tentang 'wanita sempurna' yang telah disebutkan itu, ia rasa tak cocok untuknya. Ia hanyalah pion ayahnya! Tak lebih dari itu!

"Sampai kapan appa selalu memperlakukanku seperti ini? Aku bukanlah pajangan appa. Aku manusia. Aku juga tak sesempurna yang appa pikirkan." Sujin menyudahi acara merokoknya lalu mencoba menatap wajah marah ayahnya itu.

Who Are You?•KyuhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang